Chapter 12

508 74 12
                                    

Btw, putar musik ini yak di tempat yang author tandai (Musik: Khudaya Khair dari film Billu)😉
.
.
.
.
.

Hinata saat ini sedang berbaring di atap sekolah, hingga akhirnya ia harus duduk karena harus mengangkat panggilan.
"Ada apa, nenek lampir?" Tanya Hinata.
'.......'
"Iya, iya. Ada apa?" Sedikit senyum geli menghiasi bibir Hinata kala mendengar orang di seberang telepon mengumpat padanya.
'......'
'Apa? Kau serius?" saking terkejutnya, ia sampai berdiri dari duduknya dan memandang ke bawah, memperhatikan semua siswa yang berkeliaran di bawah.
"......"
"Baiklah, terima kasih" Hinata mengakhiri panggilan itu.

Ia pun segera pergi dari atap itu dengan tergesa-gesa. saat ini, ia hanya ingin mencari tau hal itu. Bagaimana bisa itu terjadi? Sedangkan ia sama sekali tidak pernah melihat hal janggal selama di sekolah.

Tujuannya hanya satu, kelasnya.
Ia mendudukkan dirinya di bangkunya yang ada di belakang. Handphonenya ia keluarkan dari saku roknya dan mulai memainkan nya, menunggu bel istirahat berakhir.
.
.
.
5 menit kemudian, bel itu berbunyi. Hinata langsung menyimpan handphonenya kembali ke sakunya. Amethystnya menatap lurus ke arah pintu. Menanti seseorang yang sangat ingin ia lihat.

Deg

Ia sangat tidak percaya, jika orang masuk ke kelas dan menduduki bangku di tengah itu adalah pelakunya.

Greett

Hinata mengepalkan tangannya, berusaha untuk tidak menghajar orang itu di tempat ini.

Tidak beberapa lama, Kurenai-sensei datang ke kelas untuk memulai pelajaran.
.
.
.
Teeeettt

Bunyi bel pertanda sekolah berakhir akhirnya berbunyi.
"Jangan lupa tugas kelompok untuk Minggu depan. Bekerja samalah dengan baik dengan teman sekelompok kalian" ucap Kurenai keluar dari kelas.
"Ha'i, Kurenai-sensei" ucap semua siswa kelas XII A.

Hinata berdiri dari duduknya dan melangkah mendekati Sasuke.
"Kita kerjakan di rumahmu saja" ucap Hinata.
"Hn" gumam Sasuke.
"Hari ini juga" ucap Hinata keluar dari kelas.
"Hei, Teme. Ini kesempatanmu untuk mendekatinya ahahaha" ucap Naruto tertawa menepuk pundak Sasuke.
"Urusai, Dobe" kesal Sasuke dan segera menyusul Hinata.
.
.
.
Kedua mobil berbeda, Lamborghini dan Ferarri itu memasuki pekarangan Mansion Uchiha.
"Ayo" ucap Sasuke setelah ia dan Hinata keluar dari mobil mereka masing-masing.

Saat di dalam mansion, amethyst Hinata menjelajahi setiap sudut mansion megah itu.
"Apa di rumahmu tidak ada orang?" Tanya Hinata karena merasa rumah itu sangat sepi.
"Mereka di kantor, selain Kaa-san yang mungkin di kamar" ucap Sasuke.
"Oh" Hinata ber-oh ria.
"Sasu-kun, kau sudah pulang?" Tanya Mikoto menghampiri Sasuke.
"Tadaima Kaa-san" Sasuke mengecup pipi kanan Mikoto.
"Are, siapa gadis ini, Sasu-kun? Kekasihmu?" Onyx Mikoto menatap pada Hinata.

Hinata yang ditatap pun langsung membungkuk hormat pada Mikoto.
"Salam kenal, Uchiha-san. Saya Hinata, teman sekelas anak Anda" ucap Hinata.

Deg

"KYAAAA KAWAII" teriak Mikoto dengan pipi merona menghampiri Hinata, dan langsung mencubit pipi chubby Hinata.
"U-Uchiha-san" ucap Hinata. Amethystnya kini beralih menatap Sasuke, meminta bantuan.

Namun, Sasuke hanya mengedikkan bahu dan segera naik ke lantai dua menuju kamarnya.
.
.
.
Tidak sampai sejam, mereka akhirnya selesai mengerjakan tugas kelompok mereka.

Saat ini, Sasuke, Mikoto, dan Hinata terlihat duduk di ruang tamu. Mereka terlihat berbincang-bincang. Lebih tepatnya Mikoto yang berbicara ini dan itu. Hinata hanya bisa tersenyum dan menjawab sekenanya pertanyaan Mikoto. Sasuke? Ia lebih memilih menyimak obrolan itu, tapi matanya tidak lepas dari Hinata.
"Ne, Hinata-chan, Baa-san dulu sangat ingin punya anak perempuan. Tapi, Kami-sama malah menitipkan dua anak laki-laki yang berwajah datar pada Kaa-san" ucap Mikoto terkekeh.
"Benarkah? Mungkin Kami-sama menitipkan Sasuke-san dan Itachi-san pada Baa-san agar mereka bisa menjaga Baa-san di dunia ini" ucap Hinata tersenyum lembut.

Hinata's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang