Fated : O3

3.2K 519 69
                                    

©Haruwoo_o present

Fated
[Yoshi Jeongwoo • Haruto]

.
.
.

Happy reading.

Memasang apron berwarna soft gray pada bagian depan tubuhnya, pemuda dengan tubuh yang terbilang mungil itu sedikit menggulung lengan hoodie putihnya sebatas siku sebelum memulai acara mari memasak sarapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memasang apron berwarna soft gray pada bagian depan tubuhnya, pemuda dengan tubuh yang terbilang mungil itu sedikit menggulung lengan hoodie putihnya sebatas siku sebelum memulai acara mari memasak sarapannya. Bukan tipe yang pandai memasak, maka pilihannya saat ini jatuh pada nasi goreng sederhana sebagai menu untuk sarapannya.

"Sedang apa?" suara yang kini tak terlalu asing baginya itu berhasil membuat atensinya beralih sejenak. Berbalik sebentar guna melihat figur kakak sulungnya yang kini duduk pada salah satu meja makan sembari mengoleskan selai nanas pada selembar roti, sebelum kembali fokus pada aktivitasnya.

"Well, melakukan sesuatu yang memang biasa dilakukan di dapur. Membuat sarapan."

Memilih menyahut dengan sedikit sarkas, Jeongwoo sebenarnya tau kalau kakak sulungnya itu hanya mencoba basa-basi dengannya. Terlebih lagi semalam Ayahnya sempat meninggalkannya berdua dengan Yoshi di sela-sela kegiatan membereskan meja makan semalam. Dimana keduanya sempat mengobrol dan Yoshi yang dasarnya memang dingin, mau sedikit lebih berbicara dengannya.

"Jangan lama, aku harus segera pergi bekerja setelah mengantarmu."

Belum sempat Jeongwoo kembali menanggapi, Yoshi sudah lebih dulu beranjak pergi dari area dapur. Tak apa, setidaknya kakak tirinya yang satu itu lebih menganggap keberadaannya disini.

Brak!

Jeongwoo sangat bersyukur Yoshi tidak bersikap seperti yang satu ini. Watanabe Haruto, kakak tirinya ini memang sangat menguji kesabaran. Seperti sekarang ini, nampan kecil yang berisi menu sarapan sederhananya hampir saja terjatuh dari atas tangannya karena saking terkejutnya mendengar suara pintu lemari es yang ditutup dengan keras.

Dan yang lebih parahnya lagi, Haruto sengaja menabrak bahunya saat hendak berlalu seolah tak melihat sedikitpun kehadiran Jeongwoo di depannya.

"Abaikan, Jeongwoo. Abaikan." gumamnya pelan mencoba meredam kesalnya yang mulai tersulut.

Baginya tak ada guna kalau harus meladeni tingkah laku Haruto. Jeongwoo memilih menganggapnya sebagai hal wajar karena mungkin saja kakak tirinya itu masih belum bisa menerima sosoknya di rumah ini. Terlebih lagi keputusan yang lagi-lagi Hanbin ambil kemarin malam.

Ayahnya itu mengatakan dengan tegas kalau Jeongwoo bisa mulai kuliah di kampus yang sama dengan Haruto, tepat sebelum sang ayah juga mengumumkan kalau di pagi buta hari ini, Hanbin harus pergi ke luar kota untuk mengurus beberapa hal yang penting.

"Sudah selesai? Aku benar-benar tidak bisa menunggu lebih lama lagi."

Lamunannya pecah, Jeongwoo yang masih berdiri di tempatnya kembali dikejutkan dengan kehadiran Yoshi yang tiba-tiba saja sudah berdiri di hadapannya.

Fated ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang