16. Janji Bertemu

12.7K 1.4K 145
                                    

"Saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik."

Direktur pemasaran Junghwa menutup pertemuan dan penandatanganan kontrak telah diakhiri. Semua orang yang ada di ruangan itu saling membungkuk hormat.

Choi Haeun mencondongkan diri pada manajernya, dan membisikkan sesuatu. Gadis cantik itu kemudian tersenyum dan membungkuk pada staf departemen legal juga departemen pemasaran Junghwa yang satu persatu meninggalkan ruangan pertemuan.

Matanya segera beralih pada pemuda mungil yang belum beranjak dari kursinya dan  tengah mengerutkan kening menatap layar tabletnya.

"Asisten Lee?"

Taeyong mendongak mendengar Haeun memanggilnya. "Ya, Nona Choi. Apa ada yang Anda perlukan lagi?"

Haeun menggeleng dan tersenyum. "Apa kabarmu? Cukup lama kita tidak bertemu."

"Ah itu... saya baik." Taeyong balas tersenyum.

Sejujurnya, sedari tadi Haeun memang ingin menanyakan sesuatu. "Asisten Lee, apa aku boleh menanyakan sesuatu?"

"Silakan, Nona."

"Aku... tidak melihat Ten. Di mana dia?" tanya Haeun.

Taeyong terlihat menimbang sejenak sebelum menjawab. "Nyonya Jung memintanya untuk bekerja dengan beliau sekarang. Bertukar posisi dengan saya."

Mata cantik Haeun melebar mendengarnya. "Dengan kata kata lain, sekarang Ten menjadi asisten bibi, dan asisten Jaehyun adalah kau?"

Taeyong mengangguk. "Betul, nona."

Haeun terlihat agak terkejut. Bagaimanapun dia tau betul betapa legendaris sifat posesif Jung Boa terhadap asistennya yang satu ini. Agak mengherankan perempuan itu mau menukarnya dengan Ten.

"Ah... jadi begitu... " Haeun mengangguk.

Dirinya ingin bertanya lebih jauh, namun merasa ini masih terlalu awal untuk menunjukkan keingintahuannya. Meski begitu, kejutan ini terasa agak menyenangkan baginya.

Tadinya Haeun sedikit berharap Jaehyun akan ikut dalam pertemuan ini, meski normalnya memang tak harus. Gadis itupun telah menyiapkan diri untuk menghadapi asisten Jaehyun yang sinis itu. Namun, di ruang pertemuan justru Asisten Lee yang cantik ini yang muncul dan mewakili Jaehyun.

Bukannya Ten tak cantik, hanya saja Haeun memang merasa malas jika harus berhadapan dengan pemuda itu. Ten selalu bersikap sopan seperti yang seharusnya namun Haeun jelas bisa merasakan, pemuda Lee yang itu entah mengapa, sangat membencinya.

Hanya karena Jaehyun terlihat sangat mengandalkan asistennya itu, maka Haeun menahan diri dan sebisa mungkin tak mengeluhkannya pada Jaehyun. Meski sejujurnya, dirinya merasa muak.

Sebelum ini Haeun tak pernah secara resmi bersinggungan dengan Taeyong namun dia telah mendengar banyak tentang pemuda ini. Jadi meski terkejut, mau tak mau Haeun merasa senang. Asisten Lee yang ini memang seistimewa seperti yang dibicarakan orang-orang; efisien dan profesional, namun sikap ramahnya juga terasa tulus.

"Aku senang bertemu denganmu di sini. Mungkin lain kali kita bisa pergi minum kopi bersama?" tawar Haeun dengan senyum manis.

Sepertinya dia harus mulai menjalin hubungan baik dengan pemuda ini, untuk membantu memudahkan jalan dan urusannya. Lee Taeyong jelas terlihat lebih mudah didekati olehnya daripada Ten.

Taeyong balas tersenyum. "Tentu saja, Nona Choi. Dengan senang hati."

Merekapun berpisah dengan saling membungkuk hormat di luar ruangan. Taeyong pamit untuk segera kembali ke ruangannya, sementara Haeun dan manajernya melangkah menuju lift untuk turun ke lobi.

PLATINUM (jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang