Jaehyuk mendongak melihat sebuah lengan terulur memberikan botol minum. "Hara mana?" Tanya nya.
"Sama nyokap gue, tenang aja dia aman."
Mendengarnya Jaehyuk mengangguk lega. Ia kembali terdiam, hal itu membuat Jeongwoo menoleh padanya. "Bukan salah lo kali."
Jaehyuk menoleh. "Salah gue." Ia tersenyum kecut. "Mile gak tau kalo Hara adek gue. Kalo seandainya dari awal bareng dia gue ngasih tau adek gue yang gak tinggal bareng gue itu Hara, pasti gak bakal kayak gini."
Jaehyuk memasukan lengannya ke saku Hodie abu-abunya itu. Ia menghela nafas berat. "Gue takut Hara jadi trauma. Lo sendiri tau gimana anaknya."
"Apa gue gak usah pergi aja, Bang?" Pertanyaan yang langsung membuat Jaehyuk menoleh padanya. "Gila lo. Gak segitunya juga kali."
Si Jeongwoo malah tertawa. "Ini tuh justru salah gue, Bang. Bukan lo."
"Ck. Malah pada adu salah, cepetan masuk diluar dingin!!" Suara Rose membuat kedua anak itu menoleh dengan cengiran pepsodent. Rose hanya mampu gelang-geleng saja.
_____
Dalam ruangan yang tidak beratap itu akhirnya Jeongwoo menemukan tunangannya. Ia menggeleng kecil. Dia disuruh masuk Mamanya hanya karena Rose memintanya menemani Hara yang sendirian di rooftoop rumahnya.
Mereka kini berada di rumah Jeongwoo, dikarenakan Irene sibuk lembur dan Suho yang ada jadwal diluar kota, Pasutri itu menitipkan anak-anaknya pada Rose. Bahkan mereka tidak tau apa yang terjadi pada putrinya.
Langkah kaki Jeongwoo membawanya mendekat pada Hara. Langkah yang terdengar sangat berantakan itu membuat gadis cantik itu menoleh. Hara menoleh pada Jeongwoo dengan tatapan kosongnya.
Jeongwoo memposisikan dirinya duduk disamping Hara yang masih menatapnya. "Gue cariin disini ternyata, huft capek juga nyariin lo."
"Masuk yuk, Disini dingin." Jeongwoo makin mendekat pada Hara hingga tak ada jarak diantara mereka.
Melihat Hara yang masih menatapnya, Jeongwoo jadi merasa bersalah. Sebelumnya tatapan itu tidak pernah sekosong ini. Ia menyentuh rambut yang menutupi wajah itu karena angin membuatnya berterbangan. Dengan lembut Jeongwoo menyelipkannya pada belakang telinga Hara. "Mau aku rapihin gak?"
Jeongwoo menatap Hara. Ia tersenyum. "Ya?" Dan Hara pun mengangguk.
Jeongwoo mengeluarkan gunting da sisir yang ia bawa, namun hal itu membuat Hara malah mundur. Ia sempat terdiam, namun kemudian tersadar Hara-nya ketakutan melihat gunting dan sisir ditangannya.
Ia tersenyum lagi dan menyuruh Hara mendekat padanya. Meski ragu dan lengannya gemetar Hara tetap patuh. Jeongwoo pun mengelus sayang rambut tunangannya. "Hei ra, hm?kalaupun satu dunia nyakitin kamu, aku gak akan ra. Kalaupun semuanya ngejauhin kamu, aku bakal jadi orang yang selalu ngedeketin kamu."
Jeongwoo terkekeh saat orang yang sangat ia sayangi itu menahan tangisnya yang akan keluar. Sangat lucu, gadis itu berusaha sangat keras untuk tidak menangis. Hara-nya masih selalu selucu ini.
"Gak papa nih aku rapihin?" Tanya Jeongwoo lagi yang kini mendapati anggukan Hara.
Ia pun merapihkan potongan-potongan tidak beraturan pada rambut Hara, dan ia membuatnya jadi rapih. Setelah selesai Jeongwoo tersenyum senang melihat hasil karyanya dan entah kerasukan apa ia mengecup pipi kanan gadis itu. "Cantik. Paling cantik." Pujinya.
Hara membuang muka dengan mendecih. "Boong." Katanya. Malah membuat Jeongwoo tertawa.
"Gue bilang cantik ke siapa lagi sih selain ke elo hah?" Hara menampol bahu Jeongwoo pelan. Dan pada dasarnya Jeongwoo dramatic, pria itu pura-pura terjatuh dengan tiduran, mulutnya mengaduh kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
fiancé | park jeongwoo [End]
FanficSetelah tiba-tiba jadi Wakil Ketua OSIS tanpa persetujuannya, Jeongwoo malah mendapat masalah lagi karena Tunangan dengan gadis yang sikapnya Kekanak-kanakan. Hara, namanya.