15. ANA

831 53 0
                                    

Hi, Readres! Sorry banget lama up ceritanya (。•́︿•̀。)

Dan ternyata banyakk banget typo disetiap chapter, aku minta maaf banget..

Jadi.. Buat nebus kesalahan aku, aku bakal buat chapter yang panjang, tapi aku harap kalian ngga bosen ya..

Dan juga ternyata masih ada problem yang aku lewatin, jadi aku taro disini aja ya! Maaf sekali lagi karena kurang teliti "︿"

Ready? Let's read!

─────

Cowok berjaket kulit itu melajukan kecepatan motornya agar cepat sampai pada tujuan, bersamaan dengan beberapa motor dan satu mobil hitam milik Zandreos dibelakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cowok berjaket kulit itu melajukan kecepatan motornya agar cepat sampai pada tujuan, bersamaan dengan beberapa motor dan satu mobil hitam milik Zandreos dibelakangnya.

Semakin lama, semakin banyak pohon yang menjulang tinggi, dan tanah setapak yang hanya mampu dilalui oleh satu mobil saja, layaknya hutan.

Mereka tiba disebuah rumah, rumah dengan tembok kayu, hanya rumah ini satu-satu nya yang dihuni.

Tak butuh ketukan, Kaisar langsung mendobrak pintu itu dengan kakinya. Sangat mudah.

Alvin, Ezra dan Adam memegangi Etlan.

Jonathan, Andrew, dan Kaisar mereka masuk kedalam.

Dan sisanya berjaga didepan, tidak mungkin kan orang selicik Alan membiarkan mereka begitu saja?

Diruang tamu, ada Alan dan kedua anak buah dimasing-masing sisinya, ia duduk santai sambil menghisap puntung rokok, dan juga dengan dahinya yang diperban.

"Dateng juga lo pada."

Alan bersuara sembari membuang puntung rokok lalu menginjaknya agar padam.

Bersamaan dengan itu, dari arah bilik kamar didepan mereka, muncul gadis kecil dan pria besar dibelakangnya yang memegangi kedua tangan gadis itu.

"Kakak.." lirih Ana.

Alvin, dan Ezra berjalan kearah dimana Alan berada, lalu mendorong tubuh Etlan sampai berlutut.

Dan Ana, adik kecil Kaisar itu terlihat sangat berantakan, rambut yang biasa dikepang dua sekarang dibiarkan tergerai begitu saja, mata yang bengkak akibat menangis dan dress bunga-bunganya yang sudah sangat kotor.

"Oke, so, who won it? " tanya Alan santai [Jadi, siapa pemenang nya?]

"Lo lah, lo yang bikin taruhan tapi lo yang kalah, gimana sih." sarkas Adam.

"Gaada yang menang, gaada yang kalah, sekarang anggota lo udah gaada yang berkurang lagi kan? Jadi balikin Ana atau ni orang bakal gua bikin gaada sekalian?" ujar Kaisar.

Mata Alan berganti kearah pria besar dibelakang Ana, mengisyaratkan untuk melepaskan kedua tangan gadis itu. Akhirnya Ana terbebas dari cekalan pria itu, ia berlari sambil menangis kearah Kakaknya.

Transmigrasi KanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang