Date : Shinichiro

643 83 7
                                    

Musim dingin, Tokyo.

Malam begitu indah dengan angin malam menerpa para pejalan kaki yang melintas di area trotoar.

"Huff sungguh malam yang dingin, " Suara mengeluh datang dari seorang pemuda cantik yang diselimuti syal, sepasang tangannya memeluk tubuhnya untuk menetralisir perasaan dingin yang menerpa.

"Hahaha lihat telinga mu sampai merah," kata seorang pemuda yang lebih tinggi mengulas tawa di wajahnya saat melihat pemuda cantik yang sepasang telinganya memerah karena dingin.

"Ini normal okey!" kata pemuda cantik yang bernama (M/N) itu dengan nada kesal sambil menutupi telinganya agar tidak terlihat oleh orang lain.

"Kau telat 10 menit! " Setelah itu (M/N) sadar bahwa pemuda di depannya sudah melewati jam yang mereka sepakati untuk makan malam bersama.

"Maaf, Mikey ingin ikut dia bilang aku tidak boleh berduaan saja bersama mu. " kata pemuda bernama Shinichiro itu mengusap rambutnya canggung. Shinichiro merasa bersalah juga karena telat 10 menit mau bagaimana lagi adik nya memaksa untuk ikut agak kesulitan menipu adiknya yang satu itu.

"Baiklah ini salah ku okey, jangan marah." Bujuk Shinichiro dengan lembut saat melihat (M/N) tidak membuat gerakan apapun dan raut wajahnya tidak berubah tetap kesal.

Shinichiro dengan tangan nakalnya membawa tubuh (M/N) masuk kedalam mantel nya menyatukan suhu tubuh mereka sehingga angin dingin tidak masuk.

(M/N) melihat wajah Shinichiro sebelum bertanya, "Kenapa tidak mengajak Mikey? dan jangan lupa Emma mereka berdua sangat lucu. " Rasa kasih sayang (M/N) kepada kedua adik Shinichiro membuat hati Shinichiro masam, Shinichiro lupa kalau (M/N) sangat menyukai adik-adik nya bahkan jika adiknya ada (M/N) tidak akan memperhatikan nya.

"Yang benar saja! Tidak tidak pokoknya kencan itu harus berdua, " Celetuk Shinichiro sambil memeluk (M/N) dengan erat, wajahnya nampak cemberut yang membuat (M/N) gemas.

"Baiklah baiklah bayi besar," kata (M/N) sebelum mereka berdua mulai berjalan-jalan seraya merayakan hari Natal bersama, kedua tangan saling bertautan walau dibungkus dengan sarung tangan hangat.

Wajah keduanya menampakkan warna merah akibat kedinginan dan menikmati waktu yang cukup lama di luar, namun ekspresi senang masing terpampang di wajah mereka seolah rasa dingin tidak merubah kebahagiaan keduanya.

"Omong-omong Mikey ingin menjadi pembalap yah?" tanya (M/N) saat keduanya sudah duduk di sebuah restoran yang Shinichiro pesan khusus, suasana di restoran nampak tenang dengan musik Natal menghiasi dan pernak-pernik Natal nampak menyala tertata rapi di pohon Natal yang menjulang tinggi.

"Ya, entah bocah itu dapat ide darimana tapi yang aku tau dia sangat menyukai mengendarai motornya, itu sebabnya dia membentuk geng motor bersama teman-teman nya. " kata Shinichiro yang mengingat bagaimana adiknya itu senang mengendarai motor yang dia berikan saat hari ulang tahun nya.

"Berkat Mikey juga kamu mendapatkan banyak pelanggan, " Kata (M/N) yang membuat Shinichiro terkekeh, benar berkat adiknya bengkel miliknya mulai penuh dengan pelanggan ya setidaknya dia tidak terlalu khawatir mengenai menghasilkan uang.

"Sejujurnya aku tidak bisa mengira kita bisa bersama sampai saat ini (M/N), aku bermimpi saat itu bahwa kita pernah bertemu di jembatan tapi kau nampak sedikit kotor dan berantakan. Kau nampak antusias saat bertemu dengan ku dan sampai hari ulang tahun Mikey mimpi itu berakhir." Shinichiro sangat mengingat dengan jelas bahwa (M/N) selalu muncul di mimpinya lebih tepatnya seolah-olah keduanya memang pernah bertemu tapi mimpi itu selalu berakhir saat malam ulang tahun Mikey.

"Apa kau tau Shinichiro, aku juga memimpikan hal yang sama tapi di mimpi ku selalu berakhir dengan kematian mu itu kenapa aku begitu takut jika kau tiba-tiba terluka. " kata (M/N) dengan nada rendah seolah-olah dia takut Shinichiro akan kesal dengan perkataan nya siapa yang mau di katakan mati coba.

"Lihat dimana aku terluka, aku baik-baik saja bahkan sangat sehat." kata Shinichiro kemudian menautkan kedua tangan mereka merasakan rasa hangat diantara keduanya.

"Aku tau Shinichiro aku tau, mari kita anggap semua itu hanya mimpi belaka yang baik adalah kita bersama saat ini tanpa ada kendala. " kata (M/N) tersenyum.

'Bahkan jika kita berpisah aku harap kita bisa bertemu lagi dimanapun dan kapanpun pun itu'






'Bahkan jika kita berpisah aku harap kita bisa bertemu lagi dimanapun dan kapanpun pun itu'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamanya










Omake

"Parah kalian gak mengajak ku!" teriak seorang anak laki-laki dengan rambut pirang, dia terlihat marah yang membuat keduanya terkekeh.

"Nih, jangan ngambek. " kata (M/N) mengelus kepala Mikey sambil memberikan semua dorayaki yang dia beli khusus untuknya.

"Hmmp! " Mikey mengendus marah tapi tangannya tetap mengambil dorayaki yang diberikan oleh (M/N). Sedangkan Shinichiro nampak menggelengkan kepalanya saat melihat adiknya itu ngambek lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sillage [MaleReader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang