Part 10
Fikri memasuki kantor tempat kerjanya dengan berjalan tenang seperti biasa sembari sesekali menyapa beberapa temannya. Sampai saat tangannya digenggam oleh seseorang, di saat itu lah Fikri refleks menghindar dan menoleh ke arah belakangnya, di mana ada seorang wanita cantik tengah tersenyum ke arahnya.
"Riana, apa yang kamu lakukan?" tanya Fikri sembari sesekali memerhatikan sekitar mereka yang tentu saja banyak orang berlalu lalang di sana.
"Memangnya apa? Aku kan hanya menggenggam tangan kamu? Kenapa? Kamu kaget ya?" jawab wanita yang bernama Riana tersebut.
"Bukan begitu, hanya saja aku enggak suka kamu bersikap berlebihan, orang bisa saja salah paham dengan kita," ujar Fikri serius, yang ditanggapi bibir cemberut oleh wanita itu.
"Salah paham bagaimana? Semua orang juga sudah tahu kalau kita sedang berselingkuh," bisik Riana sembari tersenyum penuh arti, yang tentu saja membuat Fikri cemas, bisa dilihat dari caranya yang buru-buru menarik lengan Riana dan membawanya ke tempat sepi, yang mungkin orang lain tidak akan mendengar pembicaraan mereka.
"Apa maksud kamu tentang semua orang yang sudah tahu kalau kita sedang berselingkuh?" tanya Fikri marah, namun Riana tampak santai menanggapinya.
"Kamu lupa ya? Kan kita sudah resmi pacaran kemarin?" jawab Riana dengan nada yang sama.
"Terus kenapa orang lain bisa tahu?"
"Ya karena aku memberitahu mereka lah."
"Kamu gila ya? Aku sudah punya istri, bagaimana mungkin kamu memberitahu mereka tentang hubungan kita?" Fikri merengkuh pundak Riana sembari menatap wanita itu dengan mata tajamnya. Bukannya merasa takut, Riana justru tertawa kecil melihat tingkah kekasihnya.
"Sayang, aku cuma bercanda kok. Aku enggak memberitahu siapapun tentang hubungan kita, jadi kamu enggak usah khawatir, oke?" Riana menyentuh kedua pipi Fikri, sembari sesekali memainkan wajahnya.
"Kayanya aku enggak bisa lagi melanjutkan hubungan ini, kita akhiri saja ya? Aku mau kita enggak ada hubungan apa-apa kecuali rekan kerja." Fikri berujar serius yang tentu saja membuat Riana tak terima mendengarnya.
"Apa? Putus? Kita bahkan baru saja pacaran kemarin, tapi kamu malah ingin mengakhirinya sekarang? Enggak. Aku enggak mau." Riana menggeleng yakin, ia tidak ingin dicampakkan oleh Fikri meskipun ia tahu lelaki itu sudah punya istri.
"Terserah kamu mau atau enggak, tapi yang pasti sekarang aku mau kita putus, aku enggak mau punya hubungan apapun sama kamu." Fikri menjawab yakin.
"Kamu kenapa sih? Cuma karena aku bercanda tadi, kamu jadi kaya gini? Jangan kekanak-kanakan dong, aku ini juga punya perasaan, kamu enggak bisa seenaknya sama aku." Riana menjawab tak terima, ia benar-benar tidak bisa melepas Fikri begitu saja.
"Aku minta maaf, kemarin aku terlalu terbawa perasaan sama kamu, sampai aku enggak berpikir panjang kalau apa yang aku lakukan saat itu pasti menyakiti Diandra, istriku." Fikri menjawab menyesal, ia tahu keputusannya itu akan menyakiti Riana, namun kalau tidak segera ia hentikan, hubungan itu bisa saja menjadi bom waktu yang akan menghancurkan kehidupannya.
"Sebelum semuanya menjadi semakin jauh dan rumit, jadi akan lebih baik kalau kita akhiri ini sekarang." Fikri melanjutkan ucapannya, ia sudah sangat yakin dengan keputusannya.
"Tapi aku enggak mau," jawab Riana dengan mata berkaca-kaca, yang tentu saja membuat Fikri frustrasi melihatnya, namun tidak ada yang bisa ia lakukan kecuali memperjelas semuanya.
"Riana. Aku benar-benar sudah enggak bisa melanjutkan hubungan ini, jadi tolong kamu terima keputusanku ya? Toh, Kita juga baru memulainya kan? Itu artinya mudah untuk melupakan semua yang sudah terjadi di antara kita." Fikri berujar serius yang berhasil membuat Riana menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dicintai suami temanku (TAMAT)
RomanceDikhianati dua orang yang sangat ia sayangi, membuat Diandra larut dalam rasa kebencian, yang membawanya pada rencana untuk membalas dendam. Diandra memilih untuk mendekati suami dari temannya, namun siapa yang menyangka bila lelaki dingin itu sudah...