Twenty Two

1K 104 8
                                    

Diruang yang sempit. Mark, Bambam, dan Hero menatap dingin ke arah pria yang mereka sandera. Setelah kejadian yang menimpa bossnya. Mereka berhasil melumpuhkan mantan Hero tak lain Timothee. Sudah 2 minggu ia di sekap, dan masih enggan menjawab pertanyaan mereka. Siapa dia sebenarnya.

"Dude, are you not bored stay like this??" Ujar Bambam lalu menarik kerah baju pria itu.

"Just fucking tell us? Who are you? Who you work for?? Why you doing this??" Ujarnya membara.

"Honey.." peringatan Mark. Ia tak mau Bambam kelepasan.

"I think i should do this.." tutur Hero yang masih terpaku ke Timothee.

"Just two of us, alone.." ucapnya kembali. Karena ia fikir jika berdua saja akan lebih mudah.

"Okay then, Bamie ayo.. biarkan mereka sesama mantan.." katanya membawa bambam keluar.

Hero menatapnya lalu duduk berseberangan dengannya. Timothee enggan menatap mata hijau zamrud itu, karena ia takut. Takut dengan tatapan Hero notabe mantannya sendiri.

"So.. this is the answer.." ucap Hero membuka keheningan diantara mereka.

"Why you in london, zurich, even in italy. It's like you do something that i don't know before. You're a spy Of Houston..." Timothee terpaku karena Hero mengetahui identitasnya sekarang.

"If i'm wrong, you do this because of Jungkook. You have issues about her, Am i right??" Timothee masih enggan menjawab. Wajah Hero semakin maju dan menyisahkan jarak 2 cm.

"Tell me, you still love me? Do you??" Desisnya. Hero bisa mendengar suara detak jantung yang kuat dari mantannya. Ia terkekeh lirih, ternyata pria di depannya masih memiliki perasaan yang sama.

"Baby listen.." Hero menautkan tangan Timothee.

"I'm not gonna hurt you, even my friends out there. But please just tell me, why you doing this.." Timothee menggeleng sambil menangis. Hero langsung memeluknya.

"Hey-hey babe why you cry, it's okay. Just tell me slowly.. it's okay i'm here..." di luar jendela sana Bambam sudah kebakaran Jengot.

"Mark! Biar aku masuk! Sialan Pria lenje itu makin menguras waktu saja!"

"Bambam please! Kumohon atur emosimu dan belajarlah bersabar! Lama-lama aku muak kalau kamu seperti ini!?" Mark marah. Ya seorang Mark yang bucin dengan Bambam akhirnya meledak juga. Bambam diam, Mark tak pernah membentaknya sebelumnya. Matanya memanas, Bambam menangis.

Mark yang sadar, langsung memeluk gadisnya. Ia bergumam maaf terus-menerus. Ia sungguh merasa bersalah membentaknya tadi. Okay kembali kali ke Hero dan Timothee.

Timothee masih diam. Ia menatap secarik kertas dan pulpen yang berada di meja tersebut.

"Hero.." lirihnya. Akhirnya Timothee buka suara.

"Yes babe!" Tuturnya semangat. Timothee menunjuk benda yang ia maksud.

Akhirnya Hero memberikan kertas dan pulpen itu. Timothee nampak menuliskan sesuatu. Ia memperlihatkan tulisan tersebut. Yang bertulis.

'There's a chip inside my head..'

Hero menyerit bingung.

'If i tell you, i'll explode..'

Hero tak bergeming. Sejauh ini kah, para pengikut Houston sampai-sampai berusaha tutup mulut karena dipasang alat peledak di kepala mereka. Timothee menulisnya kembali.

'The clue : Jungkook knows..'

Hero makin kebingungan. Bosnya tahu, lalu mengapa Jungkook menyuruh mereka mengintrogasi Timothee? Hero keluar dari ruangan tersebut. Sedikit canggung melihat Mark berpelukkan dengan Bambam. Mark yang melihat raut Hero pun seakan telepati mereka tersambung.

Pretty Woman [VKOOK] •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang