Eighteen

1K 101 0
                                    

Luhan menghirup bau obat-obatan yang menyengat. Samar-samar ia melihat sesosok pria memanggil namanya dan berucap syukur berkali-kali.

"Luhan, hey adikku.. kau siuman??"

Luhan mengerejap matanya. Ia sedang tak bermimpi kah? Sudah 15 tahun lamanya kakaknya pergi tanpa memberi ia kabar akhirnya kembali. Ia tak bisa membendung air matanya itu. Kakaknya itu adalah satu-satunya yang tersisa dari sebuah tragedi yang menimpa keluarganya. Pria itu tersenyum hangat dan sama-sama menangis.

"Koko? Zitao?? benarkah itu kau? Kemana saja kau?? Aku mencarimu bertahun-tahun hiks!"

Pria yang nama panggilnya Tao langsung memeluk hangat sang adik dengan erat. Ia sangat merindukan adiknya itu.

"Syukurlah aku tidak terlambat menyelamatkan mu dan suamimu. Akh bisa gila jika kamu meninggal, cuman kamu keluargaku yang tersisa Luhan.." ujar Tao sambil mengelus pucuk rambut sang adik.

"Hiks jangan pergi lagi kumohon koko, kumohon jangan pergi.." Tao mengangguk sambil mengusap air mata wajah adiknya.

"Aku disini, tenang saja.."

"Kemana saja kau?? Beritahu aku, koko terlihat kurus.. dan wajahmu sedikit lelah, makan mu selama ini bagaimana—

—sshh.. adikku tenang. Aku sehat-sehat saja, masalah kurus bukannya semakin umur kita semakin terlihat seperti daun melayu, hmm??" Tao memberinya sedikit bumbu humor karena ia tak mau pikiran negatif adiknya semakin menjadi.

"Adikku inj haus atau lapar?? Mau ku suapi??" Ia sengaja mengubah topik.

"Suapi aku koko.." ujarnya dengan nada manja.

"Dengan senang hati, adikku yang baik hati ini.."

.

Sehun membeku. Saat ia terbangun, pertama yang ia lihat adalah kakak laki-laki istrinya itu yang menghilang selama bertahun-tahun lamanya. Tao hanya menatap dingin ke arah sehun. Dari dulu pria itu tidak suka dengan Sehun.

"Uhm welcome back, kakak ipar. Dan terima kasih telah menyelamatkan kita.." canggungnya

"Cih, aku tak perlu menerima salam selamat datang mu itu. menyelamatkan mu? Aku tadinya ingin menyelamatkan Luhan saja. Dan mengambilnya yang seharusnya bukan menjadi milikmu—

—apa-apaan kau berusaha memisahkan ku dengan Luhan lagi?? Itu tidak akan mungkin terjadi!?" Kini Sehun semakin murka.

"Koko! Sampai kapan Koko berselisih dengan suamiku??"

"Adikku sejak kalian pacaran saja aku sudah tidak setuju dengan pria menyusahkan ini—

Sehun mengepalkan kedua tangannya. Jika ia tidak sakit, Sehun menjamin, pria bernotabe kakak istrinya itu akan tinggal nama saja.

—sialan bukannya kau yang selalu menyusahkan Luhan? Istriku mencari keberadaan mu bertahun-tahun, kau tahu ia harus mondar-mandir psikiater itu karena mu bodoh!" Tao tertawa ironi. Karena dirinya kah? Ia merasa tak terima.

"Sehun-sehun, kau tahu satu hal. Walaupun aku menghilang saat itu, aku selalu mengawasi gerak-gerik kalian. Soal Luhan ke psikiater itu belakangan ini bukan? Karena anak mu itu tidak menerima kehadiran adikku kan?? Kau yang membuat mental adikku sakit karena ke bajinganmu!? Aku merasa bersalah kepada istri pertamamu itu, aku tak menyalahkan anakmu itu, karena ia sama sekali tidak ada sangkut pautnya. Jika aku berada diposisinya juga aku akan sama bersikap seperti itu—

—ZITAO! ZÚGÒU DE!–

—Nǐ CHÉNMÒ DE JÎÊJÎÊ!!

Pekik Tao ke Luhan yang memotong pembicaraannya.

Pretty Woman [VKOOK] •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang