Hari Senin pagi identik dengan upacara bagi semua murid Sekolah. Biasanya juga banyak yang terburu-buru karena takut dihukum, apalagi dihukumnya menatap seluruh murid-murid yang ikut upacara, kan malu.
Tapi sialnya Jeongwoo harus menunggu Tunangannya yang masih saja sibuk berdandan sejak dia menjemputnya satu jam lalu.
"Hara! Kapan kelarnya ini?! Lebaran Haji?" Gerutu Jeongwoo yang duduk didepan televisi dengan wajah panik yang tak bisa disembunyikannya.
Sebelumnya dia tidak pernah telat. Kalau hari ini telat, mau ditaruh dimana wajah paripurnanya ini sebagai siswa paling teladan?
"Sabar kali ih." Timpal Hara yang baru keluar kamar dan masih mengikat rambutnya.
"Perasaan daritadi lo ngiket rambut Mulu." Jeongwoo berdecak malas.
"Tinggal tungguin aja ribet banget si!" Ini nih yang membuat Jeongwoo malas
Terus daritadi dia ngapain? Bercocok tanam?
"Lu pikir daritadi namanya bukan nungguin? Ya lo pikir aja, udah sejam!" Jeongwoo mau melangkah keluar rumah Hara tapi harus terhenti karena gadis itu terisak.
Jeongwoo pun kembali berdecak malas. "Cengeng!"
"Hiks, kok Jeongwoo bentak-bentak Hara mulu?" Rengek Hara dengan mata berkaca-kaca, tapi beneran Hara itu paling tidak bisa dibentak sedikit pun.
Jeongwoo berjalan mendekat pada gadis itu, lalu berusaha sebisa mungkin tersenyum walaupun sebenarnya dia terpaksa. "Iya maaf. Sini gue pakein."
Dia mulai mengikat rambut Hara dengan cekatan, dan Hara tersenyum manis karena perlakuan Jeongwoo.
"Gausah senyum nyeremin."
"Aku aduin Mama nih!" Hara menggerutu sebal.
"Lo mau gue mati?"
Setelahnya Jeongwoo tidak menanggapi gadis itu yang kembali menggerutu, dia hanya geleng-geleng kepala saja.
Dan dia jalan duluan meninggalkan Hara yang mengekorinya dari belakang.
____
"Ish lo sih lama, telat kan kita."
Hara memandang punggung Jeongwoo dengan kesal, pria itu terus saja menyalahkannya karena telat dan gerbang telah tertutup bahkan upacara pun sudah dimulai.
Gadis itu menunduk dalam-dalam, mendengar Jeongwoo terus menerus menyalahkan nya membuat dia sakit Hati.
"Kita nanjak gerbang belakㅡ lo nangis?"
Hara masih diam sambil menunduk, dia tidak berniat menjawab pertanyaan Jeongwoo.
Jeongwoo kembali menghela nafasnya, setiap hari selalu saja seperti ini. Hara terus menangis padahal dirinya merasa dia sudah bersikap sebaik mungkin walaupun kadang suka kelepasan kasar tapi itu juga karena Hara yang cengeng dan Kekanak-kanakan pikir Jeongwoo.
Pria itu menuntun Hara untuk duduk, lalu dia berjongkok dihadapannya. "Maaf."
"Gue ga bermaksud marahin lo, gue cuman kesel aja Ra. Pokoknya maaf deh kalo gue salah."
Tangan Jeongwoo bergerak mengangkat dagu Hara membuat gadis itu menatapnya. "Ayo, udah jangan nangis. Lo udah kelas 10 gak boleh cengeng." Kemudian Jeongwoo menarik Hara ke gerbang belakang.
Hara daritadi memilih diam dan mengikuti kemana langkah Jeongwoo pergi tentunya dengan tangan yang masih digenggam Jeongwoo.
"Woo?"
"Hm?"
"Gajadi."
Pria itu berhenti membuat Hara juga refleks berhenti, lalu dia menatap Hara. "Kenapa lo cape?"
KAMU SEDANG MEMBACA
fiancé | park jeongwoo [End]
FanficSetelah tiba-tiba jadi Wakil Ketua OSIS tanpa persetujuannya, Jeongwoo malah mendapat masalah lagi karena Tunangan dengan gadis yang sikapnya Kekanak-kanakan. Hara, namanya.