19. JANE

644 30 0
                                    

──────

"Target berhasil dilumpuhkan, apa selanjutnya? "

"Lihat perkembangannya dulu."

Telfon terputus.

Cowok itu bangkit dari duduknya, berjalan kearah balkon hotel dan menatap padatnya jalanan ibukota dari atas.

Ia tersenyum miring, "Let's star this game,''

"Kaisar."

────────────

Pagi ini Kaina sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah.

Ia mengambil bandana coklat didalam laci meja riasnya, rambut panjang ditambah bandana yang serasi dengan warna seragamnya itu telihat sangat cantik.

Ia menyandang tas lalu melenggang pergi dari kamar. Jujur saja, wangi tubuh cowok itu masih melekat dikasurnya. Saat bangun, Kaina tidak dapat menemukan cowok itu, kata bi Gina ia sudah pulang saat dirinya telah tertidur pulas.

Ketika tiba dibawah, hanya Arlan yang hadir dimeja makan, dimana Angle?

"Morning Pa."

"Morning too, darling."

Kaina mengambil piring dan lauk yang sudah disiapkan bi Alin, "Mama kemana Pa?"

"Hm? Ee.. Di.. butik, ada klien yang mau kerja sama, sama Mama kamu." ucap Arlan dengan ragu.

"Pagi banget." ucap Kaina.

"Pa." panggilnya.

"Ya?"

"Em, aku mau nanya boleh ngga?"

"Sure, what? "

"Bunda.., aku dimana?" tanya Kaina ragu.

Arlan menghentikan acara makannya.

Drrtt.. Drrtt..

"Maaf sayang, ada yang nelfon, ngobrolnya nanti aja ya?" ujar Arlan lalu pergi dari dapur.

Kaina menelan saliva nya, "Oke."

────────────

Bel istirahat berbunyi, sebagian murid berhamburan keluar kelas menuju tujuannya masing-masing.

"Kalian duluan aja, aku lagi ada urusan." ucap Kaina pada kedua temannya itu.

"Iya dah iya si paling sibuk." ledek Gladys.

"Urusan apaan emangnya?" tanya Viona.

"Biasa, udah kalian duluan aja nanti aku nyusul, oke?"

"Yaudah, hati-hati, kalo ada yang macem-macem langsung telpon gue aja." ucap Viona.

Kata Viona, Kaina adalah anak yang tidak tau apa-apa, karena kepolosannya itu membuat Viona khawatir, takut Kaina malah mau-mau saja kalau ada orang yang berbuat diluar batas pada cewek itu.

"Siap."

"Lu mau nitip ngga?" tanya Gladys.

"Gausah." balasnya.

"Oh oke. Kita pergi dulu ya, babayy."

Gladys dan Viona keluar kelas menuju kantin.

Kaina mengeluarkan benda pipih disaku rok, ia melihat lockscreen ponselnya, sudah banyak pesan dari Kaisar yang menyuruhnya untuk pergi ke rooftop sekolah.

"Mau ngapain sih, heran." monolognya, ia menaruh kembali benda itu ke tempat semula.

Kaina berjalan menuju tangga, tapi seseorang telah menghambat jalannya,  bahu gadis itu ditarik kebelakang sehingga membuat tubuh nya berbalik.

Transmigrasi KanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang