الجزء 7 Minta Keadilan

302 138 295
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

---

Narayya mendorong piring nya dan menyuruh Gus Rasya mengabiskan.

Lalu Gus Rasya tercengir sambil menggaruk telinganya yang tidak gatal. "Gak Ray, aku kenyang."

"Yaudah, jangan sewot kalau makanan aku belum habis." jawab Narayya sebal.

Di tengah keharmonisan bersama, ponsel Reida berbunyi panggilan whatsapp.

"Akram?" batinya.

Reida izin keluar dari warung sebentar. Dia bilang ke Gus Rasya dan Narayya akan menjawab telfon dari ustadzah lama nya di Makasar.

"Aku keluar bentar, ustadzah lama aku telfon," ucap Reida. Gus Rasya dan Narayya mengangguk.

Setelah Reida keluar, kini tinggal ia dan Gus Rasya berdua, iya walau masih ada pengunjung lain. Gus Rasya bertanya banyak masalah Abah, keluarga dan juga kehidupan adik nya itu. Narayya menjawab apa ada nya, Abah masih egois seperti dulu. Lalu, Narayya mencoba bertanya, iseng saja,

"Gus, aku panggil kamu apa? Kamu kan kakak aku." pikir Narayya.

"Abang aja gapapa."

"Oh iya bang! Mau tanya dong, boleh kan?"

Gus Rasya mengangguk, "boleh."

"Kenapa Abang gak pernah di ceritain ke Narayya selama ini? Abah gak pernah kasih tau Narayya kalau Narayya punya kakak kandung, pikir Narayya, Narayya nih anak satu-satunya."

Gus Rasya menarik napas. Apa ini waktunya untuk jujur? Daripada menunggu dirumah kelamaan dan pasti kalau Abah yang cerita, cerita itu akan di rekayasa.

"Abang jujur aja kali ya," ucap nya pikir-pikir.

Narayya mengangguk antusias.

"Sebenarnya Ray," jeda nya,

Narayya fokus dan menunggu kalimat selanjutnya keluar dari bibir Gus Rasya.

"Aku anak tiri dari Umma Fatimah, aku anak kandung Abah, tapi kita berbeda ibu Ray. Ibu kamu Umma Fatimah, sedangkan ibu aku Umma Naisa."

Narayya kaget mendengar nya, bagaimana bisa?

"Abah nikah dua kali?"

Gus Rasya mengangguk sambil tersenyum, "lebih tepatnya poligami. Karena Umma aku sudah tidak bisa memberikan keturunan, makanya Abah menikah dengan Umma Fatimah dan melahirkan kamu dan almarhum---"

"Maaf! Maaf lama!" pekik Reida di depan mereka berdua.

"Gapapa,"

"Pulang yuk!" ajak Reida tiba-tiba.

Narayya menatap Gus Rasya, kemudian mengambil tas nya dan berdiri.

---

Akram tersenyum melihat kiriman foto dari seseorang. "Ternyata kamu sudah menemukan pilihan kamu Ray." batin nya.

KU TEKADKAN UNTUK BERHIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang