23 - Ending

582 33 3
                                    

Jeongwoo melirik ke jam ditangannya berulang kali, matanya juga tak henti-hentinya melirik pada pintu kamar perempuan yang ia tunggu sedang berdandan dari tadi.

"Woo, Aku dah siap.." Alis Hara bertautan menatap Jeongwoo yang tertidur disofa rumahnya itu. Ia terkekeh kecil. Tak sengaja tatapannya jatuh pada jam dinding yang menggantung dirumahnya. Ia terkejut karena waktu sudah menunjukan pukul 7 lebih. Hara segera berlari mendekat pada Jeongwoo, menepuk pipi Tunangannya itu untuk bangun.

Yang Hara lakukan membuat Jeongwoo bangun terkejut. Melihat wajah paniknya yang pertama ia lihat saat membuka mata Jeongwoo pun tersenyum. "Kok malah senyum, ayo berangkat udah tel---"

Jeongwoo menahan lengan Hara saat gadis itu akan bangun dari posisinya, membuatnya kembali duduk disampingnya. "Ah, males ah, gak usah berangkat aja ya udah telat ini.." Ia memiringkan kepalanya, bertingkah lucu membuat kening gadis dihadapannya itu mengerut, telapak lengan Hara pun mendarat pada jidat Jeongwoo yang terbuka lebar. "Ini
Hara gak salah denger?" Heran Hara.

Pria serajin bapak mantan Waketos seperti Jeongwoo mengajaknya bolos sama sekali tak pernah terlintas dipikiran Hara. Jeongwoo pun berdecak dan meraih lengan Hara yang masih berada dikeningnya. "Aku sebelum jadi Waketos juga lebih parah dari sekarang."

Ah, Hara lupa jejak masa lalu Jeongwoo dulu. Si pintar tapi malas. Jeongwoo berubah pun karena mulai ada dirinya dan harus terpaksa mengantar jemputnya setiap hari, walau ia tau pria itu malas sekali. "Oh.. iya.. kamu kan dulu gak mau anter Hara, marah-marah mulu kerjaannya tiap nganter Hara. Parah banget pokonya."

"Loh kok malah ngungkitnya yang jelek jeleknya?"

"Kan katanya lebih parah.."

"Ya jangan yang jejak kriminal yang itu lah sayangku..."

Mendengar itu Hara tertawa geli. Kenapa harus menyebutnya jejak kriminal sih? Dasar pria ini. Berikutnya ia dibuat terkejut tiba-tiba Jeongwoo bangun dan menariknya juga untuk bangun. "Yuk!"

Mau tak mau Hara hanya mengangguk mengikuti Jeongwoo. Namun langkah yang berhenti dari Jeongwoo membuatnya juga ikut berhenti. Ia menatap pria itu meminta penjelasan. "Kamu ganti baju dulu aja, Yang."

Jeongwoo melepaskan genggamannya dan mendorong kecil punggung Hara untuk ke kamarnya kembali. "Nanti lama lagi emang gak papa? Yaudah si aku pake ini aj---"

"Gak boleh lah, mau dilaporin kalo kita pake seragam sekolah nanti ketauan bolosnya sama orang-orang, bisa bisa gak dibolehin masuk."

"Gak dibolehin masuk tuh emang mau kemana sih?"

"Pantai."

Kening Hara mengerut. "Gak dibolehin masuk sama siapa? Pantai kan tempat umum!!" Protes Hara.

"Iya si.. T-tapi-- akh gak mau tau, sana cepet ganti baju dulu." Jeongwoo kembali mendorong Hara untuk masuk ke kamarnya. Lalu ia juga mengeluarkan Sweater abu dari tasnya dan memakainya. Menutupi seragam batik sekolahnya. Untungnya hari ini ia memakai celana hitam. Lalu dia kembali merebahkan diri disofa ruang tamu itu. Menunggu Tuan Putri yang kalau dandan lama sekali sambil membuka WhatsApp.

Banyak sekali pesan masuk dari teman-temannya. Ada juga pesan dari Jaehyuk yang kuliah di ITB itu.

Pesannya tidak jelas. Dari dulu calon kakak iparnya memang selalu gaje. Jaehyuk mengirim Jeongwoo Pap random dirinya yang membuat Jeongwoo terheran-heran, hadeuh tidak punya pacar sih.

fiancé | park jeongwoo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang