Evokasi Wine (18+)

1.8K 119 25
                                    

Cuaca dingin tak melunturkan semangat keduanya, suara decakan akibat bercumbu di ruangan tersebut dapat terdengar jelas. Surai hitam Kakucho di jambak pelan, permainan lidahnya membuat Izana kacau, pria beranting itu terus melanjutkan sesi ciuman panas, selagi bibirnya sibuk bermain, pinggulnya ia gesekkan pada kejantanan Kakucho yang mulai menegang.

Tangan kiri sang dominan mengusap pinggang Izana, kemudian bergerak masuk ke dalam celananya. Tanpa persetujuan meremas bokong sintal itu sembari mengusap lubangnya.

"Nghh" lenguhan manis lolos dari bibirnya. Celananya jadi terasa sempit, hawa nafsu telah mengambil alih kewarasan.

Percumbuan mereka diakhiri, mata sayu dan wajah memelas Izana menarik Kakucho dalam gairah seksual.

"Kenapa tidak menjawab?" tanya Kakucho.

"Kubilang izinkan aku memilikimu"

Izana tersenyum tipis, mengusap sisa saliva dibibir Kakucho. "Aku yakin ada maksud dibaliknya"

Dengan nakalnya tangan Izana membuka satu persatu kancing kemeja putih Kakucho, ia terkekeh kala melihat tubuh bagus itu.

"Tidak mau bercinta denganku?" Izana mengangguk, mengusap lembut dan membuat pola abstrak pada tubuh atletis sang dominan.

"Kau tidak mau aku melarangmu berhenti bekerja bukan?"

Bibir tipisnya mengerucut, ia mengangguk pelan tanda ucapan Kakucho benar.

"Biarkan aku jadi pelangganmu malam ini"

Izana mengigit bibirnya, dengan cepat tangan indah itu melepaskan gesper, lalu menurunkan zipper yang Kakucho kenakan.

"Aku akan menghiburmu" seringai tipis terukir.

Kakinya melangkah turun, wajahnya ia posisikan pada penis yang menegang dibalik boxer. Pipinya ia daratkan di sana, menggeseknya seolah mendapat mainan baru.

Ah sial. Kakucho tak bisa mengontrol diri lagi.

Kelopak mata sang submisif terkunci, membelai halus penis Kakucho, boxer itu ia lepaskan, meraup rakus penis tersebut, hisapan Izana membawa Kakucho pada kenikmatan yang tak terduga.

Lidah nakalnya memainkan ujung penis Kakucho, mengulum dan memaju mundurkan kepalanya. Sebelumnya Izana tak pernah melakukan servis seperti ini pada orang lain.

"Shh" Kakucho mengusap surai pria di bawahnya gusar.

"Hnghh" sebelah matanya terpejam kala tangan Kakucho mendorong kepalanya. Kehangatan mulut Izana bak menerbangkan seluruh kupu-kupu di perutnya.

Iris matanya hampir tak terlihat ketika pangkal penis Kakucho menyentuh tenggorokannya, begitu dalam dan agak menyiksa untuk pertama kali. Precum bisa Izana rasakan, penis berurat itu mulai berkedut dalam mulutnya, sebentar lagi orgasme Kakucho tiba.

"Ahh Izana" ucapnya keenakan.

Izana terus memaju mundurkan kepalanya semakin cepat, Kakucho menahan wajah Izana ketika pelepasannya datang. Ia tak mau membuat Izana tersedak sperma. Lidahnya terjulur, menerima semburan sperma yang baru saja keluar.

Cairan putih itu membasahi wajahnya, bahkan telapak tangannya bergerak mencegah sperma Kakucho terbuang percuma.

Ia menelan cairan Kakucho seraya mengeluarkan tawa kecil. Ujung jari telunjuk ia gigit, lalu memandang manik si pelanggan khusus.

"Ah jadi berantakan" kala tangan Kakucho ingin membersihkan sisa cairan miliknya, tangan Izana menggenggamnya.

"Aku menyukainya"

Finale [Kakuiza ft. Hankisa]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang