3. IS HE?

3.2K 206 0
                                    

─────

Hari bergulir dengan cepat dan kondisi Kana mulai membaik, hingga akhirnya hari yang sangat ditunggu pun tiba.

"Ananda Kaina sudah diperbolehkan pulang, kondisinya meningkat dengan baik dan juga jangan lupa meminum obat yang sudah saya berikan." ucap dokter Ridwan.

"Baik, makasih dok."

Ya, kemungkinan mereka berdua akan menjadi orangtua baru Kana nanti.

"Baik, saya permisi dulu."

Sekarang Kana mengerti kenapa dia berada diraga orang lain yang sama sekali tidak ia kenali, dan memutuskan untuk menjadi Kaina dan bukan Kana lagi.

Barang-barang dikemas secara rapi dan mereka bertiga akhirnya bisa pulang dengan bahagia.

──────────

Sesampainya dirumah.

Kaina berbaring diranjang dengan kamar yang bernuansa putih bersih, mungkin Kaina yang dulu sangat memperhatikan kebersihan.

Kaina berbaring diranjang dengan kamar yang bernuansa putih bersih, mungkin Kaina yang dulu sangat memperhatikan kebersihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaina diharuskan istirahat yang cukup agar kondisi nya kembali sehat seutuhnya.

Tok.. Tok..

Cklek..

Seseorang datang sambil membawa nampan yang berisikan semangkuk sup hangat dan segelas air putih untuk Kaina santap, tidak lupa dengan obat yang sudah diresepkan dokter Ridwan.

"Permisi non, ini teh dimakan dulu ya, terus diminum obatnya." ujar nya dengan nada khas Sunda.

"I-iya." balasnya dengan tersenyum kikuk.

"Em.. Tante siapa?" tanya Kaina ragu.

"Tante?" wanita itu tertawa pelan, "Saya teh bi Gina atuh non, udah kepala empat gini masa dipanggil Tante."

"O-oh gitu.."

"Iya, oh iya non mau diambilin apa? Biar bibi ambilin."

"Eh.. Gausah bi."

"Oh yaudah, bibi teh keluar dulu ya."

"E-eh bi.. Mau nanya."

"Nanya naon atuh non?"

"Em.. Boleh ceritain ngga? Kehidupan sehari-hari Kaina biasanya gimana?"

"Oh éta, gini non," bi Gina kembali duduk, "Non teh dulu bener-bener resep pisan ama dandan mah, kemana-mana teh ya, non selalu aja pake.. Naon ngaranna? Yang dibibir teh, oh iya, listik."

"Lipstik bi.."

"Hehe iya, lipstik, éta teh ya, maap ni non, maap.. Banget, non selalu pake baju ketat kemana-mana mah, lihat aja atuh dimeja dandan nya non, dilemari non, banyak pisan mekap-mekapan nya sama baju-baju bagus, sama juga non suka pisan beli tas bagus gitu."

Kaina mengangguk paham.

"Disekolah juga kaya nya mah yang bibi denger-denger teh, non suka pisan jahatin orang disekolah."

Kaina mengerutkan kedua alisnya, "Bully? "

"Nah iya éta, sama.. Non kalo ngga diturutin permintaannya teh, pasti ngamuk."

Kaina mendengarkan cerita bi Gina sambil melahap sup itu.

"Teruss.. Non juga suka sama cowok, kasep pisan pokona mah, non kaya udah cinta mati keliatan nya, namanya teh siapa ya.. Bibi lupa."

"Yang bibi tau mah cuma segitu doang."

"Oh.. Gitu, yaudah deh, makasih ya bi.."

"Sama-sama non, bibi ijin keluar dulu ya."

"Iya bi."

Setelah menyelesaikan acara makannya, Kaina melihat diatas tempat tidur, ada beberapa foto seorang laki-laki yang terpajang disana.

Dan kepalanya mulai bereaksi, rasa sakit ini mulai kembali dan yang Kaina lihat adalah, lelaki itu yang biasanya menolak mentah-mentah kehadiran Kaina yang dulu, karena Kaina yang selalu mengganggunya setiap saat, membuat lelaki itu risih dengannya.

"Ck! Gausah deket-deket kenapa sih?!"

"Gua gasuka sama lo! Jadi berhenti buat ikut campur urusan gue!"

"Jangan ganggu hidup gua!!!"

"Makanan lo gaenak, rasanya kaya udah basi."

"Lo denger kan? Lo punya telinga kan? Dia pacar gue sekarang! Jadi lo gausah nempel-nempel lagi sama gue!"

-

"Hem.. Okey, aku bakal bikin Kaina yang dulu jadi baik." ucapnya sambil tersenyum.

──────────

Kaina belum dibolehkan sekolah dan untuk beberapa bulan ini lebih baik ia homeschooling saja dulu.

Tak sangka nilai Kaina meningkat pesat.

Lalu, tibalah saat yang di tunggu, ia diperbolehkan sekolah seperti anak pada umumnya.

Dan sekarang ia bersiap-siap pergi ke mall untuk membeli perlengkapan sekolah Kaina yang baru.

Sayangnya Arlan tidak bisa menemani Angle dan Kaina karena masih ada urusan dikantor.

Angle menghidupkan mesin mobil dan segera berangkat bersama putrinya.

──────────

Kaina yang sudah berada di mall terlihat bahagia karena sudah lama Kana yang dulu tidak ke mall, atau tempat semacam ini, biasanya hanya Kiara yang diajak ke tempat yang bagus, sementara Kaina hanya dirumah dan belajar.

Disana mereka memilah-milih tas dan sepatu yang cocok untuk Kaina.

"Kaina, Kamu mau yang ini atau yang ini?" ucap Angle sambil memilih tas.

"Terserah Mama aja." balasnya sambil tersenyum.

"Yaudah yang ini aja." ucap Angle dan Kaina menyetujuinya.

"Ma, apa ngga kebanyakan?"

"Haha, kamu beda ya sekarang, gapapa sayang."

Mereka memilih-milih dan tak terasa malam pun tiba.

"Kaina.. Kamu lapar ngga?"

"em.. Iya hehe."

"yaudah, kita ke McDonalds aja ya."

Mereka berjalan mencari dimana restoran itu berada, Kaina dan Angle langsung masuk dan memilih makan yang sudah tertera di menu.

"Kamu pilih aja dulu ya, Mama mau kekamar mandi bentar." Kaina mengangguk dan segera mencari tempat duduk yang kosong karena ramai sekali membuatnya kesulitan mencari tempat duduk.

Ketemu, ia langsung ketujuannya lalu duduk. Bersebrangan dengan cowok yang tidak ia kenal, eh tunggu, dia seperti.. Lelaki di memorinya?

"Permisi boleh aku duduk disini?" tak ada jawaban.

Cowok itu tampak terkejut, tapi tak lama ia memalingkan pandangannya ke ponsel lagi.

─────

Vote & Comments!!!

Aku kurang bisa bahasa sunda, tapi aku usahain, ya ≥ ﹏ ≤

Seeyou next chapter...

Transmigrasi KanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang