Not Perfect Exist

686 133 11
                                    



Tet-tet-tet

Suara alarm jam terdengar, membangunkan Karina  yang berada di ranjang empuknya. Dengan tubuh yang lemah dan mata terpejamnnya, tangannya berusaha menemukan alarm yang tersimpan di atas meja kecil di samping tempat tidurnya.

Tap!

Winter menarik tangannya kembali setelah mematikan alarm yang berada di sampingnya. Ia menguap pelan, menggeliatkan tubuhnya sejenak. Menghidupkan ponselnya dan mengecek pesan-pesan yang masuk. Hingga akhirnya ia membuka selimutnya dengan kuat. 

Kreek

Ningning membuka gorden jendela tokonya. Matahari yang hangat pun telah berpetualang menghangatkan ruangan toko milik keluarganya itu. Ia sudah berseragam lengkap hendak ke sekolah. Namun, ia memilih membantu Ayahnya untuk membereskan toko.

"Pergilah, cuacanya sangat baik. Aku bisa bekerja sendiri" Ucap Ayah Ningning yang sekarang mengangkat kotak berisi makanan ringan. 

"Aku akan menjadi penjaga sekolah selama sepuluh menit sebelum akhirnya semua siswi datang, Ayah. Haha" Ujar Ningning yang tertawa pelan membayangkan ia harus sendirian di sekolah karena datang terlalu pagi. Dia pun tak sadar menjatuhkan kemasan roti tawar yang dipegangnya barusan. 

Decur...

Terdengar suara dari air keran yang jatuh ke dalam gelas. Giselle meneguk air yang ia tampung barusan. Rasanya lebih segar dari biasanya. Ia mengecek ponsel menanyakan kabar teman-temannya yang ia tunggu. 

" 行かないの?(Kamu tidak pergi?)"

"Aku sedang menunggu teman ku"

"わかった (Baiklah)"

Giselle tertegun saat mendengar Ayahnya berbicara padanya pagi hari ini. Rasanya sedikit canggung saat mendengar Ayahnya membuka percakapan pada pagi hari ini. Ia segera mengambil tas dan bekal makan siangnya. Memberikan salam pada Ayahnya setelah mendengar kerincing bell milik Karina yang sangat mengganggu. 

"Giselle! Selamat Pagi!" Sapa Ningning yang sangat bersemangat. 

"Oh! Perasaan apa itu? Kau dapat uang jajan tambahan hari ini?" Tanya Giselle yang ikut semangat.

"Tidak~" Ucap Ningning yang lesu dan Giselle tertawa gemas. 

"Hoaam, hari ini kita tidak usah balapan ya..." Ujar Karina yang masih dengan wajah dan mata sembabnya. 

"Benarkan, tidak akan ada lagi balapan pagi" Ucap Giselle yang sedikit kesal, karena tak pernah menang dari Karina soal balapan sepeda pagi. 

"Tidakkah sebaiknya kau mencuci wajah mu dulu, Karina?" Jelas Winter yang akhirnya membulatkan mata Karina diikuti tawa kedua temannya. 

"Oh apa-apaan itu, Winter? Aku sudah membasuh wajah ku, mandi dan memakai parfum. Tidak percaya, nih harum kan?" Jelas Karina yang rela turun dari sepedanya, mendekatkan dirinya pada Winter yang membuat Winter jelas membeku. 

"Jangan percaya itu Winter, dia mungkin belum menyikat giginya~ Hahaha" Ungkap Giselle yang sekarang mengayuh sepedanya, takut diterjang oleh Karina. 

"Hey! Kembali kau!" Teriak Karina yang mengayuh sepedanya mencoba mengejar Giselle. 

Winter dan Ningning yang masih tertinggal di belakang tertawa melihat tingkah Karina. Dia tampaknya sedikit sensitif jika Giselle telah menggodanya. Keduanya akhirnya mengejar Karina serta Giselle yang sudah jauh menghilang dari jarak pandang.

Winter WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang