9 - UKS dan Tanya

466 50 5
                                    

Menjatuhkan Es Jeruk yang dia bawa, Jeongwoo berlari tergesa-gesa kearah lapangan. Dia membopong Hara dengan sangat hati-hati, tapi raut paniknya tetap tidak bisa disembunyikan. Pria itu membopong Hara menuju UKS.

Pintu UKS dia terjang dengan kaki kanannya. Jeongwoo membaringkan tubuh Hara dengan sangat pelan pada ranjang UKS.

Junghwan yang mengikuti dari belakang tak kalah paniknya. Dia bukan hanya panik tentang Hara tapi juga tentang pintu UKS yang ditendang dengan sangat keras oleh Jeongwoo.

Takut-takut Jihan yang notabenenya ketua PMR marah-marah. Padahal tidak tau saja dia mana mungkin Jihan berani marah-marah pada Jeongwoo.

Melihat Jeongwoo yang mengelus-elus lengan Hara dengan lembut dan bahkan membawa lengan itu pada pipinya sesekali membuat Junghwan mengulum senyumnya.

Namun Junghwan kembali disadarkan oleh realita bahwa Jeongwoo pasti melakukan itu hanya karena takut. Rasa takut Jeongwoo pada Rose melebihi apapun. Mengingat Jeongwoo juga pernah berlari menerobos hujan hanya untuk menuruti keinginan Hara dan itupun didesak Rose, Junghwan yakin, hal yang dia lihat ini adalah bentuk keterpaksaan seorang Jeongwoo.

Tapi sebenarnya, Junghwan tidak melihat sisi lainnya. Sisi Jeongwoo yang menahan bulir air matanya agar tak diketahui dirinya.

"B-bang.." Panggil Junghwan pelan.

Tanpa menoleh Jeongwoo membalas panggilan itu dengan deheman. "Perlu gue telpon Jihanㅡ"

"Gak." Jeongwoo menatap Junghwan. "Selama ada gue, Hara gak bakal gak baik-baik aja."

Junghwan mengangguk. Senyuman tipisnya terbit. "Yaudah, gue ke kelas ya. Kalo ada apa-apa telpon gue aja." Ucapan Junghwan yang diangguki Jeongwoo.

_____

"Eh Hwan Hara-nya mana?" Mia celingak-celinguk ke belakang mencari keberadaan sahabatnya itu namun nihil.

Dia menoleh pada Junghwan. Menunggu pria itu menjawab pertanyaannya. Namun yang pria itu lakukan hanya melengos begitu saja tanpa berniat menjawab pertanyaannya.

Dengan kesal Mia pun mengejar Junghwan sampai tempat pria itu. Tangan kanannya bertumpu pada meja. "Pertanyaan itu ada untuk dijawab." Ujarnya diakhiri decakan kesal.

"UKS." Cicit Junghwan. Seakan-akan tidak sangat serius, Junghwan malah asik-asik scroll Instagram.

"HARA SAKIT?! IH KOK BARU BILANG? DIA PINGSAN YA? GUE HARUS SUㅡ"

"Gausah Mi. Udah ada Bang Jeongwoo lagian."

"Tapiㅡ"

"Kalo bangun pun Bang Jeongwoo yang dia cari pertama kali." Junghwan menatap Mia. "Bukan lo."

______

Ketiga pria yang asik masing-masing dengan ponselnya itu kompak membuang nafasnya begitu melihat pesan yang dikirim dari satu personil yang sangat susah diajak keluar rumah akhir-akhir ini.

Angin sepoi-sepoi di rooftop membuat alunan gitar yang Yedam mainkan semakin menyejukkan hati. Yedam menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Dia melirik seorang yang daritadi terlihat gelisah karena melirik ponselnya berkali-kali.

Sikut pria itu menyenggol bahu si kelinci yang asik scroll sosmed.

Doyoung menoleh dengan bingung pada Yedam. Alis kanannya terangkat bertanya. "Kenapa?"

"Kalo diitung kayaknya udah lebih dari 20 kali dia mondar-mandir gitu." Yedam melirik Haruto.

Sontak Doyoung terkekeh. "Duduk napa woi, pusing gue liatnya." Ujar Doyoung.

fiancé | park jeongwoo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang