Fated : O5

2.9K 501 125
                                    

©Haruwoo_o present

Fated
[Yoshi • Jeongwoo • Haruto]

.
.
.

Seperti biasanya, fast up lagi dan lagi wkwk. Happy reading, selirku~


Melangkah pelan menyusuri jalanan daerah perumahannya yang tak terlalu ramai, pemuda dengan paras manisnya itu sesekali bersenandung kecil guna menemani langkahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melangkah pelan menyusuri jalanan daerah perumahannya yang tak terlalu ramai, pemuda dengan paras manisnya itu sesekali bersenandung kecil guna menemani langkahnya. Salah satu tangannya menjinjing satu plastik kecil berisi tiga bungkus ramyeon instant juga dua botol susu pisang yang baru saja dibelinya dari mini market.

"Mama, apakabar disana?" bergumam pelan, netra secantik serigala miliknya menatap sekilas ke arah langit malam. Hanya ada beberapa bintang yang menghiasinya, mengingat awan hitam juga sedikit mendominasi.

"Aku sudah bertemu Ayah, Ma. Dan sesuai dengan apa yang aku bayangkan, sosok Ayah memang sangat tampan dan baik. Persis seperti apa yang Mama ceritakan dulu." monolognya pelan dan tentu tak mendapat balasan dari siapapun.

Mengabaikan angin malam yang kini berhembus cukup keras, juga cuaca di malam hari yang semakin dingin, Jeongwoo tetap melanjutkan setiap kalimatnya. Menceritakan bagaimana hari-harinya pada sang ibu yang diyakininya akan selalu berada di sampingnya meskipun tak dapat dilihatnya secara kasat mata.

Karena setiap kali dirinya mengoceh menyebut sang ibu, maka rasa hangat akan selalu datang menyelimutinya.

"Aku sudah sampai di rumah, Mama. Kita lanjutkan ceritanya besok ya."

Menutup gerbang tinggi rumah barunya, si bungsu Watanabe menghentikan monolognya dengan kedua tungkai yang semakin melangkah masuk menuju ke arah pintu utama. Meraih knop pintu berwarna hitam dengan kaca sebagai pemanisnya, kening Jeongwoo lantas mengerut.

"Loh? Kenapa gak bisa dibuka?"

Kembali mencoba hal yang sama, ternyata pintu utama rumahnya memang tak bisa dibuka. Berapa kali pun dirinya mencoba, maka sebanyak itu juga Jeongwoo akan gagal membuka pintu rumah Ayahnya.

"Kak!! Bukain pintunya!!" serunya memanggil. Berharap kedua kakak tirinya ada yang mendengar dan segera membuka pintu untuknya.

"Kakak!! Tolong bukain pintunya!!"

Memejamkan matanya sejenak, Jeongwoo hanya bisa menghembuskan nafas panjang karena seruannya tadi sama sekali tak mendapat respon apapun. Kalau sudah begini, apa yang bisa dia lakukan? Tidak ada.

Berteriak sampai pagi pun tidak akan ada gunanya, karena Jeongwoo yakin pintu utama memang sengaja dikunci sebelum dirinya datang.

Haruto, pasti kakak tiri dengan tubuh jangkungnya itu yang sengaja mengunci pintu utama.

Fated ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang