Ch 15..

2.7K 370 409
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati.

Summary : Di bawah cahaya bulan dengan termenung Haruto masih bertaya tanya, kenapa langit mengirimnya ke dunia ini. Dia harusnya mati karena bunuh diri harus hidup kembali di tubuh menyedihkan pangeran ketiga Kerajaan Nippon yang sering di sebut juga pangeran terkutuk.

Sampai matanya bertatapan dengan mata hitam yang begitu di kenalnya. Mata kekasih yang begitu dia cintai dan harus mati karena melindungi ambisi Haruto, Park Jeongwoo Putra mahkota Kerajaan Goryeo.

Haruskah dia kembali pada ke gilaan nya dan menghalalkan segala cara membuat Jeongwoo jatuh cinta, atau harus merelakan pemuda yang dia cintai hidup bahagia di dunia ini tanpa kehadiran Haruto.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


.
.
.
.


Di halaman kediaman putra mahkota sisi barat tempat Haruto berada, yang biasanya selalu sunyi kini terdengar teriakan kesal dari dua orang.

Ya.. seperti yang kalian duga kedua orang itu adalah Asahi serta Haruto, mereka memperebutkan Yeji adik dari Sunghoon. Silih berganti menarik tangan wanita yang terlihat sama kurusnya, tetapi dengan kekuatan keras.

"Kakak ih.. minjem dulu."omel Asahi kesal dan kembali menarik tangan Yeji sedikit kencang.

"Dia itu pelayanku, kau bisa mencari pelayan sendiri Watanabe Asahi."balas Haruto tidak kalah kesal, dia belum terlalu pandai menyulam.

Padahal Haruto ingin membuat sapu tangan untuk Jeongwoo gunakan, sayangnya Asahi malah ikut ikutan juga ingin memberikan hal itu untuk Jaehyuk.

"Tapi kan aku hanya kenal Yeji, meminjamkannya sebentar apa salahnya sih kak. Kau itu pelit sekali."gerutu Asahi tidak mau kalah.

"P —pangeran maaf tangan hamba sakit."ringis Yeji yang sejak tadi menjadi objek perebutan tidak penting dari kedua pangeran negeri Nippon itu.

"Lepas tanganmu."teriak keduanya marah dengan pandangan tajam.

"Watanabe Haruto. "

"Watanabe Asahi. "

"Yang lebih tua harusnya mengalah."ucap Asahi cemberut.

"Mana bisa, tidak tidak aku lebih membutuhkan Yeji dari pada dirimu."tolak Haruto.

"Kakak..."rengek Asahi sebal dengan mata berkaca kaca, sejak tadi Haruto tidak mau mengalah sama sekali.

"Haiss... baiklah baiklah kau boleh meminjamnya sebentar. Tapi setelah itu kembalikan dia kesini mengerti?"ucap Haruto mengalah, meski begitu nada yang dia gunakan masih galak.

"Mh... he.. he.. terima kasih kakak, kau memang yang terbaik muach."balas Asahi senang lalu segera mengecup pipi Haruto sayang sebelum lanjut menarik tangan Yeji, bersiap pergi menuju kediaman Lee.

Dunia Yang Berbeda - JeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang