برولوج

1.8K 253 754
                                    


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Selamat membaca, semoga kalian suka

Jangan lupa vote dan komentar nya❤️

"Barang siapa yang menanam, maka dia akan menuai."

----

🎵Adam - Hijrah Cintaku

"Mas! Tolongin saya ya mas! Saya mau di nikahin sama orang yang lebih tua dari saya! Bahkan cocokan jadi Abah saya, mau kan jadi suami saya mas? Saya mohon...."

"Hah?"

"Saya mohon mas....!"

Di dalam gedung pertemuan para ulama-ulama terkenal sejagat raya, gadis umur duapuluh satu tahun yang baru beberapa minggu lulus sarjana ekonomi duduk di dekat Abah nya untuk menuruti permintaan sebelum si Abah pergi ke kota Tarim.

Disana banyak ulama-ulama yang terkenal dengan berbagai macam dakwah nya. Bahkan, mereka juga lukisan dari pondok di kota Tarim.

Gadis bermanik mata coklat dengan jilbab abu-abu nya itu berbisik ke telinga Abah. Abah tak menghiraukan bisikan putri nya itu. Bahkan, Abah menyuruh gadis bermanik mata coklat itu untuk memilih ulama-ulama yang ada di buku tebal yang gadis itu pegang. Berisikan foto, foto mereka si para ulama yang beragama baik dan akhlaknya pun jangan diragukan. Namun sayang, umur mereka sudah tua bahkan lebih cocok menjadi Abah gadis itu.

"Abah nyuruh Narayya buat milih mereka?" Tanya Narayya dan Abah pun mengangguk.

"Abah nggak demam kan?"

"Nggak kok. Abah sehat, alhamdulilah wasyukurillah."

Bukan itu maksud Narayya, dia bertanya apakah Abah nya tidak salah memilihkan jodoh untuk Narayya?

"Abah ko gitu sih! Narayya gak mau sama mereka, mereka udah tua-tua Abah! Abah tau kan umur Narayya berapa?"

"Duapuluh satu," jawab sang Abah tapi ekspresi nya tetap fokus ke depan tanpa menoleh.

Narayya memegang jemari Abah nya sambil meneteskan air mata. Dia berharap Abah hanya bercanda dan tidak ada niatan untuk ini semua. Narayya berhak untuk menentukan pilihannya sendiri, apalagi ini masalah untuk hidup semati, naryaa tidak boleh sembarang pilih lelaki.

"Jangan rayu Abah. Keputusan Abah sudah bulat, kamu mau atau tidak, Abah tidak memepermasalahkan nya."

Narayya menangis.

Abah menoleh sebentar ke arah Narayya sembari bertanya. "Kenapa?"

Narayya menggeleng.

"Kamu gak mau? Menuruti perintah Abah sebelum Abah ke Tarim?"

Narayya semakin memelas dan memohon jangan berikan dua pilihan yang tidak bisa Narayya pilih.

"Ada satu syarat jika kamu tidak mau menikah dengan ulama-ulama yang ada di buku itu." Terdengar kabar bahagia yang Narayya dengar.

"Abah se-serius?"

"Ya."

"Apa Abah? Narayya pasti akan menuruti syarat itu, demi apapun Narayya tidak mau menikah dengan mereka!" harapnya.

"Apakah kamu yakin, dengan ucapan kamu?"

Narayya mengangguk menyetujui. Dia akan melakukan syarat apa pun itu, demi Abah.

"Dua bulan ini, kamu harus bisa mendapatkan lelaki yang cocok dengan kamu, dan menikahlah dengan nya."

Narayya melotot lantas berdiri.

Abah mendongak ke arah Narayya yang tiba-tiba berdiri tanpa ekspresi. "Katamu kamu yakin dengan ucapan mu, kenapa kamu berdiri seolah-olah menolak?"

Narayya menahan marah dan membuang muka. "Gak pantas kamu berdiri di depan Abah. Duduk. Ini majlis, kamu gak malu?"

Narayya menaruh buku berisi foto ulama-ulama dan berlari keluar dari gedung majlis sambil menyeka air mata.

Di tonton banyak para muslimah-muslimah dan beberapa lelaki yang hadir di majlis itu. Narayya sudah tak memikirkan malu untuk pergi dari gedung itu. Dia merasa di jual oleh Abah nya sendiri.

Merasa mendengar ocehan pedas dari beberapa ibu-ibu di majlis, membuat Narayya semakin malu dan ingin cepat pergi, tapi kenapa? Kenapa pintu itu sulit sekali untuk digapai secepatnya?

----

"Sayang, kamu pasti kuat! Jangan tutup mata kamu! Anak kita masih berjuang di dalam perut kamu untuk sampai kedunia! Sayang..." panggil seorang lelaki yang statusnya adalah (suami) itu sambil mendorong kereta pasien untuk sampai ke ruang IGD.

Mendapati mata sang istri telah sayu dan tak sanggup untuk bertahan lagi, Akram, mulai berfikiran positif agar kedua cinta nya tidak kenapa-napa.

Akram, selaku suami gadis yang bernama Nadira, dia duduk di kursi IGD sambil melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an dan membaca surah Yasin untuk Nadira yang sedang berjuang didalam sana.


إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ

Arab-Latin: Innamā amruhū iżā arāda syai'an ay yaqụla lahụ kun fa yakụn

Artinya: Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.

----

KU TEKADKAN UNTUK BERHIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang