الجزء 14 Surat Umma

160 56 86
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

---

Umi Zahro mencari-cari Akram seharian tidak ketemu. Aban sejak tadi menangis terus karena Umi Zahro tak tahu bagaimana cara Akram menenangkan Aban.

Sudah di beri susu dan makanan pun Aban tetap saja menangis.

Umi Zahro hendak bertanya kepada Narayya tapi ia tak mempunyai nomor ponsel nya. Dan tentu saja gengsi bukan?

Pada akhirnya Umi Zahro membawa Aban mencari alamat Narayya dan ia melihat Amira anak gadis tetangga nya sedang duduk di luar rumah. Ia menghampiri gadis itu.

Karena dirinya tak pandai bersosial media, umi Zahro meminta Amira untuk mencarikan alamat rumah gadis kaya itu. Dan Amira mau.

"Mira! Assalamualaikum." sapa Umi basa-basi.

Amira menyipitkan pandangan. Ia berdiri. "Oh, Umi nya Akram yah? Sini Mi ada apa? Wa'alaikumusallam!" semangat Amira melihat calon ibu mertua nya datang.

Umi cengar cengir dan duduk. "Gendong Aban coba Mir." Mira tentu saja tak mau kan takut Aban jatuh atau bahkan Amira akan di pipisi, tapi demi citra nya ia harus baik di depan Umi, "sinih, Aban sama tante baik ya."

Di lubuk hati Aban sepertinya ia ingin muntah! 'tante baik?'

"Eh! Kamu bisa main medsos kan Mir?" Tanya Zahro dan Amira mengangguk.

"Wheheh, minta tolong boleh? Carikan alamat seseorang, pasti kamu bisa kan?"

"Bisa,"

"Oke! Bantu Umi ya!"

"Namanya siapa Umi?" tanya Amira sambil membuka Instagram nya.

"Narayya. Kalau gak salah Callista Narayya!" jawab Umi.

Amira mengangguk, ia segera mencari nama akun itu, dan banyak sekali yang bernama Calista Narayya.

Amira memperlihatkan hasil pencarian nya kepada Umi. "Yang mana Mi? Soalnya yang namanya Calista Narayya gak cuma satu."

Umi menggaruk telinga nya yang tertutup jilbab. "Aduh Mira, Umi juga gak tau. Umi gak bisa main medsos."

Sama-sama pusing. Amira berpikir, Calista Narayya ini siapa? Siapa nya Umi dan Aban? Kenapa harus ada hubungannya sama Akram?

"Kalau boleh tau, Callista Narayya ini siapa Mi?" tanya Amira. Ia pemasaran. Karena sejatinya Umi jarang mengenal anak gadis seusianya selain Amira itu sendiri.

Karena Umi ingin menjaga perasaan Amira maka Umi hanya mengatakan jika itu selebgram endors.

"Kalau cuma selebgram, apa hubungan nya sama Akram Mi? Kan selebgram itu terkenal, gak mungkin ada yang mau lah sama Akram yang sederhana, maksud Amira ya pasti jarang gitu kan."

"Anak ini banyak bicara," batin Umi Zahro.

---

Narayya keluar kamar sambil memegang kepala nya. Sejak tadi ia tidak tidur, melainkan kepikiran kejadian tadi pagi dimana Abah begitu merendah kan Akram dan juga menuduh yang tidak-tidak. Mau sampai kapan seperti ini? Narayya juga berhak menentukan seseorang yang akan menjadi teman hidup semati ya.

"Pernikahan itu ibadah paling lama. Kalau Abah memaksa aku suka sama pilihan Abah, lantas apakah akan selama itu pula aku dengan nya beribadah?" Ibarat memilih baju kekecilan.

Di kamar Abah. Dengan kepala yang masih teramat pusing Narayya membuka lemari baju Abah nya. Ia mengadul-adul tumpukan baju itu mencari sesuatu tulisan yang sangat Narayya perlukan.

KU TEKADKAN UNTUK BERHIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang