Kisaki sudah tak sanggup, baru dua orang yang memakai tubuhnya tapi ia takut untuk meneruskan ini. Wajah lemas dan putus asa itu hanya bisa menatap kosong ke arah luar. Tubuh yang penuh dengan sperma yang berceceran, dan perihnya luka baru membuat keadaan pria itu semakin ironis.
"Hanma" panggilnya dengan suara serak. Kisaki sangat ingin bertemu dengan pria jangkung itu sebelum mati, masa bodoh dengan kehidupannya. Ia sangat ingin mati saat ini.
"Bagaimana rasanya Kisaki?" Kiyomasa menangkup kasar pipi Kisaki yang terbaring lemas di lantai kotor. Rambut berantakan dan wajah sayunya sangat menyenangkan Kiyomasa.
"Aku memanggil mereka untuk memuaskanmu, kau mau ini kan?" Kisaki menggeleng lemas, bibirnya ingin mengatakan sesuatu tapi tak bisa.
"Lihat ini Kurokawa! Setelah ini giliranmu!" Izana terus memberontak, ia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Tapi tindakan Kisaki membuatnya bingung, Izana ingat kalau pria bernetra abu kebiruan itu yang menyetrum dirinya, dan saat akan di hukum Kisaki malah rela memberikan tubuhnya dengan alasan Kiyomasa harus melepaskan Izana.
"Tidak, kau sudah berjanji!" ujar Kisaki dengan suara yang hampir habis.
"Kau pikir aku peduli? Persetan dengan itu!" Kiyomasa menampar pipi Kisaki keras. Pria bertubuh besar itu sangat puas melihat Kisaki yang notabene orang yang selalu membantunya tersiksa.
"Baiklah, berapa lama lagi kami akan menunggu giliran kami?" ucap Hanma dongkol. Hanma membuka topinya, begitu juga dengan Kakucho yang bangkit dari kursi tunggu.
"Kakucho? Hanma?" keberadaan mereka mengundang tanda tanya dibenak Kisaki dan Izana.
"Silahkan ambil bagian kalian, lagipula kalian bebas melakukan apapun karena sudah membayar biaya paling mahal" Kiyomasa memberi isyarat pada anak buahnya untuk menyerahkan Kisaki dan Izana pada dua orang itu.
"Kakucho, k-kau?"
"Lepaskan ikatannya" titah Kakucho mutlak.
Tidak, ini bukanlah Kakucho yang ia kenal. Tatapan dingin dan aura mengintimidasi ini membuat Izana tak nyaman. Belum sempat bergerak, satu tangan Kakucho berhasil mengunci kedua lengan Izana, jarak antara keduanya semakin tipis. Kakucho tersenyum remeh, dapat ia lihat sorot mata kesukaannya menatap tak percaya.
"Jadi ini gigolo terbaik yang kau punya? Sangat menyedihkan"
"H-hah?" perkataan Kakucho menampar habis dirinya. Pria beranting hitam itu seperti kerasukan sesuatu yang tak pernah Izana duga.
"Wah wah, padahal aku sudah membantumu menggunakan jasa membunuhku secara gratis. Tak ku sangka kau jadi menyedihkan seperti ini" kali ini giliran Hanma menghampiri Kisaki yang dipegangi dua orang suruhan Kiyomasa.
"Selama ini aku memintamu kembali, tapi sepertinya kau senang dengan situasi seperti ini" perkataan Kakucho membuat Izana marah. Kepercayaan yang selama ini ia berikan pupus begitu saja, Kakucho sudah menusuknya dari belakang.
"Sepertinya aku agak terlambat!" teriak Ran yang baru saja muncul dari balik pintu. Semua mata menoleh ke arahnya, ia tertawa sebentar lalu menaikkan kedua alisnya.
"Maaf mengganggu, tapi selamat bersenang-senang" Ran mengambil tempat di sofa yang telah di sediakan. Tangan bersandar di sofa dan satu kaki ia pangku di atas lutut, sebentar lagi permainan utama akan dimulai.
Rencana yang sudah ia susun rapi telah sampai di penghujung acara. Dengan bantuan Kakucho ia berhasil mendapatkan kepercayaan Hanma, Ran juga tak perlu repot mengeluarkan banyak uang lantaran Hanma dengan senang hati mengeluarkan uangnya untuk kebutuhan rencana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finale [Kakuiza ft. Hankisa]✔
Fanfiction[Tamat] Bagaimana jika Izana, sang gigolo yang selalu memuaskan, dan mendominasi pelanggan wanitanya ditaklukan oleh seorang pria penurut yang merupakan sahabatnya sendiri. Kakucho hanya ingin membebaskan 'rajanya' dari mimpi buruk dan kembali bers...