Chapter 15

496 62 8
                                    

Langkah kaki berbalut sepatu sekolah itu menapaki koridor yang ramai dengan semua siswa. Langkah kakinya membawa ke lorong koridor yang akan membawanya ke taman belakang.

Saat ia sampai di taman belakang dan ingin duduk di bangku taman, tiba-tiba tubuhnya berhenti untuk duduk, ia pun berjalan dengan pelan ke arah belakang dinding sekolah.
"Kau sudah tahu jika ada orang yang sedang mencari tahu kematian Hyuga sialan itu?" Tanya orang bersurai buble gum tersebut melalui handphonenya.

Deg deg deg

Iris matanya terkejut kala mendengar nama Hyuga disebut oleh orang itu. Rahangnya mengeras seketika, ia pun segera pergi dari tempat itu dengan perasaan marah dan tangan terkepal erat.
.
.
.
Hinata, Ino, dan Karin saat ini tengah berbincang soal rencana mereka di kediaman Ino.
"Hinata, kau kenal dengan seorang gadis bersurai merah muda di sekolah kita?" Tanya Karin.
"Haruno Sakura? Dia sekelas dengan kita, kau tidak memperhatikannya" ucap Hinata.
"Tadi aku mendengar-" ucapan Karin terhenti saat handphone Hinata bergetar.

Drrrttt
"Sebentar" ucap Hinata mengangkat panggilan dari ayahnya.
"Halo, Tou-san. Ada apa?" Tanya Hinata.
'....'
"Ha'i, aku akan ke rumah sebentar lagi" ucap Hinata mematikan panggilannya, lalu mengantongi handphonenya.
"Ada apa?" Tanya Ino.
"Tou-san menyuruhku ke mansion, Hanabi tiba-tiba demam" ucap Hinata mengambil kunci dari atas meja.
"Lain kali kita bicara lagi. Aku duluan ya" lanjut Hinata melambai pada kedua sahabatnya.
.
.
.
Sesampainya di mansion, Hinata langsung ke kamar Hanabi. Ia melihat ayahnya sedang mengompres dahi Hanabi.
"Apa masih sangat panas, Tou-san?" Tanya Hinata.
"Kau sudah datang? Sudah lebih baik" ucap Hiashi.
"Tou-san, biar aku saja yang merawat Hanabi" Hinata duduk di pinggiran tempat tidur Hanabi.
"Kalau ada apa-apa, hubungi Tou-san" ucap Hiashi pergi dari kamar Hanabi.
.
.
.
Sasuke tengah menatap layar komputer Shikamaru.
"Aku penasaran dengan Otsutsuki itu" ucap Shikamaru.
"Dulu bawahanku mencari tau tentang dia, tapi tidak bisa" ucap Sasuke.
"Oke... Mari kita lihat" Shikamaru menekan tombol enter.

80%
81%
82%

Sasuke membukukan sedikit tubuhnya melihat tanda loading yang berjalan itu.

95%
96%

Shikamaru menatap serius tanda loading itu.

99%
BLOCK

"Apa ini? Diblokir? Memangnya di negara kita bisa seperti ini selain orang-orang penting?" Shikamaru mengernyitkan dahinya.
"Aku merasa dia bukan siswi biasa" Sasuke bersedekap.
"Apa perlu ku cari tau lagi?" Tanya Shikamaru.
"Tidak. Jangan beritahu siapapun tentang ini" ucap Sasuke.
.
.
.
Hinata dan Karin berjalan di koridor bersama-sama.
"Hei, nanti kau luang?" Tanya Karin saat mereka masuk ke kelas.
"Ya" angguk Hinata.
"Mau bermain?" Tawar Karin dengan jarinya dibuat seperti pistol ke arah Hinata.
"Tentu" ucap Hinata terkekeh.

Saat Hinata duduk, barulah Sasuke dan teman-temannya memasuki kelas.
"Kau luang hari ini?" Tanya Sasuke melihat Hinata yang memainkan handphonenya.
"Tidak" jawab Hinata sekenanya.

Sakura menatap Hinata dengan tangan terkepal.
'Awas kau Otsutsuki' batin Sakura geram.
.
.
.
Saat jam istirahat, Hinata dan Karin menghabiskan waktu di atap.
"Hinata" panggil Karin.
"Hn" gumam Hinata.

Karin memutar posisi duduknya menghadap Hinata.
"Kau masih ingat saat aku mengatakan kau mengenal siswi bersurai merah muda?" Tanya Karin.
"Ya, aku ingat. Dia Haruno Sakura. Ada apa?" Hinata meluruskan kakinya.
"Beberapa waktu lalu, aku mendengar dia mengungkit tentang ibumu, Hyuga Hikari saat dia bertelepon di belakang sekolah" Karin menatap ekspresi Hinata, berharap ia tidak marah detik itu juga. Namun, ia hanya mendapati sahabatnya itu diam membisu. Saat ia ingin berbicara lagi, Hinata langsung mengangkat tangannya sebagai isyarat untuk tidak melanjutkan ucapannya.
"Aku... sudah tau" ucap Hinata membuat Karin membelalakkan mata terkejut.
"APA?" Karin berdiri menatap Hinata yang masih duduk.
"Hinata, kau... AAARRGGHH KENAPA KAU TIDAK MEMBUNUHNYA JIKA SUDAH TAU?" teriak Karin emosi.

Hinata's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang