[ FOLLOW DULU SEBELUM BACA!! ]
Ariel gadis yang diusir oleh keluarga nya karena kesalahan yang tidak ia perbuat.
Dan karena sebuah kejadian ia harus mengalami perpindahan jiwa ke tubuh seorang putri raja.
||||||||||||||||||||||||||
"Kakak... Pudin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*Tekan Bintang Di Pojok Kiri Bawah🙃
Happy Reading 🦋
«««🖤»»»
Di aula istana terlihat beberapa prajurit dan pelayan tengah memperhatikan sesuatu apa yang baru saja terjadi dihadapan mereka.
“Papa hiks. ”isak seorang gadis yang terduduk dilantai sembari memegang sebelah pipinya.
Plak.
“Sakit... hiks”
“Papa Ariel tidak bersal-”
Plak.
“Jelas jelas kami melihatmu melakukan itu. ”
“Benar kau pikir kami bodoh hahh? ”
Masing-masing yang mengatakan itu adalah Samuel dan Kenzo.
Plak
Lagi. Sebuah tamparan lagi-lagi Ariel dapatkan di pipi gembulnya yang sudah memar disertai sedikit darah yang mengalir disudut bibirnya.
Setelah puas menampar Ariel, Xavier pun berbalik lalu menghampiri gadis lain yang juga terduduk tetapi ia berbeda, karena ia duduk ditemani oleh ketiga pangeran alias kakaknya Ariel dan juga gaun yang dilumuri darah.
“Hiks pangeran Axel sakit hiks. ”isaknya.
“Shuttt sudah jangan menangis dia tidak akan melukai mu lagi. ”ucap Samuel dengan lembutnya.
“Benar kami akan menghukumnya lagi nanti. ”lanjut Kenzo sembari mengelus rambut sang gadis sayang.
“Anna apakah masih sakit? ”tanya Xavier yang baru saja tiba dihadapan Anna dan yang lainnya.
“Ti-tidak yang muli-a. ”cicitnya.
“Bodoh sudah jelas kau terluka parah, dan kau masih berkata tidak apa-apa?! ” sentak Axel.
“Axel bawa ia kekamar!!kita harus segera mengobati lukanya. ”titah Xavier.
“Baik ayah. ”
Kelima orang itupun pergi meninggalkan aula menyisakan prajurit dan pelayan yang sibuk menggunjing Ariel.
'Tidak kusangka putri Ariella melakukan hal seperti itu. '
'Benar kukira wajah polosnya asli ternyata ia bisa melakukan hal kejam pada putri lain. '
'Kasihan putri Anna. '
'Bagaimana bisa ia mendorong putri Anna dari tangga hanya karena putri Anna tidak memberi salam padanya. '