Singto melangkahkan kaki penuh semangat setelah turun dari mobil. Ia berencana untuk sarapan di kafe Krist. Namun sepertinya harapan Singto kali ini harus pupus karena begitu ia membuka pintu kafe, Terlihat sedang berbincang dengan seorang laki laki.
Mata Krist dan mata Singto beradu pandang untuk beberapa saat sampai akhirnya Singto berjalan ke meja disamping meja Krist.
"Aku mau sereal dong Kit." Ucap Singto. Krist mengangguk dan berdiri.
"Bentar ya Mike, Mau bikinin pesenan dulu."Netra Singto terus memperhatikan Krist yang berjalan menuju dapur. Sementara Mike sibuk dengan ponselnya.
"Temennya Krist ya?" Singto membuka obrolan. Mike menoleh dan mengangguk.
"Anda sendiri siapa?" Mike balik bertanya.
"Saya mantan suaminya."Mendengar itu Mike tertawa kecil. Ia tak habis pikir dengan muka tebal Singto.
"Saya kenal Krist dari SMA, Sayang banget ketulusan hatinya harus disia siakan oleh seseorang yang kurang bersyukur. Iya kan, Pak Singto?"
Belum sempat Singto menjawab, Krist muncul dengan semangkuk sereal pesanan Singto. Usai meletakkan mangkuk di meja, Krist langsung duduk di dekat Mike.Suasana hati Singto memburuk. Padahal tujuan utamanya sarapan disana hanya agar ia dan Krist bisa berbincang.
"Mike, Liat deh, Tas nya lucu banget."
"Beli dong kalo lucu." Mike merespon Krist yang sedang melihat tas di internet.
"Noooo, Gue harus menghemat pengeluaran."
"Gue yang bayar, Checkout aja."Telinga Singto berasap mendengar pembicaraan dua orang disampingnya itu.
"What the hell, Dalam rangka apa nih Bos Mike nraktir gue?"
"Buat kado ulang tahun lo."Sereal di depan Singto seketika terasa hambar. Ingin rasanya ia menyiram Mike dengan semangkuk sereal tersebut. Ditambah Krist tak sedikitpun mengajaknya berbicara.
"Yah Krist, Gue harus cabut nih. Ngga papa kan?"
"Ngga papa, Thanks ya udah mampir."Krist membiarkan Mike pergi keluar dari kafenya. Mereka berdua masih saling melempar senyum hingga Mike balik badan.
"Kayanya kalian akrab banget ya." Tiba tiba Singto angkat suara.
"Kita emang deket dari SMA sih." Respon Krist santai.
"Yakin hubungan kalian cuma sebatas temen?"
"Kamu cemburu mas?"Singto terdiam beberapa detik lalu menyunggingkan senyum.
"Kedengerannya lucu sih, Tapi iya. Kayanya saya cemburu."
"Atas dasar apa kamu cemburu? Kamu ngga punya hak apa apa untuk mencampuri kehidupan aku, Sejak kamu memutuskan untuk pergi ninggalin aku. Kalo udah sarapan bayar ke kasir, Aku mau ke rumah sakit."●●●
"Pa, Aku... Ngga usah operasi ya." Krist terkejut mendengar penuturan Fiat. Laki laki itu yang semula sibuk mengelap tangan Fiat kini terdiam, Menatap Fiat dalam dalam.
"Kenapa? Kamu cape ya?" Fiat mengangguk. Memang benar benar melelahkan hidup berdampingan dengan rasa sakit tanpa akhir dan ketakutan sepanjang waktu.
"Angsa kertas aku udah jadi 800 ekor, Kurang 200 lagi. Papa bantu bikin ya. Biar keinginan aku bisa terkabul."
"Fiat masih percaya sama keajaiban 1000 angsa kertas?"
"Masih pa, Dan aku masih percaya kalo aku bisa habisin waktu sama papa dan ayah suatu hari nanti."Krist tak tahu harus mengatakan apa. Keinginan Fiat begitu sederhana namun sulit untuk terwujud. Selain karena kondisi fisiknya yang terus menerus drop, Singto juga laki laki labil yang sudah menjadi suami orang.
"Kalo angsa ini pada akhirnya ngga kabulin harapan kamu, Gimana?"
"Aku tetep bersyukur. Aku diberi kesempatan untuk mengenal orang hebat kaya papa di hidup aku. Aku juga bersyukur berkat angsa ini aku ketemu June.""Fiat beneran ngga mau dioperasi? Papa udah siapin semuanya."
"Biarin aja hidup aku mengalir sesuai opera Tuhan pa. Aku cape."Krist mengangguk. Ia menyetujui permintaan Fiat.
"Papa, Aku mau ikut lomba melukis. Acaranya dua minggu lagi, Boleh kan?"
"Lomba melukis?"Fiat menjelaskan kegiatan lomba melukis yang ia ketahui dari June. Hadiahnya ingin ia gunakan untuk di sumbangkan ke panti asuhan tempat ia tinggal dulu.
"Kalo diizinin dokter, Kamu boleh ikut lomba."
"Papa sekarang banyak berubah. Dulu papa selalu larang aku ini itu dengan alasan yang ngga masuk akal."Krist tertawa. Jemarinya bertaut dengan jemari kurus Fiat.
"Jangan terlalu digenggam, Nanti hilang. Papa baru sadar kalo anak papa udah gede sekarang, Udah bisa nemu potensinya sendiri. Terima kasih karna udah bertahan sampe sekarang ya nak."Fiat mengangguk. Bagi Fiat, Krist menjadi alasan terbesarnya bertahan hingga kini. Jika boleh, Fiat ingin ia dilahirkan di kehidupan berikutnya dari rahim Krist.
Don't forget to vote<3
KAMU SEDANG MEMBACA
1000 ANGSA KERTAS
FanfictionMitosnya, Seribu angsa kertas akan mengabulkan harapan. Sebesar apa harapan yang mereka kabulkan? Apakah sebanding dengan lika liku yang Fiat alami?