Part 13
Diandra termenung di dalam ruangannya, sedangkan posisinya saat ini sedang sendirian setelah Laura berpamitan pulang beberapa jam yang lalu. Diandra sendiri masih harus dirawat dan akan dibolehkan pulang besok pagi, namun sepertinya Fikri tidak akan menemaninya malam ini, karena sudah setengah sembilan, suaminya itu tidak kunjung datang.
Diandra hanya bisa menghela nafas beberapa kali sembari menatap ponselnya yang tak menyala sama sekali, padahal sedari tadi ia sangat berharap Fikri menghubunginya dan mengatakan apa yang sedang dia lakukan dan di mana dia sekarang.
Diandra sendiri tidak ingin menghubungi Fikri lebih dulu, karena ia tidak tahu hati lelaki itu sudah merasa lebih baik atau belum. Diandra takut, menghubunginya hanya akan membuat Fikri merasa kesal dan pada akhirnya memarahinya lagi. Diandra juga berpikir untuk memberi lelaki itu waktu untuk sendiri, karena ia yakin kegugurannya juga tidak mudah untuk suaminya terima.
"Selamat malam, Bu." Seorang dokter tiba-tiba datang menyapanya ditemani dua suster di belakangnya.
"Malam, Dok." Diandra berusaha tersenyum di hadapan mereka, meski bibir pucatnya tampak enggan melakukannya.
"Saya di sini mau menyampaikan hasil dari pemeriksaan tadi siang tentang kenapa Anda bisa keguguran. Tapi sebelumnya, saya ingin bertanya, boleh kan?"
"Tentu saja boleh, Dok."
"Apa Anda sengaja meminum obat penggugur kandungan?" tanyanya yang tentu saja membuat Diandra terdiam, karena ia pikir dirinya cuma salah dengar.
"Penggugur kandungan, Dok?" tanya Diandra memastikan.
"Iya, apa Anda dengan sengaja meminumnya?"
"Saya tidak pernah meminum obat semacam itu, Dok. Untuk apa saya melakukannya?" jawab Diandra tak habis pikir, namun justru ditanggapi heran oleh dokter tersebut.
"Aneh. Tapi dari hasil pemeriksaan, di tubuh Anda terdapat obat keras yang biasa digunakan untuk mengugurkan kandungan."
"Enggak mungkin, Dok. Saya makan nanas saja enggak pernah, apalagi sengaja minum penggugur kandungan, dokter pasti salah periksa milik orang lain kan?" ujar Diandra yang disenyumi oleh sang dokter.
"Sayangnya saya tidak salah periksa, ini memang hasil pemeriksaan milik Anda. Mungkin sebelum Anda keguguran, Anda tidak sengaja meminum obat semacam itu, jadi bisa dipastikan penyebab Anda keguguran itu karena obat penggugur kandungan." Sang dokter menjawab yakin, yang tentu saja membuat Diandra bingung dan memikirkan semuanya dari awal.
Diandra mulai berpikir dari saat ia masih di rumah, saat masih pagi ia merasa sehat-sehat saja, ia cuma meminum jus buah dan sarapan nasi goreng. Namun siangnya Diandra datang ke kafe dan meminum minuman yang Laura pesan, ia juga tidak sempat makan, karena perutnya tiba-tiba terasa sakit lalu ia pingsan dan saat sadar ia sudah berada di rumah sakit.
"Laura. Apa dia yang memberiku obat penggugur kandungan?" gumam Diandra terdengar ragu, ia bahkan langsung menggeleng kuat dan mengelaknya karena rasanya juga terdengar mustahil sahabatnya itu tega melakukannya.
"Apa yang aku pikirkan? Laura enggak mungkin setega itu, dia bahkan yang mengantarkan aku ke sini dan menemaniku tadi." Diandra mengangguk yakin, ia tidak akan mencurigai sahabatnya, namun otaknya terus bertanya-tanya siapa yang sudah sengaja memberinya obat penggugur kandungan karena ia sendiri pun merasa tidak pernah ingin meminumnya.
***
Keesokan paginya, Diandra terbangun dengan tubuh yang sudah merasa lebih baik, meski wajah terutama bibirnya masih tampak pucat. Dengan perlahan, Diandra membangunkan tubuhnya dan mencari ponselnya, ia berniat memeriksanya yang mungkin ada panggilan atau pesan dari Fikri, namun sepertinya suaminya itu sama sekali tidak menghubunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dicintai suami temanku (TAMAT)
DragosteDikhianati dua orang yang sangat ia sayangi, membuat Diandra larut dalam rasa kebencian, yang membawanya pada rencana untuk membalas dendam. Diandra memilih untuk mendekati suami dari temannya, namun siapa yang menyangka bila lelaki dingin itu sudah...