بسم الله الرحمن الرحيم
Abah terdiam di tempat tidurnya sambil duduk. Lelaki tua ini kaget ketika mengetahui semuanya. Narayya menikah dengan Akram tapi bukan ia walinya? Ini sangat membuat seorang ayah merasa sakit hati dan sedih. Sedari kecil ia mendidik Narayya sampai dewasa, tapi pernikahan anak nya saja walinya abang sendiri.
"Kenapa, kamu mengizinkan adik kamu menikah dengan lelaki pembohong itu?!" tanya Abah sedikit menekan nada bicaranya.
Rasya tentu tak bisa menjawab apa-apa. Dia hanya ingin membantu Narayya untuk mendapatkan cinta sejatinya.
"Kamu tau kan Abah masih hidup? Oh! Atau jangan-jangan kamu berharap Abah---
"Jangan bicara seperti itu Bah!" potong Rasya menahan emosi.
"Kenapa? Kalau kamu tak menganggap Abah tak ada, pasti kamu gak akan mau menjadi wali nikah Narayya."
"Rasya tau. Rasya salah. Tapi ini buat kebaikan mereka berdua. Sudahlah Bah untuk mengekang Narayya terus-menerus. Apa Abah lupa sama surat dari almarhumah Umma? Abah ini melenceng dari wasita Umma! Bahkan seharusnya Narayya gak ada disini Bah."
Merasa terpojok, Abah pun diam saja menyimak kata-kata Rasya.
"Jangan bahas itu."
"Jangan bahas itu jangan bahas itu. Kalau Abah gak mau itu ketahuan sama Narayya, minimal Abah bisa lah biarin Narayya sama Akram. Lagian Akram lelaki baik dan bertanggung jawab, sudah Rasya pastikan."
---
Umi Zahro mengetuk pintu jendela kamar Amira malam-malam. Amira terbangun dari tidurnya dan membuka jendela.
Setelah dibuka jendela itu, Amira terkejut melihat Umi berada di luar kamar nya, sedang apa? "Umi! Ngapain Mi? Kenapa gak lewat pintu depan ajaaa," desis Amira supaya kedua orangtuanya tak dengar. Jelas ini menggangu! Jam sebelas malam bayangkan.
Umi tercengir. "Hehe, Umi gak enak sama ayah ibu kamu Mira, jadi Umi ketuk jendela kamar kamu aja "..
Merasa ada kesempatan. Amira memikirkan sebuah ide, ah! Tapi itu nanti saja, sekarang ia harus tau apa maksud Zahro datang kerumah nya lewat jendela seperti maling.
"Umi minta bantuan boleh gak Mir?"
Sudah ditebak. Amira mengangguk dan ia menutup jendela untuk pergi ke pintu belakang menghampiri Umi.
"Lah kok di tutup?" batin Umi bingung,
Tak lama kemudian, Amira datang dari arah belakang mengejutkan Umi. Umi pun kaget dan menahan napas beenrapa detik.
"Kamu! Ngageti Umi aja!"
"Hehe! Maaf Umi..." Kekeh Amira.
"Oh iya Mi," sambil melirik ke kanan ke kiri. "Ada perlu bantuan apa ya? Mira pasti siap selalu untuk Umi Zahro tercinta..."
Halah garing!
"Bantuin Umi buat ambil hati Aban ya."
---
"Mas, aku beli sayur dulu ke pasar ya, kamu, sebelum berangkat kerja mau aku masakin bekal apa?" tanya Narayya yang berdiri sambil memegang uang di tangan nya menatap suami nya yang sibuk dengan komputer.
KAMU SEDANG MEMBACA
KU TEKADKAN UNTUK BERHIJRAH
Teen FictionDILARANG PLAGIAT! ❌ "Gak ada baper-baperan sebelum menikah." "Cara Islam mempertemukan kita itu indah ya mas." "Cinta yang berlandaskan iman, mau kamu se-buruk apa pun dimata Umi, kamu tetap bidadari yang gak kalah jauh sama Nadira." ...