récupération

3.1K 425 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Please, don't leave me, Shin"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Please, don't leave me, Shin"

▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰

BAD LUCK OR LUCK?





"Eh?"

"Eh?"

Kedua mata bertatapan melihat satu sama lain, mereka terkejut melihat satu sama lain. Mereka bertemu di pintu masuk ruang perawatan (M/N), satu orang berambut pirang dan satu orang lagi dengan rambut lapis ungu hijau.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Mikey kepada Wakasa dengan tatapan tajam dan datar.

"Mengunjungi teman ku" kata Wakasa tak kalah tajam, ia memang tidak terlalu dekat dengan adik Shinichiro yang satu ini. Entah mengapa mereka tidak cocok.

"Begitu, yah silahkan masuk" kata Mikey yang keluar mencoba mencari udara segar. Dia bolos sekolah demi melihat keadaan (M/N) dia benar benar takut pemuda itu meninggalkannya seperti kakaknya meninggalkannya.

Keluarga Sano masih berduka dengan kepergian cucu tertua, sekarang mereka masih dihadapkan dengan harapan agar (M/N) setidaknya segera bangun dan kembali bersama keluarga Sano.

"Hei (M/N), kita baru saja bertemu baru baru ini tapi kau sudah seperti ini, sebenarnya hari itu aku bertanya kepada Shinichiro bolehkah aku mengajak mu untuk bergabung dengan geng baru milik kami karena Shinichiro menolak, tapi dia marah kepada ku dan menolak ku dengan keras bahkan dia berani mengusir ku. Kau itu orang baru tapi sudah seperti belahan jiwanya saja" kata Wakasa yang melihat (M/N) koma dengan alat bantu untuk hidup. Jika saja Wakasa waktu itu tidak membuat Shinichiro marah mungkin mereka berdua masih berada di toko dan berbincang bincang.

"Ini kesalahan kami karena membuat geng besar seperti Black Dragon dan anak anak kecil mengikuti jejak kami bahkan lebih kotor lagi" lanjut Wakasa bermonolog.

"Cepat bangunlah sebelum anak ayam mu membuat masalah" kata Wakasa, ia ingat kalau (M/N) pernah bilang kalau dia memberi julukan kepada dua Sano kecil itu sebagai Anak Ayamnya. Dia bangga dengan mereka.

"Setelah ini kau harus menjauh dari hal yang disebut Geng" kata Wakasa beranjak dari tempat duduk disamping ranjang rumah sakit (M/N) dan pergi keluar, disana terlihat Benkei yang menunggunya, Benkei tidak masuk karena dia tidak akrab dengan (M/N). Mereka berdua berjalan pergi meninggalkan rumah sakit menuju sebuah tempat.

▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰

(M/N) tidak percaya dengan apa yang dia lihat Shinichiro tengah berdiri didepannya.

"Shin, kau baik baik saja" kata (M/N), dia memeluk erat tubuh Shinichiro dengan air mata mengalir dari sudut matanya. Syukurlah Shinichiro baik baik saja, ia bersyukur.

"(M/N), aku tidak bisa menemanimu kali ini, bisakah kau segera bangun dan temani Mikey, aku tak ingin dia sedih" kata Shinichiro membuat (M/N) membulatkan matanya, apa maksudnya ? Apa yang dimaksud Shinichiro ?

"Kau juga Shin, ayo kita bangun dan kembali ke rumah, mereka pasti sedang menunggu kita" kata (M/N) melepaskan pelukan nya dan segera menakup wajah Shinichiro membuat pandangan mereka bertemu.

"Hanya kau, aku sudah tiada (M/N)" kata Shinichiro sambil tersenyum dia menempelkan dahinya dengan dahi (M/N) mencari kehangatan.

"Tidak Shin, Kita pasti kembali ! Jangan katakan bahwa kau sudah pergi !" Teriak (M/N) sambil mencengkram erat baju Shinichiro, Shinichiro menepuk nepuk kepala (M/N). Sebelum dia melihat bahwa tangan nya mulai memudar.

"Ah, waktu ku sudah habis, aku mencintaimu (M/N)" kata Shinichiro sebelum ia menghilang setidaknya ia harus mencium orang yang dia cintai. (M/N) terkejut ini memang impiannya, dicintai Shinichiro tapi sekarang bukannya dia merasa senang, dia hanya merasa kehilangan tidak ada Shinichiro lagi kedepannya.

"Selamat tinggal (M/N), Kekasihku tercinta" kata Shinichiro tubuhnya benar benar memudar.

"Tolong, jangan tinggalkan aku, Shin !" Teriak (M/N) mencoba menggapai tangan Shinichiro namun nihil. Shinichiro menghilang hanya tersisa (M/N) diruang yang kini gelap.

"SHIN !" teriak (M/N) ia tertunduk menangis kesalahannya tidak dapat mencegah kematian Shinichiro. Memukul mukul dirinya sendiri karena dia terlalu bodoh membuat orang yang dicintainya tiada.

"N) !"

"/N) !"

"(M/N) !"

Suara itu terdengar mencoba membangunkan (M/N) dari tidur nya, (M/N) mencari arah suara itu, hingga sebuah cahaya menghisapnya.

Retina nya menangkap cahaya yang terang, mengedip ngedipkan nya beberapa kali sebelum melihat jelas wajah siapa yang kini ia lihat.

Dia Mikey menangis saat melihatnya bangun "Syukurlah... syukurlah kau bangun (M/N)" kata Mikey mengusap tangan milik (M/N). Dua minggu ia menunggu, dua minggu ia hampir putus asa dengan harapannya.

"H- hei Mikey" suara serak (M/N) terdengar, ah berapa lama dia sudah tertidur. Lihat wajah Mikey yang lelah.

"Yah aku disini, aku akan memanggilkan dokter dulu, kau pasti tidak sabar untuk pulang kan" kata Mikey terburu buru keluar dari ruangan (M/N) dan pergi menemui dokter yang merawat (M/N) selama ini.

"Kondisinya mulai membaik, kemungkinan 4 hari nanti dia bisa pulang" kata Dokter mendengar hal itu keluarga Sano sangat senang, akhirnya setelah penantian yang lama akhirnya (M/N) bisa pulang.

Emma tidak bisa menahan diri lagi dia memeluk tubuh (M/N) lembut senang mendengar kabar itu, Kakek Sano hanya tersenyum memandang keduanya dan Mikey juga memeluk (M/N), ia tidak akan membiarkan orang orang yang dia sayangi lagi meninggalkannya.






▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰

To Be Continued


Sillage [MaleReader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang