7. Jedag-jedug

5.5K 178 1
                                    

Suasana canggung begitu terasa dalam mobil yang sedang dikendarai oleh sepasang suami istri yang baru beberapa hari lalu menikah. Setelah kejadian Evan yang mencium Ana pagi tadi mereka memang belum saling bicara.

Ana duduk gelisah dalam mobil, sesekali matanya mencuri pandang ke arah lelaki yang tampak fokus pada kemudinya. Melihat apakah dia merasakan kegugupan yang sama seperti yang tengah dirasakannya kini, namun melihat Evan yang mengemudi dengan tenang membuat Ana mendengus pelan, ternyata hanya dirinya yang dilanda gugup sedangkan suaminya tampak biasa saja.

Evan merasakan kegelisahan Ana dan dia juga tahu kalau sedari tadi gadis itu mencuri-curi pandang ke arahnya. Mungkin Ana berpikir kalau Evan tenang saja setelah yang dilakukannya pagi tadi pada gadis itu namun sebenarnya lelaki juga merasakan kegugupan yang sama seperti Ana.

Evan memang terlihat fokus mengemudi, namun dibalik itu semua dia berusaha mati-matian untuk mengontrol dirinya agar tetap terlihat tenang di depan Ana karena dia tidak ingin gadisnya melihat kegugupannya.

Mobil yang di kendarai Evan sudah sampai di depan gerbang sekolah Ana. Saat Ana akan membuka pintu mobil,  Evan menahannya membuat Ana membalikan badannya menghadap lelaki itu.

"Mmm ... soal ... tadi pagi..." Evan menggantungkan kalimatnya tak tahu harus berbicara apa pada Ana.

Ana mengigit bibirnya menanti Evan melanjutkan ucapannya.

"Kenapa kau selalu saja menggigit bibirmu?" ucap Evan dengan Geraman tertahan. Tak tahukah Ana perbuatannya memancing sesuatu yang mati-matian berusaha Evan pendam.

"Hah, apa?" Ana mendongakan wajahnya terkejut dengan pertanyaan Evan.

Evan mengelus lembut pipi Ana kemudian mendongakkan dagunya agar menatap wajahnya. Ana memejamkan matanya melihat Evan mulai mendekatkan wajahnya, mungkinkah lelaki itu mau menciumnya lagi?

Wajah Evan semakin mendekat dan....

Cup

Evan memang mencium Ana tapi bukan di bibir melainkan di kening, lelaki itu menciumnya dalam dan lama membuat perasaan hangat menjalar di dada gadis SMA itu.

Evan melepaskan ciumannya dan menatap Ana dalam. "Masuk gih, nanti pulangnya aku jemput," ucap Evan pada Ana namun Ana hanya diam saja masih terhipnotis dengan tatapan Evan.

Evan mengernyitkan keningnya melihat Ana yang masih diam

"Ana..."

"Ana," panggil Evan lagi namun kali ini sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Ana membuat gadis itu tersadar.

"Hah, apa Om?" jawab Ana gugup. Evan tersenyum lembut melihat Ana gugup, membuat lagi-lagi jantung Ana berdetak tidak normal.

"Nanti pulangnya aku jemput," ucap Evan lagi.

"Oh, iya..." Setelah mengucapkan itu Ana langsung membuka pintu dan turun dari mobil.

Evan langsung menjalankan mobilnya  tak lama setelah Ana turun. Ana memegang dadanya, "Ya, Tuhan ... kenapa jantung aku selalu jedag jedug yah kalau om Evan bersikap manis?" lalu Ana juga menangkup kedua pipinya yang terasa panas. Ia yakin pipinya sudah berubah warna menjadi kemerahan seperti kepiting rebus.

****

Waktu menunjukkan pukul satu siang, Ana berjalan keluar kelas. Saat dirinya akan sampai gerbang sekolah dia melihat mobil Evan sudah menunggunya.

Ana memegang dadanya yang berdetak lebih cepat padahal yang dilihatnya baru mobilnya Evan, lalu bagaimana jika dia sudah bertemu suaminya? akankah jantungnya akan melompat keluar dari dadanya?

My Old Husband RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang