Twelve

1.3K 109 4
                                    

Jungkook menatap tajam kearah Vernon. Pria itu hanya bersiul ria tanpa ada rasa beban sama sekali. Ingin rasanya Jungkook menghabisi sahabatnya itu. Tapi ia tahan.

"Masih saja tak merasa bersalah, huh?" Julidnya

"Oh come on! Kau bahkan membela pria itu yang jelas-jelas merendahkan dirimu jeon? Otakmu dimana??"

"Dia kekasihku. Aku bahkan tak pernah menyakiti istrimu seperti itu.." Vernon memutar kedua matanya.

"Of course kau tidak melakukan itu dan jangan samakan istriku dengan pria tengik itu dan kemana Jungkookku yang ku kenal?? Bermain-main dengan perasaan pria, menjadikan mereka boneka layakanya para pria jalang disana, bahkan ketika ada yang merendahkan mu, kau pasti akan membuat perhitungan tak apun. Where's my Leader? Where is she?? Is it you??" Ini lah Jungkook tidak suka dari Vernon.

Pria itu terlalu pendendam kelas kakap. Sifat arogan, berdarah dingin, keras kepala tak jelas membuat dirinya sangat menyimpang. Jungkook mengeratkan tangannya hingga buku-buku kukunya memutih.

"Kau belum sepenuhnya mengenal jati diriku sebenarnya Vernon. dan Taehyung adalah pria yang baik, kemarin hanya kesalah pahaman saja. Jadi stop! Jangan melakukan tindakan yang tidak-tidak. He's my Man now.."

Vernon menghisap secarik rokoknya dengan rahang yang mengeras ia pergi meninggalkan Jungkook begitu saja. Tanpa disadari Taehyung melihat dari jauh dan ia tidak mendengar percakapan antara mereka berdua. Taehyung langsung menghampirinya lalu memeluk Jungkook dari belakang dan mencium leher wanitanya itu.

"Wajahmu terlihat kusut sekali sayang, apa si blasteran itu menyakitimu, hmm??" Taehyung kembali mencium leher Jungkook. Ia sangat menikmati bibir Milik Taehyung. Emosi Jungkook mulai mereda karena kehadiran Taehyung.

"Ahh.. aku hanya menegurnya saja, baby. Dan berhentilah memakanku. Nanti kalau ketahuan sama Daddy bagaimana??" Taehyung Terkekeh lalu mencium pipi tembam milik Jungkook.

"Aku ingin jalan-jalan oppa. Aku bosan di mansion saja.."

"Kalau bagitu ayo, kamu siap-siap sana.." Tautan tangan mereka terlepas dan Jungkook menampilkan senyum manisnya yang membuat Taehyung semakin menggilai kekasihnya.

"Ahhh! Kapan aku bisa memilikinya seutuhnya, Tuhan.." ujarnya tersenyum bodoh sambil berjalan ke kamarnya untuk bersiap-siap.

.

Kini Hoseok dan Yoongi sedang berada di dalam perjalanan menuju Mansion Tuan Jeon yang berada di pinggir New York. Yoongi menikmati pemandangan sore menjelang malam. Lampu-lampu mulai menyinari satu persatu gedung di negara bagian amerika ini.

Sekali-kali mengeluarkan tangannya dari jendela dan mendayu dengan lentik. Hoseok tersenyum tipis melihat Yoongi hari ini sangat Indah dimatanya. Bukan-bukan maksudnya setiap harinya.

Jantung milik Hoseok terpacu tak karuan.

"Hah.. malam ini sangat indah bukan, Hoseok??"Lembutnya.

"Yaa seperti dirimu.." gumamnya tanpa sadar. Hoseok terkejut. Apa yang baru saja ia katakan barusan.

"Kau mengatakan sesuatu??" Tanya Yoongi seketika membuat Hoseok bernafas lega.

"Maksudku tentu sangat indah malam ini. Apa lagi beberapa minggu lagi keta merayakan natal bersama.." Yoongi mengangguk setuju.

"Hah aku ingin sekali merayakan natal. Namun seperti biasa pasti akan sepi.." lirihnya. Hoseok sedikit sakit mengingat masa lalu Yoongi. Hoseok menepuk bahunya dan menampilkan senyum matahari.

"Kamu tidak kesepian, kan ada aku, nunna, appa dan eomma yang akan menemanimu merayakan natal ini. We're your family and You part of it yoongi.." Yoongi tersenyum tulus.

Pretty Woman [VKOOK] •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang