Epilog

2.3K 318 62
                                    

(Author PoV)

       Aku terdiam menyaksikan narasumber ku sibuk mengelap matanya yang basah. Ia Kak Krist, Sosok hebat yang bersedia perjalanan hidupnya ku tulis.

       "Jadi setelah kepergian Fiat, Kak Krist bersedia pulang ke rumah?"
"Iya, Udah cukup sih buat aku bertahan di dunia luar. Bagaimanapun, Aku masih punya papa sebagai tempat berpulang. Sedih banget kalo inget hari itu."

       Kejadiannya setahun yang lalu, Dimana Kak Krist harus kehilangan anak angkatnya. Fiat meninggal setelah berbulan bulan melawan kanker tulang. Aku sempat diperlihatkan wajah Fiat. Anak manis yang malang.

       "Terus sekarang kabar mantan suami kakak gimana?"
"Dua bulan lalu Mas Singto cerai sama istrinya. Dan istrinya pergi ke luar negeri. Sampe sekarang aku masih sering kok ketemu sama Mas Singto."
"Ada niatan buat balikan ngga kak?"

       Kak Krist tertawa mendengar pertanyaanku. Laki laki itu lantas menggeleng.
        "Aku sekarang mau fokus ngurusin papa yang udah tua. Masih trauma juga buat cinta cintaan lagi."

       Selanjutnya Kak Krist menceritakan bagaimana lika likunya menjalani hidup hingga tiba tiba ia mengungkit tentang angsa kertas.

        "Angsa angsa kertas milik Fiat masih aku simpen loh Ca. Ada satu kotak gede kali tuh dirumah. Disana ada barang barang Fiat juga. Oh iya Fiat pernah nulis surat di buku catetan yang dikasih sama ayahnya."
       "Oh ya? Boleh aku foto ngga? Nanti aku cantumin di akhir cerita.
"Boleh, Bentar ya."

        Aku memperhatikan langkah Kak Krist yang pergi ke dalam mengambil tas. Mataku terfokus pada foto foto yang terpajang di kafe milik Kak Krist.

        Kurasa setelah kepergian Fiat, Kak Krist mengobati luka di hatinya dengan berlibur bersama teman temannya. Terlihat dari foto foto yang menampilkan view berbagai tempat wisata.

        Tak lama Kak Krist kembali dan menyerahkan secarik kertas. Aku membaca surat tersebut dan sedikit terkejut.

        "Kak Krist pernah botak?" Tanyaku. Kak Krist mengangguk lalu menceritakan kisahnya yang rela mencukur habis rambut demi mendukung Fiat.

        Aku menelan ludah, Tak yakin akan tega menulis kisah pahit laki laki itu.
       "Kak Krist, Aku jadi ragu buat nulis ini. Takut malah jadi ngebongkar luka lama kakak."
        "Loh kok gitu? I'm ok. Tulis aja, Fiat juga pasti ngga keberatan kok kalo ceritanya dibaca banyak orang nantinya."

        "Oh iya kak, Tadi kakak sempet nyebut tentang June kan? Dimana dia sekarang?"
        "June? Dia udah kuliah. Kadang main kesini juga buat sekedar nongki sama temen temennya. Dia perempuan hebat, Setelah semua yang terjadi, June malah pengen jadi dokter spesialis kanker."

        June, Gadis pertama dan terakhir yang menetap di hati Fiat. Aku tak bisa membayangkan bagaimana gadis itu bisa begitu kuat. Setelah ditinggal adik laki lakinya, Tak lama takdir memisahkannya dengan Fiat.

       "Kak Krist kangen ngga sih sama Fiat?"
        "Kangen lah, Kangen banget. Ngga sehari dua hari aku hidup bareng anak itu. Sampe sekarang aku masih ngerasa kalo Fiat belum pergi. Mocca, Kamu percaya reinkarnasi ngga?"
        "Percaya ngga percaya sih sebenernya hehehe."

●●●

        Usai melakukan wawancara panjang dengan Kak Krist, Malamnya aku bersiap untuk mengetik bab pertama dari cerita 1000 angsa kertas milik Fiat. Entah mengapa mendengar cerita dari Kak Krist membuatku sedih hingga kini. Seperti sebagian energiku ikut terserap, Aku menjadi tak bersemangat.

         Dihadapanku sudah ada berbagai macam bahan untuk mendukung penulisan seperti foto Kak Krist dan mantan suaminya, Foto Fiat, Foto June dan mereka yang akan mewarnai jalan cerita ini.

         Aku teringat akan surat yang ditulis oleh Fiat. Anak itu seperti tahu hidupnya akan berakhir hingga menulis beberapa patah kata untuk orang yang paling ia sayang, Singkat namun penuh makna.

        Fiat, Namaku Mocca. Jika kamu sudah mengalami reinkarnasi dan suatu hari nanti bersedia membaca cerita ini, Ku harap kamu mampu mengingat papamu yang sampai detik ini masih terus merasa kehilangan. Dan dengan hormat aku meminta izin untuk menuliskan kisahmu, Terimakasih.

 Dan dengan hormat aku meminta izin untuk menuliskan kisahmu, Terimakasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~TAMAT~


        Hallo guys, Thanks for read my 3rd story😭 sorry kalo masih banyak salah penulisan dan cerita yang ngga sesuai ekspektasi kalian ya, I try my best, Thanks for everyone who gimme many support❤ Mau tau dong apa yg paling berkesan dari cerita ini hehehe, Tulis di komen ya, See u next time!!!!

With love, Mocca

1000 ANGSA KERTASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang