Chapter 5

607 80 7
                                    

Tepat saat melewati pintu kelas, amethyst Hinata melirik sekilas ke arah Saara yang pura-pura penasaran dengan pertarungan tadi.
"Lain kali, cari lawan yang tangguh untukku" ucap Hinata terdengar ambigu bagi siswa lain. Namun, Saara tahu jika kata itu ditujukan padanya.

Saara hanya bisa diam dengan rasa marah menyelimuti hatinya.
'Sial, dasar pria-pria sampah. Menghabisi satu anak perempuan saja tidak becus' maki Saara dalam hati dan pergi dari depan kelas XII A.
.
.
.
Di dalam sebuah mobil Ferrari, terlihat Sasuke sedang duduk menunggu seseorang.

Tuk
Tuk

Dua ketukan dari jendela pintu mobil mengalihkan perhatian Sasuke. Ia langsung memberikan isyarat pada pria itu untuk masuk ke dalam mobilnya.

Setelah pria itu di dalam mobil, ia memberikan sebuah amplop pada Sasuke. Sasuke menerima amplop itu, membuka, dan membacanya.
"Apa kau sedang bermain-main denganku, Suigetsu?" Tanya Sasuke kesal, tidak puas dengan hasilnya.
"Tidak, hanya itu. Identitas gadis itu tidak bisa dibobol, aku tidak tahu siapa dia. Aku tidak bisa mengakses secara keseluruhan, yang ku dapat hanya itu saja" jelas pria itu.
"Hn, pergilah" ucap Sasuke.
"Kau ini, setidaknya berterima kasihlah padaku, Sasuke" kesal Suigetsu keluar dari mobil Sasuke.

Sasuke yang tidak peduli langsung pergi melajukan mobilnya meninggalkan Suigetsu yang geleng-geleng kepala melihat temannya itu.
.
.
.
Sasuke duduk di tempat tidurnya, ia kembali membuka dan membaca deretan tulisan itu.

______________________________________

Nama: Otsutsuki Hinata
Jenis kelamin: Perempuan
Tanggal lahir : 27 Desember xxxx
Status : Pelajar
Sekolah : Senior High School

Tempat tinggal : Tidak diketahui
Orang tua : Tidak diketahui
______________________________________

Sasuke kembali memasukkan kertas itu ke dalam amplopnya, lalu menyimpannya ke dalam laci.
"Gadis yang penuh dengan misteri" ucap Sasuke menyeringai tipis.

Onyxnya menatap ke arah laci tempat amplop tadi.
"Akan ku cari tahu sendiri" lanjutnya tanpa menghilangkan seringaiannya.
.
.
.
Hinata terlihat mengotak-atik keyboard laptopnya di atas tempat tidur.

Triinngg

Laptop itu berbunyi, pertanda sebuah pesan masuk.

From: Nenek lampir
To: Hinata

Bagaimana? Sudah ada petunjuk?

From: Hinata
To: Nenek lampir

Belum. Aku belum bergerak sama sekali. Terlalu banyak sampah yang harus ku bereskan.

From: Nenek lampir
To: Hinata

Wahhahaha apa perlu ku bantu?

From: Hinata
To: Karin

Cih, tidak perlu

Setelah mengirim pesan itu, Hinata langsung menutup laptopnya.
"Sebaiknya aku memeriksa CCTV besok" gumamnya menyimpan laptop ke atas meja.
.
.
.
Di mansion Hyuga, tepatnya di ruang makan, Hanabi dan Hiashi tengah menyantap makanan mereka.
"Bagaiman Hinata di sekolah?" Tanya Hiashi setelah mereka selesai makan.

Hanabi yang mendengar pertanyaan itu sedikit tersentak.
"Tidak ada masalah, Tou-san" jawab Hanabi berbohong.
"Hn, semoga dia baik-baik saja" ucap Hiashi pergi dari ruang makan.
"Ya" gumam Hanabi dan mulai merapikan dan mencuci piring kotor mereka.
.
.
.
Haruno Sakura, gadis berusia 17 tahun dengan ciri-ciri tubuh tinggi 165, bersurai merah muda, bermata emerald, kulit putih, dan tubuh yang tergolong biasa-biasa saja.

Dia adalah anak salah satu pengusaha terkenal. Namun, kasta mereka menduduki peringkat ketujuh. Meskipun begitu, keluarga Haruno selalu mendapatkan apa yang mereka ingin dengan cara licik sekali pun.

Sakura adalah putri semata wayang keluarga Haruno. Gadis itu memang cantik, tapi sangat jauh berbeda dengan sifatnya yang buruk. Di depan orang banyak, ia akan bersikap baik, tetapi saat di belakang, semua kedoknya terbuka. Tidak suka kalah dari siapa pun, dirinya harus berada paling atas.

Haruno beberapa tahun lalu berada pada peringkat kedelapan. Tetapi, akhirnya mereka bisa menduduki peringkat ketujuh dengan cara membuat bangkrut perusahaan Otsutsuki. Fitnah demi fitnah dilayangkan Haruno pada Otsutsuki hingga akhirnya Otsutsuki gulung tikar karena fitnah dan hutang yang melilit.

Dan disinilah gadis Haruno itu, duduk di atas tempat duduk kerja ayahnya yang ada di mansionnya.

Sesekali tangannya mengambil gelas berisi kopi yang terletak di dekat komputer.

Emerald terlihat bergerak dari kanan ke kiri dan ke bawah.
"Tidak ada hal yang menarik. Jadi, apa hubungan dia dengan Hyuga Hikari?" Gumamnya menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursinya.

Tuk
Tuk
Tuk

Telunjuknya mengetuk-ngetuk meja dengan mata yang terus menatap layar komputer.
"Gadis Hyuga itu ternyata sepupu anak baru itu" lanjutnya bergumam menempelkan dadanya ke pinggiran meja.
"Sudahlah, bukan urusanku. Tapi, jika dia mendekati Sasuke-kun, baru itu urusanku" lanjutnya berdiri dengan senyum evil.
.
.
.
Sasuke, Naruto, Gaara, Shikamaru, dan Sai berjalan beriringan di koridor sekolah menuju kelas mereka. Tiba-tiba seorang gadis datang menghadang mereka dan tentu saja mereka berhenti.
"S-Sasuke-sama, a-aku S-Shine, a-aku... AKU MENYUKAIMU, SASUKE-SAN" ucap gadis bernama Shine bersurai pirang itu.

Sasuke hanya menatap dingin gadis itu, dan melangkah pergi.
"Enyahlah, kau tidak pantas untuk seorang Uchiha" ucap Sasuke dingin pada gadis yang ia lewati.

Shine yang ditolak, matanya mulai berkaca-kaca dan air mata itu akhirnya jatuh bersamaan dengan isak tangis. Orang-orang memandang rendah dirinya karena telah ditolak pangeran sekolah itu. Lalu, ia berlari pergi.

Bruk
Sasuke meletakkan tasnya di atas bangku.
"Baru masuk langsung dapat pernyataan cinta hahaha" tawa Gaara mengejek Sasuke.
"Urusai" ucap Sasuke datar.
"Harusnya kau terima tadi hahaha" ucap Shikamaru.
"Dia cantik, seperti seorang putri" ucap Sai tersenyum palsu.
"Hentikan senyum menjijikkan itu, Sai" ucap Naruto dan Sai pun semakin melebarkan senyumnya.

Hinata masuk ke kelas dengan pandangan lurus ke depan, langkahnya yang santai namun tegas itu selalu membuat semua orang terpukau padanya.

Sasuke dan teman-temannya pun melihat Hinata yang melewati mereka.
"Hei, Hinata itu orangnya tidak berisik ya" bisik Naruto.
"Hn" gumam keempat temannya.

Tak lama kemudian, seroang guru datang ke kelas mereka.
"Minggu depan kita UTS" ucap guru itu langsung.
"Heeehh?" Terkejut mereka yang mendengar selain Shikamaru, Sasuke, Gaara, Sai, dan Hinata.
"Persiapkan diri kalian" ucap guru itu.
"Cepat sekali"
"Memang sudah waktunya sih"
"Ah.... Aku harus memperbaiki nilaiku"
"Haiishh"
Gerutu mereka yang merasa terkejut.
.
.
.
Saat jam istirahat, Hinata pergi ke ruang CCTV. Beruntung ruangan itu tidak dijaga siapa pun, mungkin sedang makan siang.

Hinata yang memiliki kesempatan itu langsung cepat-cepat memutar rekaman CCTV pada hari 'itu'.

Ia menatap dingin layar monitor yang memperlihatkan seorang pria bermasker dan seluruh tubuhnya tertutup rapi sedang berlari kearah mendiang ibunya dan menusuk perut ibunya, lalu pria itu menyeret kasar ibunya.

Rekaman itu berakhir tepat di tangga menuju atap karena CCTV tidak terpasang di atap.

Hinata mengepalkan tangannya kuat-kuat, rahangnya pun terasa mengeras. Ia pun mengambil flashdisk dan mengcopy rekaman itu ke flashdisk nya.
"Setidaknya aku mendapat satu bukti" gumamnya menyimpan flashdisk itu ke saku kemejanya dan berlalu pergi.

Tepat di ambang pintu, pengawas CCTV terkejut melihatnya keluar dari ruangannya.
"Hei, nak. Apa yang kau lakukan? Tidak ada yang boleh masuk selain aku dan pengajar disini" ucap pria itu.

Hinata hanya melirik sekilas pria itu dan terus berjalan.
.
.
.
Sepulang sekolah, Hinata langsung membuka laptopnya dan melihat lagi rekaman yang ia copy tadi. Lalu, ia mengirimkan rekaman itu pada temannya Shino untuk melacak orang itu dari ciri-cirinya.

















TBC

Hinata's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang