2. ANGLE

3.4K 207 0
                                    

• • •

"Arghh.."

Suara rintisan itu keluar dari mulut Kana, kini kepalanya sakit sekali.

"Aku dimana? Sttt.." desis Kana sambil memegang kepalanya yang sangat sakit.

Ceklek..

Pintu ruangan terbuka, menampilkan wanita dan pria paruh baya yang langsung menghampiri dirinya dengan wajah khawatir, Kana bingung dengan alasan..

Kenapa dia ada dirumah sakit?

Apakah wanita dan pria paruh baya ini yang menolongnya dibangunan itu?

Kenapa Kana masih selamat?

Bukan kah sudah banyak darah yang keluar melalui kepalanya?

Pertanyaan nya itu yang membuat kepalanya semakin sakit.

"Kamu gapapa sayang? Atau mau Mama panggilin dokter?" tanya wanita paruh baya itu.

Mama?  Batin Kana.

Kepalanya sangat-sangat sakit, tiba-tiba saja memori asing masuk ke kepala Kana layaknya film yang tengah diputar secara acak.

"Argh.." rintih Kana kemudian semuanya berubah menjadi gelap, ia tak sadarkan diri.

"Dokter! Dokter! Pa panggil dokter Pa, panggil dokter!" panik wanita itu yang Kana dengar samar-samar.

──────────

"Kemungkinan benturan yang cukup keras menyebab kan anak ibu amnesia." jelas dokter Ridwan yang berada disebelah Kana.

"Terus keadaan anak saya gimana dok?" tanya wanita paruh baya itu yang terlihat khawatir.

"Keadaannya membaik, mungkin tak lama ingatannya akan kembali." ucap dokter Ridwan.

"Sayang, maafin Mama." tangis wanita itu pecah lalu mengusap kepala Kana dengan lembut.

"Ma.. Udah ya? Semua akan baik-baik aja." ucap pria paruh baya itu sambil mengelus bahu istrinya menenangkan.

──────────

Pagi hari menyapa..

Gadis yang tengah berbaring dibrankar itu kini terlihat bereaksi, jemarinya bergerak.

"Arghh.."

Suara itu lagi yang terulang, entah kenapa kepala Kana sangat sakit sekali ditambah dengan munculnya memori asing yang tak Kana kenal sebelumnya.

"A-aw.. Sstt.." Kana berdesis sambil memegangi kepalanya yang begitu sakit.

Pintu terbuka, wanita kemarin menghampiri dirinya sambil membawakan semangkuk bubur dan air putih, ia terkejut saat melihat Kana telah sudah duduk dibrankar, tanpa pikir panjang wanita itu langsung memeluk Kana erat.

"Maafin Mama sayang, Mama gabisa jaga kamu.. Maafin Mama.. Maafin Mama sayang.." ucap nya berkali-kali sambil menangis dipelukan Kana. Kana bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Ta-tante siapa?" ucap Kana gugup.

"Ini Mama sayang." jawabnya sambil menyeka air mata yang jatuh.

"Hah? Mama? O-okey, nama tante siapa?" bingung Kana.

"Hiks, hiks..."

"Pertanyaan aku salah ya? Maaf."

"N-nama Mama, Angel." ucap wanita dengan sebutan Angle itu sembari menahan tangis, siapa yang tak sedih kala melihat anaknya sendiri tidak mengenali orangtuanya.

"O-oh gitu." gugup Kana, tidak tau lagi ingin bicara apa.

"Huh.." Angle menghembus nafas pelan, "Kepala kamu gimana? Masih sakit? Mama panggilin dokter ya."

"Aku gapapa, tapi aku mau nanya sesuatu, boleh?"

"Boleh, apa sayang?" Angle menyisir rambut Kana lembut menggunakan jemarinya.

"Kenapa aku bisa ada dirumah sakit?"

"Kalo itu nanti Mama ceritain kalo ingatan kamu udah pulih, yaudah kamu makan dulu ya, ini Mama udah siapin bubur, Mama bikin dari rumah soalnya bubur rumah sakit itu ngga enak." Angle mengangkat nampan berisi semangkuk bubur beserta air putih kepangkuannya.

"Makasih, Ma." ucap Kana, senyum lebar nya tertular kepada Angel.

─────

Arlan Brayden Welankar.

Arlan Brayden Welankar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angle Hazpira.

Vote & Comments!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote & Comments!!!

Seeyou next chapter...

Transmigrasi KanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang