11. ATTENTION

1.4K 92 1
                                    

Thankyou for 1,50k reads guys..

Vote yang banyak ya yankk👀

─────

"Dadah Vio, makasih ya." Kaina melambai, Viona pun pergi dari rumah orangtua Kaina.

Mereka baru saja pulang dari pesta ulangtahun Gladys, jam menunjukkan pukul 00.48, ia segera masuk kedalam rumah.

Sepertinya pemilik rumah sudah tidur, Kaina berjalan menuju kamarnya.

Langkahnya terhenti kala mendengar suara tangisan serta teriakan yang berasal dari arah kamar orangtuanya.

Kaina mengerutkan dahi, perlahan ia mendekat.

"Apa aku harus teriak ribuan kali?! Biar kamu nggak salah paham? Aku capek ngel, aku capek!"

"Tapi aku lihat pake mata kepala aku kalo kamu sana Wina!"

"Mana, hm? Mana buktinya!"

"Hiks.. Kamu. Kamu kalo pengen udahan silahkan pah, jangan kaya gini, aku sakit! Kalo gitu kita cer-"

"Argh! Kamu ngomong apa sih?! Kamu pikir gampang? Gimana nasib Kaina nanti?!"

Air mata Kaina menetes, semakin lama semakin deras, ia menutup mulut dengan kedua tangannya agar tidak menimbulkan suara.

Rasanya sangat menyakitkan, mendengar kedua orangtua bertengkar, ia tidak ingin kejadian dulu terulang lagi.

Ia tidak mau berlama-lama disini, Kaina pergi dari sana menuju kamarnya.

Gadis itu duduk diranjang, memeluk kedua lututnya sembari menangis, terlihat dari bahunya yang bergetar.

Suara teriakan kedua orangtuanya kini meredup saat ia menyalakan lagu melalui ear pods nya dengan volume yang tinggi.

──────────

13.09

Hari ini Kaina tidak bisa masuk, ia demam, badannya hangat. Entah alasannya apa, Angle dan Arlan pun tidak tahu.

Kini dirumah hanya ia seorang, Angle pergi ke toko bunganya dan Arlan pergi ke kantor.

Kaina duduk disofa, sembari menatap layar televisi.

Brum..

Suara motor berhenti tepat didepan rumahnya, siapa itu? Tidak mungkin jika orangtua nya, karena mereka menggunakan mobil masing-masing.

Ia beranjak, mengintip dibalik jendela, "Duh ngga keliatan lagi." karena tertutup dengan gerbang, Kaina terpaksa harus menghampirinya.

Saat tiba didepan, pagar terbuka, dan menampilkan lelaki tampan dengan motor sport hitamnya yang masih dibalut dengan seragam.

Kaina mengerutkan dahi, pasalnya sekarang adalah jam pelajaran.

"Loh kamu kenapa kesini? Bukannya sekarang jam pelaj-" ucap Kaina terpotong karena Kaisar langsung memberikan paper bag yang lumayan besar, entah isinya apa, "Ini ap-"

"Katanya lo sakit jadi gua bawain makanan, dimakan sekalian obatnya, gua masih ada urusan." ujar Kaisar dingin, ia sama sekali tidak menatap gadis disampingnya itu.

"Hm makasih ya, maaf ngerepotin." setelah mengucap, Kaisar langsung tancap gas meninggalkan pekarangan rumah Kaina.

"Iss nyebelin banget si, tapi gapapa deh." Kaina kembali memasuki rumah.

Saat berada diruang tamu, ia membuka isi paper bag itu.

"Wahh.." ujar Kaina girang, ia langsung melahap martabak dan donat dihadapannya ini.

Transmigrasi KanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang