بسم الله الرحمن الرحيم
"Aku melihat seseorang melakukan maksiat, zina, perbuatan dosa lainya. Silahkan saja umbar dan publikasi maksiat kamu itu sebanyak-banyaknya, maka di akhirat nanti kamu akan banyak mendapat saksi atas perbuatan mu, termasuk aku."
Akram Ali Ammer
Jangan lupa vote dan komentar nya ya. Selamat membaca semoga suka...
🎵Law Ala Albi
Duduk di dekat Abah. Abah mengelus kepala Narayya dan bertanya tentang calon suami nya. Sepertinya Abah merasa cocok dengan Akram jika lelaki itu menjadi calon suami putri satu-satunya.
Narayya menelan ucapan nya sendiri. Bagaimana dia bisa membawa lelaki itu lagi kerumah ini? Akram pindah dari rumah lama nya bersama bayinya itu. Apakah nasib Narayya harus menikah dengan ulama-ulama tua yang ayah nya jodohkan?
"Abah mau datang ke perusahaan pertambangan Akram, kapan kamu mengajak abah kesana?"
"Hah? Kesana?" kaget Narayya.
"Kenapa? Yakan Abah cuma mau tengok bisnis calon menantu Abah, nanti kalau Abah sudah di Tarim Abah gak akan ragu lagi jika kamu Abah titipkan ke Akram Ray." jawab Abah lagi.
"Aduh.. gimana ini? Kalau Abah tau yang sebenarnya? Akram cuma pemilik toko kelontong dan sudah mempunyai anak walau istrinya sudah meninggal? Apa gak kena smackdwon?" Batin Narayya miris.
"Ray?"
Narayya berdiri dari duduknya dan berlari ke kamar untuk menghindari pertanyaan Abah yang lainya. Ini saja sudah mencekam apalagi pertanyaan aneh susulan? Tidak tidak.
"Mau kemana Ray?! Abah sedang mengajak kamu bicara." teriak abah.
"Narayya kebelet pipis Abah!!!!!!!!!!!!! آسف والدي العزيز!!!!!"
---
Narayya mencoba datang kerumah Akram, ibu-ibu yang habis belanja pun bertanya kepada nya sedang mencari siapa, lalu Narayya menjawab nya, setelah itu ibu-ibu yang habis belanja itu mengatakan jika Akram sudah pindah ke kota lain bersama anak nya. Tapi, ketika Narayya bertanya di kota apa Akram dan anak nya singgahi, ibu-ibu itu tak menjawab dan segera pergi.
"Ibu harus janji sama saya, kalau ada yang cari saya sama anak saya, bilang aja saya ke luar kota, ibu jangan beritahu saya berada di kota mana."
"Iya mas Akram."
Ibu itu memang di titipin amanah besar oleh Akram agar menutup rapat-rapat mulutnya. Makanya dia kabur saat Narayya hendak bertanya.
Begitu merasa curiga dengan ibu itu, Narayya langsung melangkahkan kaki nya pergi dari rumah itu dan mencari ke kota lain sebelum genap dua bulan. Jika dalam sebulan setengah Akram tidak bisa ditemukan maka kacau lah semuanya. Mau tak mau Abah akan menjodohkan dia.
"Nomor aku saja di blokir sama dia. Pantas saja." cibir Narayya kesal.
Seperjalanan menuju kampus nya dahulu, Narayya menyipitkan pandangan ke arah mas mas yang berada di warung menggendong bayi dan posturnya sangat mirip dengan Akram.
Narayya segera menghampiri warung makan itu. Dan ya benar itu Akram dan anak nya. Lalu ibu tadi bohong kah?
"Akram...!!!" teriak Narayya di sebrang warung.
KAMU SEDANG MEMBACA
KU TEKADKAN UNTUK BERHIJRAH
Dla nastolatkówDILARANG PLAGIAT! ❌ "Gak ada baper-baperan sebelum menikah." "Cara Islam mempertemukan kita itu indah ya mas." "Cinta yang berlandaskan iman, mau kamu se-buruk apa pun dimata Umi, kamu tetap bidadari yang gak kalah jauh sama Nadira." ...