9. KIDNAPPED

1.8K 87 0
                                    

─────

Cewek berambut panjang itu menuruni tangga dengan tergesa-gesa.

"Mau kemana kamu pagi-pagi begini?" tanya Angle yang berada diruang tengah.

"Aku mau beli kado buat Gladys, dia ulang tahun besok."

"Mama anter "

"Gausah katanya Viona mau kesini." dusta Kaina, padahal dia sudah memesan ojek.

"Oh yaudah hati-hati."

"Yaa, kaina berangkat dulu ma." cewek itu mencium punggung tangan mamanya "Babay." lalu pergi meninggalkan rumah bernuansa abu-putih itu.

Kaina agak menjauh dari area rumah dan mendapati ojek yang ia pesan di aplikasi. Lalu melaju kearah tujuan.

Sesampainya ditujuan, ia memberikan uang tunai kepada ojek yang sudah ia tumpangi lalu masuk kedalam toko.

Didalam ia memilih mana boneka yang cocok untuk Gladys.

Karena setahu Kaina, Gladys sangat menyukai boneka, terutama teddy bear.

"Em kaya nya ini bagus, yaudah ini aja." Kaina berjalan menuju kasir lalu membayarnya, tidak lupa ia meminta untuk dibungkus layaknya kado.

Ia keluar toko dan mengecek ponsel genggamnya, karena tidak ada notifikasi apapun ia kembali memasukkan benda pipih itu kedalam tas kecil yang ia bawa.

Cewek itu sebenarnya ingin menghubungi Kaisar untuk menjemputnya namun takut mengganggu waktu cowok itu, jadi ia memutuskan naik taksi saja.

Kaina menunggu taksi lewat, tapi mengapa tidak muncul-muncul? Ia tetap berusaha menunggu.

Mobil berwarna hitam berhenti tepat didepan Kaina, karena keadaan sepi mereka menarik paksa cewek itu untuk masuk kedalam.

"Lepasin!" Kaina memberontak namun kekuatannya tidak sebanding dengan pria berotot yang saat ini ingin menculiknya.

"Lep-" mulut Kaina dibekap oleh kain agar tidak berteriak lagi.

──────────

Drtt.. Drtt..

Cowok yang baru saja selesai mandi itu mengambil ponselnya diatas nakas lalu mengangkat telfon yang sedang berdering, ternyata dari Alan.

"Mphhh mphhh, tuh cewe lo kan? Siapa namanya.. Ehm Kaina ya?"

"Sialan! Lepasin cewe gua anjing!"

"Ada satu syarat."

"Argh... Bacot, dimana lo bangsat!"

"Dimana ya, oh iya.. LEPASIN! LEPASIN..! hiks hiks, sapa dulu dong, KAK KAISAR TOLONGG!-"

Kaisar memutus panggilan telfon dan langsung mengambil jaket kulit sofa, lalu beranjak pergi meninggalkan apartemen mewahnya. Sudah dipastikan pasti cowok sialan itu berada di base camp tempat ia dan anggota lainnya berkumpul.

Ia menyalakan mesin motor sport hitamnya dan melenggang pergi.

──────────

Kaisar melajukan motornya hingga mencapai kecepatan diatas rata-rata.

Sesampainya digedung tua yang mungkin memiliki 13 lantai ini, Kaisar meletakkan helm nya disembarang tempat dan berlari dengan tergesa-gesa. 

Ia menemukan pintu ruangan yang cukup lebar, Kaisar yakin pasti Kaina ada didalamnya.

Ia mendobrak, dan menemukan Kaina yang duduk dikursi dengan tangan dan kakinya yang terikat, lalu keadaan mulut yang diikat dengan kain dan pisau yang dipegang Alan sudah berada disekitar leher cewek itu.

Dahi Kaina yang terlihat sudah mengeluarkan darah akibat goresan pisau itu.

Kaisar berlari dan melempar benda tajam yang ada ditangan Alan kesembarang tempat. Ia menarik kerah baju cowok itu dengan penuh amarah, sedangkan Alan, ia tersenyum smirk.

Cewek itu menangis ditambah dengan darah segar yang mengalir dari arah dahinya.

Alan langsung mendapat bogeman kuat dari Kaisar, entahlah saat itu juga rasanya Kaisar ingin menghabisi musuh dihadapannya ini.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Kaisar memukul kuat pipi musuhnya ini sampai ujung bibir Alan mengeluarkan darah.

Karena tak mau kalah Alan pun menendang kuat perut Kaisar dengan tenaga yang tersisa hingga tersungkur kebelakang.

Dengan cepat Kaisar mengambil pisau yang tergeletak tak jauh dari keberadaannya saat ini. Ia bangkit lalu perlahan maju mendekati Alan yang terlihat sudah tidak berdaya.

"Sorry, but you started first." Kaisar menancapkan pisau tadi keperut cowok itu.

"AAARGH..!" Alan berteriak kesakitan, pasalnya Kaisar dengan sengaja memutar pisau itu. Terlihat banyak nya darah segar yang keluar dari perut Alan.

Kaisar kembali menatap Kaina yang terlihat menangis sejadi-jadinya dengan mulut yang masih diikat dengan kain.

Cowok itu berjalan kearah Kaina lalu melepas ikatan yang ada dipergelangan tangan, kaki, dan mulutnya.

Setelah itu mereka pergi dan tak memperdulikan Alan yang sudah tergeletak dilantai dengan banyaknya darah yang keluar.

"Mau ke dokter?" tanya Kaisar khawatir saat tiba diluar gedung.

Kaina hanya menggeleng sembari menangis, Kaisar menyeka air mata cewek itu dengan lembut, lalu membawa Kaina kepelukannya.

"Tapi dahi lo berdarah." dengan suara serak, Kaisar menyisir rambut Kaina menggunakan jari-jemarinya.

"A-aku takut, hiks" cewek itu menangis layaknya anak kecil.

"Ada gue, gue anter pulang ya?"

Kaina melepas pelukannya dan mendongak keatas "J-jangan nanti mama marah, hiks" terlihat cairan bening yang keluar dari hidung Kaina, langsung cowok itu buang dengan tangannya tanpa jijik sedikitpun.

"Gapapa nanti gue yang bilang ke nyokap lu, oke." Kaina hanya mengangguk.

Diperjalanan pulang, Kaina masih setia memeluk Kaisar dari belakang sambil menangis, ia sudah sangat trauma dengan hal ini, karena Kana yang dulu sangat tersiksa sehingga membuatnya deja vu dengan siksaan semacam tadi.

──────────

"Udah nyampe." tidak ada jawaban, ia menoleh kearah belakang dan mendapati Kaina yang tertidur dipelukannya. Segera ia mengangkat tubuh cewek itu dengan menggendongnya ala bridal style.

"Kaina..."

"Kaisar, Kaina kenapa cepat jelasin sama tante.." ucap Angle histeris.

"Eum maaf tan, tapi boleh saya izin kekamar Kaina dulu ngga? Dia tidur tadi, kalo enggak tante ngikutin saya aja dari belakang aja, nanti saya jelasin."

"Tapi Kaina gapapa kan?"

"Enggak, dia cuma ketiduran."

"Oh.. Yaudah.." Angle mempersilahkan Kaisar masuk, wanita paruh baya itu sudah biasa jika Kaisar berkunjung kerumahnya.

Dikamar, Kaisar menaruh tubuh Kaina diatas ranjang berwarna putih itu dan membiarkan Kaina terlelap.

Cowok itu izin keluar kamar, dan dipersilahkan duduk diruang tengah oleh Angle.

"Jadi gini tan-"

─────

Vote & Comments!!!

Seeyou next chapter...

Transmigrasi KanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang