Twelve

11.5K 1.7K 457
                                    

"Keadilan sosial hanya untuk rakyat good looking. Harus dimusnahkan!"

Kimberly tersenyum miring dan yang lainnya terbahak, mereka tertawa begitu puas melihat wajah inti Lapetos yang menahan emosi. Melirik Lory yang bungkam dan merasa perannya dibutuhkan Aksa maju mencengkram kerah baju kiwil.

"MAKSUD LO APA ANJING NGOMONG BEGITU?!!" bentaknya nyalang.

Kiwil terkekeh kemudian menepis tangan Aksa. "Santai bro. Kalah adu bacot mau pake kekerasan, huh?"

"HEH CAPER!" Lory maju dan mendorong kasar bahu Kimberly, membuat Alarick menggeram emosi didepannya. "Lo ngatain gue murahan, lonte dan segala macem. EMANG LO PERNAH LIAT GUE JUAL DIRI DIMANA?!!" bentaknya dengan menggebu-gebu.

"Apa perlu gue sebar videonya?" Alarick yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara.

Bisik-bisik semakin terdengar menanyakan video apa yang dimaksud Alarick barusan. Lalu lalang murid-murid yang hendak menuju kelas pun berhenti. Melihat Lory yang menegang, Kimberly tersenyum smirk sembari memainkan permen karet dimulutnya.

"Jangan lupa bagi link ye bos" Fatih menepuk pundak Alarick dengan senyum tengilnya.

Alarick menggeleng tanda menolak. "Kasian mata lo ternodai liat yang buriq"

"ANJING!" Baru mengumpat tak tahan untuk mencengkram kerah baju Kimberly. Emosi Alarick semakin menjadi-jadi melihat kembarannya disentuh. Tanpa babibu Alarick melakukan hal yang sama dengan mencengkram kerah baju Lory. Aksa, Zale, dan Dipta yang melihat itu maju namun kalah cepat oleh Kiwil dkk yang langsung menahan mereka.

"Party baru aja dimulai, bro. Jangan ganggu yaaa" ujar Kiwil dengan senyum manis pada ketiga inti lapetos didepannya.

Disisi lain Baru semakin kuat mencengkram kerah baju Kimberly hingga Kimberly merasa tercekik. "Lo gak ada kapoknya ya. Sebenarnya lo itu  terbuat dari apa, hah?"

"Sentuh dia. Gue buat peliharaan lo berlumur darah disini" Ucapan Alarick membuat mereka semua menatapnya sekarang. Alarick tak pernah main-main, bahkan pisau lipatnya sudah keluar dan entah sedari kapan pisau itu mengarah diperut Lory.

Cuit!

Kimberly bersiul membuat tatapannya kembali bertemu dengan Baru. "Tonjok. Gue tantang lo sekarang!" Kimberly berucap dengan tatapan yang berubah sinis dan tajam menantang. Senyum miring terlihat sarat akan ejekan dimata lawannya yang semakin berapi-api.

Kepalan tangan Baru bersiap memberikan pukulan, namun kalah cepat oleh tangan kekar Grey yang menahannya hingga kedua tangan mereka menggantung diudara. 

"Buruan tonjok gue, dan kita liat ketua lo sekarat ditangan dia" Kimberly kembali melirik Alarick.

"Kendaliin emosi lo bar." Baru beralih menatap Grey yang menepuk pundaknya menenangkan. "Jangan rusak rencana yang udah kita buat"

Grey menghela nafas lega saat Baru menghempaskan tubuh kimberly kedalam pelukannya. Hal yang sama dilakukan oleh Alarick yang melemparkan tubuh Lory hingga jatuh kedalam pelukan Aksa.

"Thanks bar" ucap grey.

"Lo beruntung punya grey yang selalu belain lo!" tekan Baru, menunjuk wajah Kimberly penuh kebencian, "Kalo bukan karena dia. Lo sekarang abis ditangan gue!"

Kimberly diam, cukup lama. Lalu tertawa keras terdengar seperti psycopat yang begitu mengerikan ditelinga mereka. "Ancaman lo gak bikin gue gemeteran! Kita lihat nanti diakhir permainan, siapa yang bakal berlutut ke siapa"

NEMESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang