13. TAWURAN

1.2K 74 4
                                    

Hi..

Makasih buat yg udh dukung crita aku, happy reading!! Dan jgn lupa vote!!

─────

Ditengah-tengah padatnya jalanan ibu kota, terdapat dua remaja yang kini hanya diam menatap lurus tanpa ingin membuka suara.

Beberapa pertanyaan sempat terlintas dibenak Kaina, dan hanya satu yang akan ia tanyakan.

"Kak.." hening, menatap gadis disampingnya saja enggan.

"Rajash itu siapa?"

"Gausah nanya dia, bisa?"

"Ngga aku nanya do-"

"Shut up" balas Kaisar singkat tidak mau basa-basi.

Kaina pun terdiam sembari memainkan jarinya.

Mereka tiba disebuah gedung apartemen yang sangat mewah dan dikabarkan juga ini milik sah Kaisar Epialest Landra. Hm yeah, Jendral memberi warisannya itu kepada anak tunggalnya untuk dikelola dan hasilnya lumayan memuasakan bagi Jendral sendiri, Ayahnya.

Cowok itu memutar setir dengan lihai untuk memarkirkan mobil kegarasi, ia membuka seat belt lalu keluar dari mobil disusul dengan gadis dibelakangnya.

"Kakak udah ngabarin mama kan kalo aku kesini?" ujar nya saat sudah berada di lift.

"Hm"

Mereka keluar lift dan sudah berada dilantai 23, saat pintu lift terbuka langsung disambut dengan ruang tamu, tidak seperti lantai lainnya, hm mungkin Kaisar tinggal disini? Batin Kaina.

Cowok itu membuka pintu kamarnya, Kaina terdiam melihat kamar lelaki ini dan hanya mematung di depan pintu.

"Duduk, gue mau ganti baju" Kaisar pergi, cewek itu perlahan masuk dan melihat lebih dalam lagi.

Ruangan ini lumayan besar namun sayangnya sangat berantakan, seperti yang sekarang ia lihat, terdapat 6 botol vodka diatas meja dan puntung rokok dimana-mana. Melihat botol kaca itu seperti melihat kejadian sadis yang diperlakukan Avandy dulu.

"Kotor banget," karena risih, Kaina pun mulai membersihkan ruangan ini.

Mengambil sapu dan skop dipojok sana, sisanya Kaina biarkan dan sedikit ia tata agar tidak terlalu berserakan.

Kaisar kembali, ia mengganti seragamnya dengan kaos hitam dan jeans hitam, ditambah rambutnya yang basah membuat tingkat ketampanan cowok itu bertambah, Kaina saja sempat terhenti dengan aktivitasnya karena terpesona dengan cowok dihadapannya ini.

"Ngapain?" tanya Kaisar menaikkan sebelah alisnya, namun Kaina hanya menggeleng dan menyembunyikan sapu dan skop dibalik tubuhnya.

"Gaada yang nyuruh lo ngebabu, cepat pergi kekamar mandi sana"

"Ngapain kak?" beo Kaina.

"Cuci tangan lo!"

"Kamar mandinya dimana?" saat ditanya Kaisar tidak menghiraukan dan malah duduk disofa, yasudah lah, ia akan cari sendiri.

Seusai mencuci tangan ia kembali lalu duduk bersebelahan dengan Kaisar yang sedang memainkan ponselnya.

"Kak ini botol buat mabok ya?"

"Anak kecil ngga boleh tau"

"Ih, aku bukan anak kecil,"

"Lu anak kecil"

"Enggak"

"Iya"

"Engg-" ponsel Kaisar berdering.

Jonathan calling..

Transmigrasi KanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang