24| two angel

208 20 1
                                    

Pagi itu adalah pagi yang cerah, udaranya pun sejuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu adalah pagi yang cerah, udaranya pun sejuk. Yoshi dan Mamizu sedang bejalan - jalan menyusuri area tempat mereka tinggal.

Usia kehamilan Mamizu sudah mencapai 35 Minggu. Ah, perut Mamizu yang semakin buncit terlihat sangat lucu dimata Yoshi.

"Makasih ya kamu udah bertahan sejauh ini." Yoshi menyodorkan beberapa bunga yang sengaja dia petik khusus untuk sang istri tercinta.

"Yosh, aku ini... kalau bukan karena kamu dan anak kita... kurasa aku tidak ingin bertahan sampai sejauh ini. Aku janji akan berjuang sampai anak ini lahir kedunia, aku juga janji bakal terus sama kamu. Makasih ya buat semuanya."

Yoshi mulai berkaca - kaca.

"Janji ya jangan pernah ninggalin aku?"

Mamizu mengangguk, "Janji! Tapi kamu juga harus janji bakal berjuang juga buat aku dan anak kita, jangan pernah ada kata nyerah."

Mamizu kini tidak dapat menjalani kemo terapi karena kehamilannya, dia hanya terus minum obat dan berusaha dengan keras untuk menahan rasa sakitnya demi sang buah hati.

Mamizu sendiri yang memilih untuk menempuh jalan ini, ia lebih memilih untuk mempertahankan bayi dalam kandungannga walaupun rasa sakit sangat sering menghampirinya.

"Janji! Gimana aku bisa nyerah kalau ada dua malaikat yang bergantung padaku. Aku akan hidup bagaimanapun caranya." Yoshi terenyum lembut, kemudian mengandeng tangan sang istri mulai berjalan menuju rumah mereka.

"Aku pingin nanti kamu yang kasih nama buat anak kita." Mamizu mengeratkan genggamannya pada Yoshi dan menoleh padanya.

"Kamu pingin aku kasih nama dia siapa?"

"Kok malah nanya ke aku, kamu donk yang mikirin namanya, aku kan pengen kamu yang kasih nama. Jangan kasih tau nama itu ke aku sebelum bayi ini lahir."

Yoshi mengangguk.

🍀

















"Ahh... Yosh... ahhh..." Mamizu yang sedang berbaring dikamarnya merintih kesakitan.

Yoshi yang mendengarnya langsung berlari masuk kekamar.

"Obat aku..."

Yoshi mengobrak abrik meja dan rak meja yang ada dikamar itu, namun tidak juga menemukannya. Yoshi semakin panik.

"Di dapur... ahh..." Mamizu teringat bahwa dia tadi meletakkan obatnya didapur.

Yoshi langsung berlari menuju dapur dengan kepanikan luar biasa.

Obat itu berada di atas meja makan, Yoshi langsung mengambilnya.

Saat akan berlari menuju kamar lagi, "Aahh..." dia berhenti sejenak, dadanya terasa nyeri.

ONLY YOU | Kanemoto Yoshinori ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang