Magal 21🌹

4 4 0
                                    


Matanya berkaca-kaca, kakinya lemas, rasanya dia ingin pinsan sekarang. Dengan lemas dia berjalan menuju kakeknya yang tertidur pulas dilantai, dengan berlumuran darah, dan mukanya yang benar-benar pucat pasi.

"Kek" Mawar sudah lemas sekarang, dia terjatuh tepat di samping kakeknya,memeluk tubuh dingin itu, air matanya tidak bisa berhenti, orang yang selama ini peduli dengan dia sudah pergi meninggalkan dia untuk selamanya.

Mawar mengusap wajah kakeknya yang begitu pucat "Ka...kek udah nggak saya.. ng Wawa" Mawar menangis sejadinya, memeluk tubuh dingin kakeknya itu."

Tidak lama, temannya Novia datang dari arah belakang dengan berlari dan memanggil Mawar. Namun dia di buat terkejut ketika melihat Mawar memeluk kakeknya yang sudah meninggal.

"Kenapa?"

"Neneknya Mawar"

Mawar yang mendengar omongan mereka langsung melepaskan pelukannya lalu berdiri "Nenek gue kenapa? Dia dimana?"

Novia menunduk sebentar "Di taman belakang"

Setelah mendengar itu, Mawar langsung berlarian menuju taman belakang, dengan tangisan yang belum terhenti tadi, Mawar harus dibuat lemas dan menangis lagi.

Dia berjalan pelan menuju taman ketika melihat neneknya yang tertidur lelap di rerumputan,dengan muka yang pucat dan tidak bernafas lagi.

"Nenekkkkk" Mawar memeluk tubuh dingin itu, menggelengkan kepalanya untuk meyakinkan kalau inin semua cuma mimpi, kenapa dia harus kehilangan dua orang yang dia sayang,orang yang selalu ada, orang yang sayang sama dia. Mawar memeluk erat tubuh dingin, menciumi dahi pucat itu dan menangis sejadi-jadinya.

"Wawa sama siapa kalau kalian ninggalin wawa gini" tanya Mawar dengan suara serak dan bergetar.

Teman-temannya hanya bisa menunduk, ikut merasakan kesedihan yang menimpah teman mereka ini.

"Wawa nggak mau nek, kakek sama nenek nggak boleh ninggalin Wawa" kembali mengeratkan pelukannya, hingga dia melihat setetes air mata mengalir di pipi neneknya.

Mawar menghapus air mata itu, menarik nafasnya sebentar, lalu memeluk kembali tubuh dingin itu.

.....

Mawar dan teman-temannya kini sudah berada di rumah kakek dan neneknya setelah selesai memakamkan jenazah. Teman-temannya yang lain seperti Aurel dan yang lainnya memang tidak menghadiri karena mereka sendiri tidak tahu.

Sekarang ini Mawar terduduk lemas di sofa, dengan harapan kejadian ini cuma mimpi, mawar belum siap jika ini benar-benar nyata. Tanpa dia sadari, setetes air mata mengalir di pipinya, dia kembali menangis. "kakek,nenek,kalian dimana?" Gumam Mawar pelan.

Suasana rumah ini, benar-benar sepih, tidak ada tawa senyum seperti biasanya.

Belum lama, handphone mawar berdering, layar menunjukkan Aurel yang menelepon nya.

"Hallo"

Mawar membuka matanya lebar, dengan cepat dia mengajaka salah satu temannya untuk ikut dengan dia ke rumah sakit."Lo ikut gue, kita ke rumah sakit lagi"

Teman-teman Mawar dibuat terkejut, dia sedang berduka, tetapi dia terlihat sangat peduli terhadap sahabatnya.

Diperjalanan Mawar merasa sangat tidak tenang.Dan akhirnya mereka sampai juga di rumah sakit, Mawar turun dari motornya berlari masuk menuju ruangan tempat Vika dirawat.

"Aurel"

"Mawar, Vika drop lagi"

Mereka berpegangan tangan, saling memberikan kekuatan. Mata mereka berdua sekarang sudah mulai berkaca-kaca.

MAGALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang