Magal 23🌹

5 4 0
                                    


.........

Galang dan Mawar sekarang merasa sangat canggung karena kejadian tadi, jika hanya Kevin yang tahu mereka berdua tidak akan semalu ini, namun si bego Kevin juga tidak lupa untuk memberitahukan kejadian tadi pada teman-temannya yang lain, yang membuat semua orang sekarang menertawakan Galang.

"Aku pulang duluan ya"

"Kenapa?"

Mawar menggelengkan kepalanya "Nggak, cuma capek aja pengen istirahat"

Galang mengangguk lalu berdiri dan mengajak Mawar pulang "Ayo"

"Gue sama Galang duluan ya"

Yang lainnya mengangguk dan mereka berdua langsung meninggalkan tempat itu.

Dalam perjalanan, Mawar sibuk dengan dunianya sendiri, entah apa yang dia pikirkan sekarang ini.

"Kamu kenapa?"

"Hah?"

"Kenapa? Ko bengong?"

Mawar menggelengkan kepalanya "Nggak, aku cuma lagi mikir aja"

"Mikir apa?"

"Ko bisa aku lupa sama ulang tahun sendiri"

"Karena terlalu banyak yang kamu pikirin, jadi gitu"

Mawar memanyunkan bibirnya, benar juga apa yang dikatakan Galang.

"Kamu ko bisa ya sesayang ini sama aku, padahal sekarang aku udah nggak punya siapa-siapa lagi"

"Hah?" Galang mengerutkan keningnya "Bukannya kamu masih punya kakek sama nenek? Lagian kan ada aku sama yang lain"

Mawar terdiam sebentar "Maaf"

Galang meminggirkan mobilnya sebentar dan berhenti "Kenapa?"

"Aku nggak kasihtau kamu, kalau kakek sama nenek udah meninggal"  ucap Mawar dengan suara serak.

"Wa"

"Maaf, aku cuma nggak mau ngerepotin kamu"

Galang menggelengkan kepalanya lalu memeluk Mawar, membiarkan Mawar menangis di pelukannya.

"Aku nggak gitu wa,  aku jadi merasa bersalah sama kamu"

"Nggak kamu nggak salah"

Mawar mempererat pelukannya, dia memang sangat membutuhkan pelukan hangat dari Galang, namun dia juga tidak semuda itu.

"Kamu nggak usah merasa sendiri, kamu punya aku, kamu punya teman-teman yang lain juga"Melepaskan pelukannya, lalu menatap Mawar sebentar.

"Iya"

"Udah ya, jangan nangis, mana Mawar yang dulu? Yang reseh, nggak bisa diam,receh"

Mawar memukul pelan lengannya.

.......

Malam ini Mawar memutuskan untuk melupakan semua kejadian yang menimpa keluarganya, dari siapa yang sudah membunuh papa nya, siapa yang menginginkan harta dan siapa yang membunuh kakek neneknya?.

Dia mau kembali kemasa, dia merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya, rasa nyaman yang dia rasakan waktu tinggal dirumahnya, melanjutkan kegilaannya, bukan seperti sekarang, Mawar yang terlalu banyak pikiran, yang suka sedih, yang menjadi pendiam dan dingin.

Mana mawar yang dulu?

Kalimat itu masih terngiang-ngiang, seperti ada benarnya, bahwa diluar sana mungkin banyak yang menginginkan sifat Mawar yang dulu, kegilaannya, kebahagiaan nya, bukan seperti sekarang.

MAGALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang