Ch 12.

2.5K 368 269
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati.

Summary : Di bawah cahaya bulan dengan termenung Haruto masih bertanya tanya, kenapa langit mengirimnya ke dunia ini. Dia harusnya mati karena bunuh diri harus hidup kembali di tubuh menyedihkan pangeran ketiga Kerajaan Nippon yang sering di sebut juga pangeran terkutuk.

Sampai matanya bertatapan dengan mata hitam yang begitu di kenalnya. Mata kekasih yang begitu dia cintai dan harus mati karena melindungi ambisi Haruto, Park Jeongwoo Putra mahkota Kerajaan Goryeo.

Haruskah dia kembali pada ke gilaan nya dan menghalalkan segala cara membuat Jeongwoo jatuh cinta, atau harus merelakan pemuda yang dia cintai hidup bahagia di dunia ini tanpa kehadiran Haruto.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mata Haruto yang sempat terpejam perlahan terbuka hanya untuk menatap Asahi, adik sepupunya itu terlihat bingung sekaligus penasaran tetapi masih terus menunggu sampai Haruto bisa menjelaskannya sendiri.

"Ada perjanjian yang gue lakuin buat hal ini."ucap Haruto pelan sembari tersenyum getir dan mengelus penuh kasih sayang pada perut ratanya.

"Apa isi perjanjiannya? Gue yakin itu bukan hal yang mudah sama sekali kalo ngeliat dari expresi lo."tebak Asahi dengan tatapan tajam yang kentara.

"Banyak yang perlu gue korbanin, sampe buat ngejelasin aja rasanya gue gak bisa."balas Haruto serak, matanya mulai berkaca kaca hampir menangis kapan saja.

"Kak jangan kaya gini, lo ngebuat gue jauh lebih khawatir. Tolong kasih tau gue syarat apa yang di minta untuk ngedatengin Doyoung ke dunia ini."tanya Asahi panik dan secara pelan memegang tangan kakak sepupunya erat.

"Gue nuker jiwa anak gue sama Doyoung, dan anak itu bakal jadi anak kedua gue nantinya. Tapi untuk hal itu Nari harus bisa hamil anak Jeongwoo, karena kalo dia enggak hamil bukan cuma jiwa anak gue yang sebenarnya gak bisa hadir di dunia ini. Doyoung juga bakal mati."jelas Haruto sambil mulai menangis saat rasa sesak dari perjanjian itu terasa menyakitkan.

"Terus kenapa lo perlu ngelakuin pengorbanan mengerikan kaya gitu? Kak gue tau lo, amat sangat tau sampe gue bingung sendiri sekarang karena enggak ngerti."ucap Asahi tidak habis pikir, dia ingin marah tapi rasanya tidak pantas.

Yang seharusnya merasa lebih tersakiti itu Haruto bukan Asahi, pilihan yang di pilih kakak sepupunya terasa tidak masuk akal.

"Gue udah ngancurin keluarga bahagia yang di miliki Doyoung secara tidak langsung, seandainya saja dulu gue enggak pernah penasaran sama Jeongwoo hal ini enggak akan pernah terjadi."jawab Haruto sambil menggeleng pelan untuk membantah apa yang di katakan Asahi.

"Itu semua udah takdir kak, bukan salah lo jadi stop ngorbananin diri kaya gini."bentak Asahi keras.

"Yang mulia pangeran anda tidak apa apa?"pertanyaan itu datang dari Minhae yang merasa khawatir, teriakan Asahi barusan sangat kuat dengan bahasa yang tidak mereka ketahui.

"Tidak apa Minhae jangan masuk."perintah Haruto dengan suara sedikit lebih keras agar mereka semua tetap di luar, dia masih perlu berbicara dengan Asahi membahas hal ini lebih jauh.

Dunia Yang Berbeda - JeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang