22 - "Bahagia ya, Ra."

444 34 2
                                    

Setelah mendengar kabar dari Yoshi, Junghwan buru-buru mendatangi rumah Irene mengabarinya tentang Hara masuk rumah sakit.

Irene sangat shock mendengarnya. Sepanjang jalan ia terus menerus menyalahkan Hara, aih gadis itu benar saja kan. Dasar tidak mau menurut. Mungkin jika sekarang Jaehyuk yang berada diposisi Junghwan, ia akan ikut mendumel sama seperti Bundanya itu. Namun Jaehyuk sekarang sibuk dengan urusan perkuliahannya.

Sesampainya di Rumah Sakit, mereka langsung menuju pada kamar Hara yang tadi diberitahu Yoshi.

Gagang pintu itu ia dorong hingga sedikit terbuka, namun. "Har---"

Baru saja membuka pintu ia sangat terkejut dengan hal yang barusan ia dan Junghwan saksikan. Junghwan yang baru nonghol kepalanya saja sama terkejutnya. Mereka berdua saling pandang, membuat dua insan yang tadinya berciuman itu berhenti dan sama-sama menahan malu karena kepergok.

Suasananya jadi mendadak kikuk dengan Irene yg sama sekali tidak beranjak dari tempatnya, namun saat melihat Jeongwoo yg menggigit bibir bawahnya membuat Junghwan ingin tertawa. Ia tahu betul sekarang Jeongwoo sedang menahan malu dan ia ingin sekali menertawainya tepat didepan wajah Jeongwoo.

"Gak papa, gak papa, lanjutin aja. Hwan yuk nak kita nunggu dilu----" Irene pun membuka suara setelah melirik Junghwan. Tadinya ia menarik Junghwan untuk pergi namun berhenti lagi karena Hara ngambek.

"Eh, Bunda!!! Dihh kok malah mau keluar!!!" Hara malah ngambek.

Irene terkekeh dan mengangguk lalu kembali masuk ke dalam. Ia menghampiri Putri tersayangnya itu. Berbeda dengan Junghwan yang langsung mendekat pada Jeongwoo dan menyenggol sikutnya. "Asik nih." Ujar Junghwan.

"Diem jing." Cicit Jeongwoo pelan dengan kakinya yang menginjak kaki Junghwan.

Junghwan tertawa sembunyi-sembunyi lalu melihat Jeongwoo. "Santai-santai." Ujar Junghwan dengan tawanya yang belum reda. "Kayaknya kalo gue kasih tau Haruto---"

"Berani lu ngasih tau, gue gak ngasih lu contekan UAS taun kemaren lagi, kata lu soalnya sama semua."

Junghwan jadi diam. "Anjing banget ngancemnya lu Bang. Iye-Iye kagak."

Irene melihat interaksi sembunyi-sembunyi keduanya jadi kepo apa yang mereka omongkan dengan sangat serius itu sampai Jeongwoo melotot. Ia terkekeh lalu mengusap bahu Jeongwoo yang berdiri disebelahnya. "Ngomongin apasih Jeongwoo.. Gak kangen Bunda emangnya???"

Jeongwoo pun mendekat padanya untuk saliman. "Makin ganteng aja. Heran deh Bunda." Ujar Irene.

"Ah bisa aja, Bunda." Jeongwoo menahan senyum malu. Junghwan yang melihatnya sendiri malah malu karena tingkahnya.

"Di puji gitu cinta masa lalunya bangkit lagi Tant. Dia kan dulu nanya lowongan jadi Papah Tiri Bang Jae." Celetuk Junghwan yang membuat gelak tawa Irene dan Hara pecah.

"Sialan inget aja." Jeongwoo melempari Junghwan dengan jaketnya. Untungnya langsung ditangkap Junghwan tepat sasaran.

Irene menggeleng kecil. Dengan tangan yang mengelus kepala Hara, ia kembali bertanya. "Pulang dari kapan, Woo? Katanya mau lusa?"

Jeongwoo melihat pada Irene. "Sebenernya udah dari empat hari yang lalu, Bun. Tapi dirumah Omah dulu, dan niatnya ketemu Hara-nya lusa." Jeongwoo melirik Hara yang menatapnya dengan senyuman. Ia juga jadi ikut tersenyum membalasnya.

___________

"Wihh syukuran gak sih kita, Pak Waketos dateng lagi." Ujar Haruto kegirangan. ah, ia jadi senang karena dia juga sekarang satu kelas dengan Jeongwoo lagi.

"Basi ah. Waketosnya juga udah mau ganti." Sahut Yedam.

"Hubungannya apa Jing." Kata Haruto.

fiancé | park jeongwoo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang