Ch 6.

3K 446 159
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati.

Summary : Di bawah cahaya bulan dengan termenung Haruto masih bertanya tanya, kenapa langit mengirimnya ke dunia ini. Dia harusnya mati karena bunuh diri harus hidup kembali di tubuh menyedihkan pangeran ketiga Kerajaan Nippon yang sering di sebut juga pangeran terkutuk.

Sampai matanya bertatapan dengan mata hitam yang begitu di kenalnya. Mata kekasih yang begitu dia cintai dan harus mati karena melindungi ambisi Haruto, Park Jeongwoo Putra mahkota Kerajaan Goryeo.

Haruskah dia kembali pada ke gilaan nya dan menghalalkan segala cara membuat Jeongwoo jatuh cinta, atau harus merelakan pemuda yang dia cintai hidup bahagia di dunia ini tanpa kehadiran Haruto.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Tangan Narae mengambil alih tubuh lemah Haruto dari pelukan Jeongwoo, secara perlahan dia berniat membantu sang keponakan untuk turun bahkan suami Narae Choi Jihan juga turut menunggu di bawah altar persembahan. Karena dia tidak bisa membiarkan sang istri memapah Haruto sendirian.

"Bibi aku .... belum selesai."ucap Haruto lemah sambil menggelengkan kepalanya pelan, berusaha menolak bantuan dari kakak ibunya.

"Haruto! keadaanmu terlalu parah jika tidak segera di sembuhkan, bibi hanya takut kau tidak akan bisa ber —"ucapan Narae terhenti dia tidak bisa lagi melanjutkan ucapan nya, senyum kecil di wajah pucat Haruto yang telah ternoda darah terasa menyakitkan.

"Bibi, perlu pengorbanan satu orang untuk menyelamatkan negara ini dari kemarahan dewa."ucap Haruto pelan masih dengan senyum tulus. "Hanya satu orang yang harus berkorban dan biarlah itu menjadi aku, lagipula aku itu sakit sakitan dan sebentar lagi pasti akan mati. Hidupku pasti akan jauh lebih berguna jika bisa menyelamatkan orang lain."

Diam semua orang benar benar terdiam, ucapan Haruto barusan mampu membawa kesedihan. Tetapi meski begitu tidak ada satupun yang berani mengeluarkan suara mereka untuk sekedar membela atau bahkan menghalangi niat Haruto.

Karena nyatanya—sifat manusia itu memang penuh ego. Merasa asal bukan mereka yang berkorban maka tidak apa apa, perasaan bersalah sebentar itu mungkin nanti nya akan dengan cepat menghilang.

Dan Haruto juga tau semua pikiran merasa, dia bukan orang baik. Watanabe Haruto selalu tau sifat manusia jauh lebih baik dari semua orang, kesalahan di masa lalu semakin membuat dia peka untuk menentukan mana yang pantas di bela.

Pengorbanan nya hari ini, semua itu untuk kepentingan Haruto sendiri. Anggap saja timbal balik, pemikiran panjang yang akan membuat rakyat berpihak padanya. Karena bahkan sang Raja maupun para menteri atau bangsawan tidak bisa melindungi rakyat Goryeo.

Maka mereka akan berpihak pada Haruto yang memiliki pengorbanan hebat hari ini, setiap tetesan darah yang di buat dari langkah tarian itu akan meninggalkan suatu memori. Terekam dengan jelas di setiap hati maupun pikiran semua orang.

Rakyat itu berbeda dengan bangsawan, pemikiran mereka sederhana tau mana yang benar benar bisa melindungi maupun tidak. Dan —setelah ini Haruto akan berada di puncak, seseorang yang mendapat hati rakyat. Apapun yang akan di perbuat untuk menjatuhkan nya setelah ini, pasti akan mendapat tentangan.

Dunia Yang Berbeda - JeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang