Chapter 13

485 65 1
                                    

Hinata keluar dari supermarket dengan sekantung plastik berisi cemilan, ia langsung berjalan keluar sambil menatap gelapnya malam. Lalu, tatapannya melirik ke sekelilingnya.

Tidak banyak orang yang berlalu-lalang, karena ini memang sudah memasuki jam tinggi. Tentunya semua orang memilih untuk berdiam diri di rumah, mengistirahatkan tubuh letih mereka.

Hinata melihat seorang wanita berdiri di pinggir trotoar. Ia segera berlari menghampiri wanita itu.

Bruumm

Sebuah mobil berhenti di depan targetnya dan segera pergi entah kemana.
"Ck" decak Hinata melihat kepergian mobil itu.
.
.
.
Hinata baru saja keluar dari apartemennya, namun sebuah motor berhenti di depannya.

Hinata mengernyit heran melihat pria pemilik motor sport itu.

Pria itu membuka helmnya.
"Sasuke?" Heran Hinata.
"Hn, ayo" Sasuke memberikan helm yang ia simpan di di atas tangki mesinnya (dahlah, cuma tau itu aku).

Hinata mengambil helm itu dan segera memakainya. Ia lantas memegang bahu Sasuke saat ingin naik ke atas motor itu.
"Sudah" ucap Hinata.

Motor Sasuke pun segera melaju dengan kecepatan biasa.
.
.
.
Sesampainya di sekolah, semua siswi menatap iri pada Hinata yang bisa berdekatan dengan Sasuke, sang pangeran KHS.

Kedekatan Sasuke sejak seminggu lalu memang sudah menjadi perbincangan panas selama di sekolah. Tapi, tetap saja masih banyak yang tidak percaya kedua manusia itu bisa dekat, mengingat beberapa waktu lalu, hubungan mereka, tidak, tepatnya Hinata sangat menjaga jarak pada semua siswa, terutama Sasuke. Tapi sekarang? Bagaimana bisa? Sungguh, takdir memang penuh misteri.
.
.
.
Saat jam istirahat berbunyi, Sasuke dan Hinata langsung pergi ke atap sekolah.

Mereka duduk berdua, diam menikmati keheningan diantara mereka selama beberapa menit, hingga akhirnya Sasuke memulai pembicaraan.
"Nanti malam kau luang?" Tanya Sasuke.
"Hm? Tidak, aku ada urusan malam ini" ucap Hinata.

Setelah mendengar perkataan Hinata, keheningan kembali mendera mereka. Tapi tidak dengan pikiran Sasuke.
'Urusan apa?' batin Sasuke.
.
.
.
"Tou-san bersama lama ke New York?" Tanya Hinata setelah selesai makan malam.
"Dua Minggu" ucap Hiashi dengan tatapan dingin.
"Tapi, bukankah sudah ada Nii-chan yang mengurus semuanya, Tou-san?" Tanya Hanabi.
"Perusahaan disana ada sedikit masalah, jadi Tou-san harus membantu Neji" terang Hiashi menatap Hinata dan Hanabi bergantian.
"Dan kau Hinata, menetaplah di rumah dua Minggu ini, jaga adikmu" lanjut Hiashi.
"Ha'i, Tou-san" ucap Hinata.
.
.
.
"Jaga diri Tou-san baik-baik. Jangan makan daging, perbanyak makan sayuran. Jangan terlalu larut dalam pekerjaan. Kurangi minum kopi, minum air putih saja. Intinya, Tou-san harus pulang dengan keadaan sehat" ucap Hanabi dalam pelukan Hiashi.
"Hn, Tou-san akan baik-baik saja. Jaga diri kalian. Tou-san pergi" Hiashi mencium dahi Hanabi, dan Hinata. Lalu, segera pergi menaiki pesawat.
"Sudahlah, Hana-chan. Tou-san itu pergi untuk pekerjaan, bukan untuk perang. Tidak perlu sekhawatir itu" ucap Hinata mengacak surai coklat Hanabi.
"Nee-chan, rambutku rusak" protes Hanabi.
.
.
.
Keesokan harinya setelah pulang sekolah, Hinata tengah menunggu jemputannya di depan sekolah.

Bruummm

Deg

Hinata menoleh cepat ke arah mobil itu.
"Yo, Hinata-chan. Sasuke masih di-
"Pinjam motormu" Hinata menarik Naruto turun dari motornya dan ia langsung naik motor itu.
"HEI, MOTORKU" teriak Naruto, tapi tidak digubris Hinata yang sudah melaju dengan kecepatan tinggi.
"Dobe, mana Hinata?" Tanya Sasuke baru datang.
"Baru pergi dengan motorku" ucap Naruto.
"Apa? Kemana?" Tanpa mendengar jawaban Naruto, Sasuke langsung tancap gas mengejar Hinata.
.
.
.
Hinata terus menyalip semua kendaraan dengan kecepatan penuh, tidak peduli dengan orang-orang yang memaki cara berkendaranya. Yang ia pedulikan hanya pengendara mobil itu.

Saat sudah di jalan yang tidak ramai dengan kendaraan lain, Hinata langsung menambah kecepatannya dan berhenti di depan mobil itu, sontak saja si pengendara mobil itu berhenti dengan mendadak hingga menimbulkan decitan keras pada aspal.

Hinata turun dari motornya dan menghampiri mobil itu.

Bruk
Bruk

Hinata memukul kap mobil itu, menyuruh orang di dalam mobil itu keluar.

Seorang wanita cantik dengan surai kuning, kulit putih, tubuh tinggi, kaos croptop hitam, rok mini ungu, mata Aquamarine keluar dari mobil itu dengan ekspresi marah
"HEI, APA KAU GILA, HAH?" teriak wanita itu.

Hinata pun segera membuka helmnya, dan si wanita itu pun sontak terkejut.
"Hai, nona" ucap Hinata menyeringai dan mengangkat alisnya sekali.
"KYAAA HINATA-CHAAANN" wanita itu berteriak dan langsung menghambur kepelukan Hinata.
"Ahahaha apa kabar, Ino-chan?" Tanya Hinata tertawa dalam pelukan Ino.

Mereka pun segera melepaskan pelukan manis itu.
"Aku baik, sangat baik. Tapi, hei.... Sejak kapan kau kembali dan.... apa yang kau pakai ini?" Tanya Ino heran.
"Sudah lama aku disini dan ini akan ku jelaskan nanti. Sekarang katakan padaku, kapan kau juga kembali dari London, hm?" Tanya Hinata balik.

Ino menyenderkan tubuhnya pada mobilnya dan mengibaskan Surai panjangnya.
"Sudah hampir 2 Minggu lebih" ucap Ino.
"Hm? Dan aku pernah melihatmu juga beberapa kali" ucap Hinata.
"Eh? Benarkah? Kenapa kau tidak menghampiriku?" Protes Ino.
"Bagaimana aku bisa menghampirimu? Saat aku akan menghampirimu, kau tiba-tiba menghilang, atau sudah dijemput. Kau tahu? Aku bahkan seperti seorang stalker yang menguntit seorang wanita" ucap Hinata sedikit terkekeh.
"Yaahh.... Aku ada kesibukan memang. Oh ya, ayo ke rumah, kau harus menceritakan semuanya padaku" ucap Ino semangat.
"Oke, tapi setelah aku mengembalikan motor ini. Kau ikuti aku, aku menumpang setelah mengantar motornya" Hinata menunjuk motor yang di belakangnya.
"Oke sayangku" senyum Ino.

Saat Hinata akan memakai helmnya kembali, Sasuke tiba-tiba datang menghampirinya.
"Sasuke?" Heran Hinata.
"Kenapa kau tidak menungguku?" Tanya Sasuke.
"Oh, aku ada urusan" Hinata melirik Ino yang menatap ngiler ke arah Sasuke.
"Ini Ino, sahabatku" lanjut Hinata memperkenalkan Ino.
"Hai, Yamanaka Ino" Ini melambai pada Sasuke dan dibalas tatapan acuh oleh Sasuke.
"Ayo. Naruto sudah menunggu di sana" ajak Sasuke.
"Kau duluan saja" ucap Hinata memakai helmnya.
"Hn" Sasuke pun segera pergi memutar balik motornya ke sekolah.
"Hei, dia tampan" sini tersenyum gila.
"Berhentilah memasang ekspresi menjijikkan itu, Ino-chan" Hinata menatap jijik pada Ino.
"Hei, jika tidak suka, tidak perlu dilihat" protes Ino.
"Iya, iya, iya. Ayo pergi" ucap Hinata menaiki motornya dan segera kembali ke sekolah diikuti Ino.
.
.
.
"Hiks.... A-aku hiks.... Sungguh ti-tidak tahu hiks.... kejadian yang hiks.... menimpa Baa-san" tangis Ino.
"Hm.... Aku juga sangat terpukul dengan kejadian itu, Ino-chan" Hinata mengusap air matanya, lalu mengusap air mata Ino.
"Hah.... Hinata-chan, aku akan membantumu" ucap Ino sumbang karena hidungnya mampet.
"Uhm.... Terima kasih, Ino-chan" Hinata tersenyum tipis.
"Oohh hiks.... Kemarilah sayang" Ino merentangkan tangannya untuk memeluk Hinata dan Hinata pun segera menghambur kepelukan Ino.


















TBC

Hinata's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang