18

503 69 10
                                    

BRAK

"HINATAAAAA" teriak Ino membuka pintu aparteman Hinata yang tidak terkunci dengan kuat.
"Astaga... INOOOO" teriak Hinata terkejut.
"Hehehehe maaf, maaf" ucap Ino terkekeh menutup pintu dan langsung menghampiri Hinata yang duduk di sofa.
"Kau tau? Aku mendapatkan sesuatu yang menarik" lanjut Ino mendudukkan dirinya di samping Hinata.
"Apa?" Tanya Hinata malas.
"Tadaaaa" Ino mengeluarkan amplop berwarna putih dari dalam tasnya, juga botol kecil yang tidak begitu terlihat isinya.

Hinata mengernyit, ia mengambil botol itu dari tangan Ino, melihat isinya.
"Sehelai rambut berwarna merah muda?" Hinata menatap Ino.
"Hu'um... Aku mendapatkannya dari seragam Hikari Ba-chan yang kau berikan dulu padaku dan aku mendapatkan sehelai rambut itu dan kau tau? Ah... Lebih baik kau yang lihat, buka amplop ini" Ino memberikan amplop putih itu pada Hinata.

Tangan Hinata dengan cepat langsung membuka amplop itu, mengeluarkan isinya dan membacanya dengan seksama.
"Haruno Sakura" geram Hinata meremukkan kertas berisi data hasil tes DNA yang diberikan Ino.
"Yap, dugaanmu benar selama ini, Hinata-chan" ucap Ino.
"Hn" gumam Hinata.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tiga bulan kemudian

Sasuke memandang bangku Hinata yang kosong dengan dahi mengernyit heran. Pasalnya gadis itu tidak hadir selama lima hari, begitu juga dengan Karin. Sebenarnya apa yang dilakukan kedua gadis itu hingga tidak masuk?

Beberapa menit kemudian, seorang guru masuk ke dalam kelas mereka.
"Selamat pagi anak-anak. Hari ini belajar ditiadakan karena besok bertepatan dengan hari Minggu dan kita akan ke pantai. Jadi, kalian diperbolehkan pulang hari ini dan mempersiapkan keperluan. Satu lagi, ini liburan untuk Ujian Negara yang akan dilakukan tiga minggu lagi, kita di pantai selama tiga hari. Kalau begitu, sensei permisi" ucap Kakashi keluar dari kelas.
"YEEEEE LIBURAAAN"
"PANTAAAAIII"
.
Keesokan harinya, tepatnya pada siang hari di pantai Emerald.

DRAP
DRAP
DRAP

Sekumpulan tentara terlihat sedang berlari di tepian pantai. Langkah kaki mereka yang serentak terdengar tegas dan menarik perhatian banyak pengunjung pantai.

PRRRIIIITTT

Mendengar suara peluit yang keras, mereka langsung berlari ke arah kanan dan berhenti di tengah-tengah, tepat di depan Hinata yang lengkap dengan pakaian dinas lorengnya dan surainya yang diikat satu.
"TUNJUKAN SEMANGATMU" teriak Hinata.

DRAP DRAP PROK PROK
Para tentara itu serentak menghentakkan kaki berbalut sepatu boots ke atas pasir putih dan tangan mereka menepuk dada mereka, kemudian mengangkat tangan kiri dan kanan secara bergantian, lalu berteriak "HUHA"
"TUNJUKAN SEMANGATMU" teriak Hinata lagi.

DRAP DRAP PROK PROK
"HUHA"

Prok prok prok prok
Hinata menepuk-nepuk tangannya, hingga akhirnya diikuti para tentara itu.

PROK PROK PROK PROK

Tepukan tangan para tentara itu semakin meriah dengan diiring suara "HU...HU...HU" dari mulut mereka.

Para pengunjung bahkan mulai merekam para tentara itu, tak jarang ada anak-anak yang mengikuti gerakan para tentara itu.

PROK PROK PROK
"TERPESONA... AKU TERPESONA..." para tentara itu mulai bernyanyi dan berjalan merayap ke arah depan dengan Hinata di depan mereka "MEMANDANG... MEMANDANG WAJAHMU YANG MANIS..."

Beberapa saat kemudian, beberapa bus sekolah datang dan semua anak sekolah KHS turun.
"HEI LIHAT, ADA TENTARA" teriak seorang gadis.
"Wah... Kau benar, aku tidak menyangka bisa melihat tentara di pantai ini" jawab gadis lainnya.
"Ya ampun, aku sangat menyukai tentara" sambung gadis yang lain.
"Ayo cepat kita ke sana" ucap seorang laki-laki dan mereka langsung berlari ke arah pantai untuk melihat para tentara itu yang telah berdiri dari jalan merayap mereka.

Hinata's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang