Eight

1.5K 134 1
                                    

Di sebuah gudang. Sesosok pria muda penuh dengan lebam diikat tak sadarkan diri. Terdengar ketukan sepatu pantofel yang menggema ruangan yang mengeluarkan bau anyir yang sedap. Pria paruh baya itu membuka kacamata hitamnya.

"Bangun kan dia.." suruhannya.

Penjaga pun menyetrum tubuh sang pria muda tersebut dengan volt yang terbilang sangat tinggi.

AKH!!!!!!!

Hahhh..Haahh..

"Ash.. you.." pria itu tersadar dan menatap penyandra dengan sengit.

"Tell me everything you know 'bout the thing that Mr. Jeon hidden?" Tanya nya langsung tanpa basa-basi.

"I won't tell you.." jawabnya tak kalah sengit.

Tiba-tiba terdapat layar monitor menayangkan sesosok 2 orang sedang dalam perjalanan dengan mobil. Ia menunjukkan sebuah tombol merah dihadapan sandranya.

"If you don't tell me.. they'll die.." ancamnya.

Pria muda itu tertawa terbahak-bahak membuat penyandera itu murka dan menyuruh anak buah menyetrum pemuda itu berkali-kali.

AKH!!!

AKH!!!!

"JUST TELL ME OR YOUR PARENTS DIE!!" Pekiknya. Sementara pemuda itu masih tertawa dalam kesakitan dan dengan beraninya membalas tatapan tajamnya.

CUIH!!

Pemuda itu dengan beraninya meludah wajah penyandera itu.

"Do it then!" Ujarnya dengan santai.

Tanpa basa-basi penyandera itu menekan tombol tersebut dan terjadi ledakan yang menewaskan kedua orang tersebut. Pemuda itu hanya tersenyum dan tidak merasakan rasa sedih ataupun rasa bersalah. Karena kedua orang tuanya pantas mendapatkannya.

"You know kid. If i were you, i will make this situation easy and smooth..."

"But sorry, I'm not you. So you just wasting your time. If you still beggin' me to tell, so it's vain." Smirknya dan ia mendapatkan beberapa bogeman dari pria paruh bayah itu.

Pemuda itu sudah sekarat. Frustasi sudah penyandera tersebut karena betapa setianya para pengikut Tuan Jeon itu. Ia langsung menelepon seseorang.

"So, i hope the good news.." ujarnya.

"Maaf tuan, ternyata di mansion kediaman Nyonya besar Jeon tidak ditemukan barang tersebut.."

Pria paruh baya itu murka dan meremat ponselnya dengan kuat.

"Apa kau menemukan puterinya??"

"Tidak Tuan. Kami memang sudah meledakkan tablet tersebut dan kami mencari di sekitar ledakan tidak ada  tanda-tanda tubuh mereka??"

"Mereka? Jadi putrinya tidak sendiri??"  Suaranya meninggi.

"Ti-tidak tuan.."

Ia langsung  memutus sambungan dan menelepon tangan kanannya.

"So ?"

"Semua tersusun rapih boss.."

"Bagus, aku mau kau tetap mengawasi mereka, dan jangan sampai gelagap mu dicurigai yang lain. Okay.."

Klik!

Ia melihat sandranya sudah tak sadarkan diri. Ia langsung keluar karena moodnya hancur.

Pretty Woman [VKOOK] •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang