Chapter 8

537 74 3
                                    

Sasuke senantiasa mengikuti Hinata dari belakang dengan radius 5 meter.
'Apa yang akan dilakukannya hingga ke bandara, padahal ini sudah malam' batin Sasuke.

KYAAAAA

Tiba-tiba teriakan dari seorang wanita terdengar di dekat bangku tunggu.

Ternyata wanita itu berteriak karena seorang pria mencuri tasnya.
"TOLONG!! PENCURI!!!" teriak wanita itu.

Tap
Tap
Tap

Dugh
Bruk

Hinata berlari ke arah pencuri yang berlari itu, lalu ia menjegal kaki pencuri itu hingga ia jatuh ke lantai.
"Ahk" rintih pria itu.

Hinata dengan sigap mengambil tas itu dan menarik kedua tangan pria itu ke belakang punggung pria itu.
"K-ku mohon.... Lepaskan aku, aku minta maaf" ucap pria itu

Ctek
Ctek

Hinata memborgol tangan si pencuri, lalu mereka berdua berdiri. Hinata menggiring pria itu ke arah wanita yang tasnya ia curi.
"Terima kasih, nona" ucap wanita itu menerima tas yang diberikan Hinata.
"Minta maaflah" perintah Hinata pada pria itu.
"Nyonya, a-aku minta maaf" ucap pria itu membungkukkan tubuhnya meminta maaf.
"Lagi pula, apa kau tidak punya pekerjaan hingga mencuri, hah? Hebat sekali nyalimu" ucap Hinata menatap tajam Hinata.

Dua orang security pun datang mendekati mereka.
"Nona, terima kasih sudah menangkap pencuri i- eh? H-Hinata-sama? M-maaf atas ketidaknyamanan yang anda terima" ucap salah satu security itu terkejut dan mereka langsung membungkuk berkali-kali meminta maaf.
"Ya" ucap Hinata.
"Kami sungguh meminta maaf, Hinata-sama. Ini karena kami lalai dengan pekerjaan kami" ucap security itu.
"Tidak masalah" ucap Hinata.
"Kamu permisi, Hinata-sama" Kedua security itu pun segera membawa pria yang mencuri itu.
"Tunggu" ucap Hinata membuat mereka berhenti dan berbalik menatap Hinata.
"Siapa namamu?" Lanjut Hinata bertanya pada pencuri itu.
"Aku.... Mitsuki" ucap pria itu menunduk.
"Kenapa kau mencuri?" Tanya Hinata menatap lurus ke arah Mitsuki.
"Aku.... A-aku butuh uang untuk untuk membiayai adik-adikku" ucap Mitsuki pelan.
"Hn, dua hari lagi datang ke aparteman xxx" ucap Hinata pergi menghampiri Kiba.
"Oh, bebaskan saja dia" lanjut Hinata berbalik melihat security itu.
"Ha'i" patuh mereka.
.
.
.
Sasuke yang melihat Hinata memborgol pencuri itu pun terkejut.
'Dari mana borgol itu? Siapa dia sebenarnya? Dan mengapa security itu terkejut melihat Hinata?' batin Sasuke bertanya.

Sasuke masih memandang kepergian security yang membawa pencuri itu. Saat ia kembali menoleh ke arah Hinata menghampiri pria yang tidak dikenalnya. Mereka sudah tidak ada.
'Sial' Umpatnya dalam hati.

Ia pun mulai mencari Hinata. Namun, mereka sudah tidak terlihat.
'Sialan, aku kehilangan jejak' batinnya lagi kesal. Ia pun segera beranjak pergi dari bandara itu.
.
.
.
Sesampainya Hinata dan kedua temannya di Maroko pada jam 12 siang, mereka langsung bergegas menjalankan tugas mereka, yaitu menyelamatkan putri Kaisar Maroko. Tentunya setelah mempersiapkan segala hal dibutuhkan.

Disinilah mereka sekarang, bersembunyi di sebuah balik sebuah bangunan tua yang tinggal setengah.

Mereka melihat di depan mereka ada sebuah gedung 10 lantai. Terlihat tidak terpakai dan seperti bangunan yang tidak layak pakai. Namun, siapa sangka jika di lantai 5 itu terdapat sebuah kantor yang menjadi tempat pemimpin mereka melakukan kegiatan yang tidak manusiawi.
.
.
.
"Mmmm" seorang gadis yang diketahui adalah putri dari Kaisar Maroko itu berteriak tertahan karena mulutnya dibekap oleh plester hitam. Ia terlihat duduk di sebuah bangku dengan tubuh dan tangan terikat ke belakang.
"BERISIK" teriak salah satu pria dengan kain yang menutupi leher hingga mulutnya. Pria itu juga memegang sniper yang siap menembus kepala siapa pun.
"Hei, bisakah kau diam, hah?" Tanya teman pria itu sedikit kesal. Namun, gadis itu enggan diam dan terus memberontak.
.
.
.
"Kiba, Shino, kalian bereskan para bajingan itu, aku akan masuk ke dalam untuk mencari putri" ucap Hinata.
"Siap" ucap Hinata memberi perintah pada Kiba dan Shino.
"Laksanakan" ucap Hinata.

Kiba dan Shino pun segera bergerak dengan cara bersembunyi. Mereka menghabisi lawan mereka tanpa menimbulkan suara.

Setelah Hinata melihat para teroris itu sudah tidak ada lagi, ia pun segera pergi memasuki gedung itu untuk mencari putri Kaisar.

Beberapa kali ia membuka pintu dan tidak menemukan yang ia cari.

BRAK

Pintu pertama di lantai 4, akhirnya Hinata menemukan putri Kaisar yang ia cari.
"PENYUSUP" teriak kedua pria yang menjaga putri Kaisar.

Tap
Tap
Tap

Buagh

Hinata langsung berlari ke arah teroris itu dan menendang wajah mereka secara bergantian dengan sekuat tenaga hingga mereka terpental dan membentur dinding.

Setelah dirasa tidak ada lagi pergerakan dari musuhnya, Hinata segera mendekati gadis itu.
"Mmmm" gadis itu menggeleng takut.
"Tenang putri, tenang. Aku Mayor Hinata, ditugaskan untuk menyelamatkanmu" ucap Hinata menenangkan gadis itu.

Sreeettt

Hinata membuka plester yang menutup mulut gadis itu.
"Fuaaahh.... hiks.... T-terima kasih, Mayor hiks...." Tangis gadis itu.

Hinata mengangguk sambil membuka tali yang melilit tubuh gadis itu.

Bruk

Gadis itu langsung memeluk Hinata erat dengan tubuh bergetar. Hinata pun tidak segan untuk memeluk dan mengusap punggung gadis itu.
"Ayo, kita harus segera keluar dari tempat ini" ucap Hinata menarik tangan gadis itu.

Dor
Dor

Dari lantai 5, terdengar suara tembak yang bersahut-sahutan.

Hinata pun segera menekan earphone yang menempel di telinganya.
"Ini Mayor Hinata. Jemput paket tepat di depan gedung. Bawa paket, lindungi, jangan sampai terluka" ucap Hinata.
'Prajurit 3 disini. SIAP, LAKSANAKAN!' Jawab seorang pria melalui earphone.

Sesampainya di lantai 1, Hinata langsung mengoper gadis itu pada anggotanya.
"Prajurit 3, segera bawa ke dalam mobil" ucap Hinata, lalu berlari memasuki gedung dan menuju lantai 5.

Dor
Dor
Dor

Kiba dan Shino sesekali bersembunyi dari peluru yang melesat ke arah mereka.
"Dalam hitungan ketiga. Satu.... Du-"

Dor
Dor
Dor
Dor

Kiba dan Shino menoleh ke asal suara dan ternyata Hinata datang dengan menembaki satu per satu para bajingan tengik itu hingga tak bersisa.
"Wooahh.... Mayor kita ini memang tidak pernah takut mati, ya" ucap Kiba keluar dari persembunyiannya bersama Shino.
"Kita termasuk pasukan berani mati, jika kau lupa" ucap Hinata dengan nada mengejek.
"Tidak, aku sangat ingat hahaha" tawa Kiba.
"Bagaimana paket?" Tanya Shino.
"Aman. Ayo, kita harus bergegas mengantar putri itu pulang" ucap Hinata berjalan lebih dulu dan disusul oleh Kiba dan Shino.













TBC

Hinata's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang