Chapter 4

655 88 6
                                    

"APA? NEE-CHAN?" Ucap mereka semua terkejut.

Hinata mendekatkan wajahnya ke wajah Saara dan berucap dengan menekan setiap kata-katanya.
"Camkan perkataanku ini, Saara. Dia, Hyuga Hanabi adalah adikku. Jika ku dengar sekali lagi kau membuli adikku, akan ku habisi kau" Hinata melepaskan cengkraman pada kera Saara.

Hinata berjalan mendekati Hanabi dan melihat buku-buku yang tergeletak di atas meja adiknya. Ia melihat nama Saara di salah satu buku itu. Dengan perasaan marah, ia langsung mengoyakkan kelima buku itu dan melemparkan ke sembarang tempat.
"Hanabi, aku tidak pernah mengajarkanmu untuk tunduk pada manusia sampah seperti mereka" ucap Hinata dingin.
"M-maafkan aku, Nee-chan" Hanabi hanya bisa bergumam dengan kepala menunduk.

Hinata kembali melihat Saara dan teman-temannya yang memelototi buku mereka hanya hancur terkoyak. Ia berjalan mendekati Saara.
"Satu lagi Saara. Jika ku dengar kau menjelekkan Hikari-sensei dengan mulut sampahmu, akan ku pastikan mulutmu terkoyak di depan mata orang tuamu" bisik Hinata di telinga Saara.

Bruk

Hinata mendorong Saara dengan kasar hingga Saara bergeser ke kiri menabrak dinding.

Sorot mata Saara terlihat berubah, yang tadinya terkejut dan takut, kini menampilkan sorot mata penuh dendam karena telah dipermalukan di depan orang banyak.
.
.
.
Di dalam kelas, terlihat Sasuke, Naruto, Gaara, Shikamaru, dan Sai bercerita, masih dengan raut terkejut dengan tindakan Hinata yang tiba-tiba saat di kantin tadi. Mereka tidak menyangka jika ada orang yang berani memperlakukan kasar seorang Saara. Mereka memang menyalahkan tindakan Saara yang sesuka hatinya, tapi mereka sungguh tidak percaya dengan perlakuan Hinata yang melawan secara blak-blakan.
"Hei, menurutmu, Otsutsuki itu orangnya seperti apa?" Tanya Gaara.
"Entahlah" acuh Sai.
"Tapi, dia cukup berani untuk anak baru seperti dirinya" ucap Naruto.
"Hn, aku tidak yakin jika dia akan betah di sekolah ini. Mengingat keluarga Saara juga salah satu donatur sekolah ini selain keluarga kita" ucap Shikamaru serius.
"Kau benar" ucap Naruto dan diangguki keempat temannya.

Tidak beberapa lama, Hinata datang memasuki kelas dengan ekspresi datarnya. Beberapa siswa sedikit melirik takut melihatnya. Begitu juga dengan Naruto, Shikamaru, Gaara, dan Sai.

Berbeda dengan Sasuke, ia hanya diam tanpa melihat ke arah Hinata. Namun, siapa sangka jika bibirnya menampilkan seringai tipis.
'Menarik' batinnya.

Sakura melihat Hinata duduk di bangkunya hanya menatapnya sekilas, lalu kembali menunduk memainkan handphonenya.
.
.
.
Di Mansion Hyuga, Hinata terlihat memasukkan beberapa pakaian ke dalam koper.
"Hina-nee, kenapa tidak tinggal disini saja?" Tanya Hanabi sedih.
"Tidak Hana-chan. Nee-chan harus mencari tempat tinggal lain, kau kan tahu jika Nee-chan kembali ke sekolah hanya untuk misi ini" jelas Hinata.
"Tapi kan-
"Hana-chan, kita sudah membahas ini kemarin. Nee-chan tidak ingin ada yang tahu jika Nee-chan itu Hyuga, bukan Otsutsuki. Bekerjasamalah dengan Nee-chan" Hinata memotong perkataan Hanabi.

Sreeettt

Hinata mengancingkan kopernya.

Bruk
Srrreeekkk

Ia menurunkan kopernya dari atas tempat tidur dan mulai menarik kopernya.

Flashback on

Malam kemarin sebelum Hinata dan Hanabi tidur. Hanabi bertanya berapa lama ia akan tinggal.
"Nee-chan akan tinggal untuk waktu yang cukup lama" ucap Hinata.
"Nee-chan ada urusan apa memangnya?" Tanya Hanabi penasaran.

Hinata pun terseyum misterius dan mendekatkan wajahnya ke telinga Hanabi.
"Mencari pembunuh Kaa-san" bisik Hinata membuat Hanabi terkejut.
"APA? NEE-CHAN SERIUS?" teriak Hanabi.
"Sssttt.... Jangan berteriak, ini sudah malam" Hinata menepuk jidatnya.
"Hehehe gomen, gomen" ucap Hanabi.
"Jadi, Nee-chan akan menyamar sebagai siswi baru. Nee-chan yakin jika pembunuhan itu dilakukan dengan sengaja dengan unsur dendam. Nee-chan juga tidak akan tinggal di mansion dan akan mencari apartemen dekat sekolah" jelas Hinata.
"Wah, lihatlah gadis 23 tahun ini, sudah tua masih saja ingin sekolah hahaha" ejek Hanabi tertawa.
"Heh, siapa yang mengajarimu mengatakan itu, hah?" Hinata mencubit pipi Hanabi dan mereka pun tertawa bersama, melupakan sejenak duka yang menghampiri mereka.
"Oh ya, Nee-chan tidak akan pakai marga kita, tapi akan memakai marga ibu. Jadi, aku bukan kakak kandungmu di sekolah, tapi aku akan melindungimu Hana-chan" lanjut Hinata.
"Hm, baiklah" angguk Hanabi.

Hinata's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang