Two

17.5K 2.2K 380
                                    

Yang siap war setiap paragraf?
Cisss dulu📸

Bacanya santai, Happy Reading ❤️


"Mari kita mulai permainan ini!"

Senyum menyebalkan dan sorot mata tajam Alarick tidak berubah. Ia tetap menampilkan mimik muka sinis didepan enam orang yang berdiri gagah menghadangnya saat ini.

"Ngapain lo semua nangkring ditengah jalan?!" tanya alarick santai.

"Kita perlu ngomong" balas Baru salah satu inti lapetos.

"Bayar. 1menit 1kg emas!" sinis alarick dengan kesombongan yang mendarah daging. Bukan hal yang susah untuknya mendapatkan uang, tapi berbicara manis pada geng sampah didepannya adalah sebuah pantangan.

"Dih cowok mata emasan!!"

"Dih! Cowok kere. Kalo ga punya duit minggir! Buang-buang waktu gua aja!" Alarick membentak mereka dengan mata melotot. Bukannya marah inti lapetos malah menatap iba keadaan alarick yang babak belur, mereka melihat dengan jelas luka sayatan dan darah yang mengalir dileher cowok itu. Semuanya masih diam sampai saat Lorryana perempuan satu-satunya sekaligus ketua mereka membuka suara.

"Alarick...Dua tahun ga ketemu ternyata lo masih sama. Belagu!"

"Diem lo jablay! Gak ada yang ngomong sama lo" Jari alarick mengacung tinggi menunjuk wajah ketua lapetos.

Tatapan iba mereka berubah penuh kebencian. Terutama sang wakil bernama, Aksa. Semburat amarah tercetak jelas diwajah penuh kesangaran itu. Dia tidak suka jika ada yang menghina lory, pemimpinnya, sahabatnya, ratunya?!

"Jaga mulut lo!" bentak aksa hilang kendali. "Gua tonjok masuk UGD lo nanti!"

Cuih!

Alarick meludah tepat didepan mereka. "Lo yang harusnya jaga mulut peliharaan lo! Jangan mentang-mentang nyali lo patungan terus gua mundur!"

Cowok berperawakan nakal itu berbicara dengan lantang, seolah didepannya ini bukan orang-orang yang berbahaya. Alarick tak masalah jika malam ini harus menambah luka lebam diwajah tampannya. Semenjak kepergian seseorang yang berhasil membuatnya depresi. Baku hantam adalah makanannya sehari-hari.

Kedua tangan alarick masuk disaku celana, ia memasang wajah penuh keangkuhan. "Kenapa jadi diem?! Oiya lupa. Kan gak semua babi bisa bahasa manusia"

Cukup. Emosi aksa meluap mendengar lory dihina habis-habisan. Ia hendak maju namun ucapan baru menghentikan langkahnya.

"Jangan melanggar perjanjian damai sa"

"Tuh bocah prik emang bikin emosi. Tenangin diri lo bos" bujuk cowok bernama Dipta

"Bener. Inget tujuan awal kita" tambah Zale kembaran baru seraya manggut-manggut.

"Dia udah ngehina lory! Itu artinya nyawa dia halal buat gua!!" Bentak aksa menepis tangan dipta yang menahan bahunya.

"Woy drama!" Alarick mengumbar tawa remeh. Ia selalu punya cara untuk memancing emosi lawannya.

NEMESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang